Part 17

3.5K 336 7
                                    

Happy reading

Suasana mansion sedang sepi tanpa ada satu makhluk pun didalamnya, hanya ada haruto dan beberapa pekerja yang sedang bekerja. Diam duduk anteng sambil terus berfikir untuk mendapatkan sebuah ide atau alasan agar bisa keluar dari mansion ini, tapi bodohnya haruto malah mencari inspirasi ide rencananya untuk kabur didapur.

Bahkan sekarang para maid yang sedang mamasak untuk makan malam melihat dirinya dengan tatapan aneh, padahal ini adalah hal yang sudah biasa haruto sering lakukan untuk mendapatkan ide. Dari pada dirinya berdiam diri seperti orang gila di kamar mandi, lebih baik didapur dimana ada banyak maid.

Tapi sayang seribu sayang, otaknya kecil miliknya ternyata sedang Konslet dan tidak bisa diajak kerjasama untuk mencari serta membuat rencana kabur.

"Nggak ada ide nyasar gitu, masa dari tadi cuma kekosongan yang gua dapet." Haruto bergumam sambil melihat maid-maid yang sedang berlalu lalang.

Salah satu maid mendekati haruto yang masih setia merenung, menepuk pelan pundak milik si watanabe yang membuat haruto langsung tersentak kaget.

"Kenapa mba?" Haruto tersenyum canggung.

"Kalo mau nyari temen, biasanya tuan muda yedam didekat kolam renang." Mba mawar menunjuk kearah halaman area belakang.

"Beneran mba?!"

Haruto langsung bangkit dari duduknya dengan tangan tidak lupa membawa note book catatan miliknya, sedikit tersenyum cerah mendengar ternyata tidak semua orang pergi keluar, masih ada satu teman yang bisa menemaninya.

"Iya ru, lihat aja sana." Mba mawar yang sedang mengelap meja dibuat menggeleng maklum.

"MAKASIH MBA!!"

Satu dapur dibuat kaget dengan teriakan maut haruto, walaupun berakhir mereka tersenyum bersama saling menatap satu sama lain. Beruntung lah suasana mansion ini lebih terasa hidup, biasanya hanya diisi dengan kedinginan dan keangkuhan para tuan muda mereka.

"Si paling banyak ide!" Seru haruto dengan semangat 180 derajat Celcius, mengingat jika yedam seorang produser musik.

Langkahnya tertuju pada seseorang yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu dengan tenang, tapi sepertinya haruto tidak akan membiarkan orang-orang tenang dengan semua kelakuannya saat ini.

"Ya elah...malah si yedam lagi sama-sama merenung." Haruto mendengus saat melihat yedam yang terdiam dipinggiran kolam renang.

"Ini sore menjelang malam, biasanya waktu terbaik untuk berfikir."

Haruto menarik lengan panjang miliknya hingga sesiku lalu beralih pada earphone miliknya yang tidak sengaja tertinggal saat malam itu, untungnya tidak rusak atau hilang.

Menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya, haruto menatap lurus kearah yedam yang sedang menunduk melakukan sesuatu. Haruto tau apa yang sedang dilakukan oleh si rubah itu.

"KIM YEDAM! MAU KEHABISAN DARAH LO?!"

Deg!

Tubuh yedam menegang mendengar suara haruto yang berada dibelakangnya, silet ditangannya terjatuh dengan sendirinya karena tangannya tiba-tiba melemas.
Pandangannya kosong menatap kearah jernihnya air kolam, tanpa berniat untuk mencegah darah menetes dari tangannya.

Haruto Harem [ Psikolog?] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang