Happy reading
"Pantes saya cariin nggak ketemu-ketemu dari tadi, ternyata bertapa disini."
Suara familiar dengan tepukan ringan mengalihkan perhatian haruto. Ia sedikit tersentak saat melihat kondisi jihoon yang bisa dibilang...nggak bisa dijelaskan oleh dirinya dengan kata-kata.
Senyum mengembang dengan apik, dan dipadukan manik bagaikan boba yang haruto akui cukup mengagumkan. Tapi tunggu dulu sebentar, ini kenapa justru penampilannya tidak seperti wajahnya.
Menganga terkejut, ia langsung menutup hidungnya saat mencium bau-bau amis."Yo, kim jihoon, habis mandi darah dimana anda?!"
Pertanyaan yang sangat-sangat tidak ramah dari haruto. Apalagi jika mengingat semalam dia tidak bisa tidur karena dingin suhu, yang entahlah tidak seperti-seperti biasanya.
Jihoon menggeleng "aku hanya mencari sesuatu tadi, tapi ternyata ada para ahli rencana mengepungku."
"Mencurigakan__"
"Kau, mengindari mereka semua sejak kemarin?"
Haruto menghentikan kegiatannya memainkan ujung pena. Matanya bergulir menatap kearah jihoon yang sedang sibuk membuka perban di lengannya. Ia sedikit tersentak melihat luka tusuk yang terbuka lebar, ditempat yang sama dengan luka sebelumnya.
Ia mengulurkan tangannya. Namun tidak dibiarkan begitu saja oleh jihoon yang kini menjauhkan lukanya dari jangkauan haruto.
"Jawab dulu pertanyaan dariku, jangan mengurusi luka ini."
Dengusan haruto berikan. Ia memilih untuk menjauhkan diri dari jihoon, dan mengalihkan pandangannya kearah hamparan blue sky didepannya.
"Sengaja saja, ya, karna mereka semua nggak bisa jawab teka-teki gua," insting waspada haruto bangun. Jarinya seketika menangkap sebuah pisau yang meluncur ke lehernya. "Sampai mereka tau jawaban dari teka-teki itu, maka barulah gua nggak ngehindar.
Jihoon seketika tersenyum. Ditariknya pisau yang mengarah ke leher jenjang milik haruto. Ia meletakkannya diatas meja yang berada dibelakang mereka.
"Baiklah...ternyata calon psikolog memiliki kewaspadaan yang kuat."
Tersenyum paksa adalah satu-satunya yang haruto bisa tunjukkan. Dia sudah tau kemana arah perkodean jihoon, ya sangat mudah di tebak olehnya.
Ia diam-diam menyelipkan tangannya kebelakang. Perlahan-lahan menarik pisau milik jihoon untuk dia ambil. Lalu beralih menyembunyikannya di bawah note book miliknya dengan aman, dan tanpa disadari oleh empunya.
"Kembalikan!"
Srak!
Tubuh haruto menegang. Pisau itu sudah kembali ke tangan pemiliknya. Kini ia hanya bisa memejamkan matanya saat merasakan hembusan nafas jihoon tepat mengenai lehernya. Pelukan paksa terasa semakin erat, apalagi sekarang haruto merasakan sesuatu mengalir keluar dari lehernya.
Rasa perih mulai menjalar ke seluruh bagian leher haruto. Sayatan yang terukir memanjang diarea leher hingga pundak bagian atas, dan pisau yang kini telah dijatuhkan kedalam kolam begitu saja memberikan sebuah peringatan untuknya.
Namun sayang sekali haruto. Dirimu sudah tidak bisa memberontak dari singa lapar yang kini sudah tersenyum miring tepat didepan mu.
"Lo, mau apa lagi kali ini, kim jihoon?!"
Seulas senyum kembali terukir dengan apiknya "hanya ingin mencoba saja, ya sepertinya darahmu menarik."
Tanpa memperdulikan haruto yang sedikit mencoba memberontak. Jihoon kini mulai mendekatkan wajahnya kearah leher milik haruto. Indra penciumannya langsung saja disapa dengan bau amis, yang menurutnya sangat menenangkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/346433725-288-k897913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Teen FictionWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...