Part 26

2.9K 254 10
                                    

Happy reading

Flashback...

Haruto mendudukkan dirinya di kursi meja makan. Tersenyum canggung sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal menatap mereka. Tolong siapapun yang mau menyelamatkan dirinya dari situasi mengancam nyawanya ini.

"Haruto? Bagaimana? Setidaknya beri kami clue jawaban teka-teki, mu."

Junkyu meletakkan kepalanya diatas meja menatap haruto. Membuat semua pasang mata ikut menatap kearah haruto, yang cuma bisa diem kaya orang dongo.

Plak!

"Beda topik, itu nanti dulu. Hal yang paling utama kita sekarang ini, adalah kepastian Haruto." Jihoon menabok kepala Junkyu. Mengabaikan saja renggut wajah sebal dari sang adik.

"Lagian hanya dirimu yang memusingkan jawaban teka-teki itu, lihatlah yang lain tidak terlalu memikirkannya."

Kini giliran hyunsuk bersuara. Dia baru saja datang, tapi sudah diadakan rapat dadakan tanpa persetujuannya. Padahal dirinya lah yang paling tua, dan mereka kecuali haruto harus meminta izin pada dirinya.

Tak!

Jeongwoo meletakkan sendok dengan tatapan julid. Menyenggol Junghwan dan juga Jaehyuk yang ada disampingnya tepat. Dan bersamaan mendiskusikan sesuatu yang sangat-sangat rahasia.

"Kalian, masih nggak tau jawaban teka-teki punya, gua?" Haruto menatap pura-pura terkejut. Sedikit tersenyum bangga dalam hati karna mereka tidak bisa menjawab.

"Tidak, itu...cukup susah untukku, apalagi kepalaku hampir meledak padahal ini bukanlah pelajaran matematika." Junkyu bersedakep dada menyandarkan tubuhnya.

Ingatkan dia yang seorang hacker saja bingung dengan jawaban teka-teki haruto. Apalagi saudara-saudara bodohnya, ya mungkin mereka sudah stress. Padahal haruto sudah menjelaskan dengan sedetail mungkin jika jawabannya hanya satu kata.

"Berkaitan sama kalian, jadi harusnya sadar diri." Haruto bangkit dari duduknya menatap santai kearah mereka.

Ia mengeluarkan secarik kertas yang disertai senyum paling manisnya. Haruto langsung mencegah hyunsuk yoshi yang akan membuka kertas tersebut. Menatap dengan tatapan tajam memperingati untuk membukanya setelah dis pergi, karna takut nanti akan terjadi sesuatu yang cukup menggelitik perutnya.

"Apa ini?" Asahi menatap curiga pada haruto yang mulai melangkah pergi.

Langkahnya terhenti. Haruto menghela nafasnya lalu membalikkan badannya. Tangannya menunjukkan jari tengah bersamaan dengan kakinya yang dengan perlahan-lahan mundur.

"Buka pas gua, udah pergi. Jangan sampe heboh apalagi ribut!"

Wushh!!

Haruto langsung lari begitu jihoon dengan cepat mengambil kertas itu. Membuat Ke-sebelas saudara yang kini menatap kearah kertas tersebut tambah penasaran dengan isinya.

Dengan sangat-sangat perlahan jihoon membukanya. Maniknya langsung melebar seketika bersamaan dengan para makhluk yang merupakan saudara-saudaranya.
Mereka semua langsung syok berjamaah melihat apa yang tertulis pada kertas, yang langsung saja oleh asahi disobek-sobek.

Maaf...tapi gua mau nikah sama pak hyun aja, kalo kalian duitnya masih belum seberapa dari bapak kalian.

Bapak-bapak/om-om selalu dihati!!!

Haruto Harem [ Psikolog?] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang