Happy reading
"Dendam itu harusnya kepadaku, bukan melampiaskannya kepada orang lain!"
....
Tatapan haruto terpaku pada seseorang yang merupakan pelaku pelemparan pisau dipunggung jihoon. Keterkejutan tak bisa disembunyikan haruto saat tau siapa yang berdiri tidak jauh darinya, dan jihoon dengan sebuah revolver ditangannya.
Gurat wajah jihoon yang awalnya terlihat kesakitan, kini berganti mengukir sebuah seringai. Ia menarik begitu saja pisau yang menancap dipunggung miliknya, dan memberikannya kepada haruto.
"Seharusnya kau tidak mengkhianati kepercayaan Renjun, Park Jihoon."
"Lo juga Mark Lee. Bagaimana jika haechan tau jika suaminya sendiri berniat untuk menyakiti sahabatnya?" Jihoon berjalan maju, dan menarik haruto untuk mundur.
Pemuda park itu bahkan mengabaikan darah yang merembes dari luka tusukan pada punggungnya.
"Dia tidak akan pernah tau. Karna orang yang dia anggap sahabat baiknya, akan aku habisi hari ini!" Mark mengarahkan revolver miliknya tepat kearah haruto.
Haruto tersentak dan langsung saja menyadarkan dirinya, pisau digenggam tangannya dia lempar begitu saja ke sembarang arah. Haruto berganti menarik tangan jihoon dan menggenggamnya dengan erat, menyalurkan getaran pada tubuhnya.
Sungguh haruto kembali teringat akan masa lalu. Bayang-bayang suara tusukan serta tembakan tiba-tiba saja menggema keras, membuat haruto langsung menutup telinganya.
"Jangan sampai terjadi, tidak akan terjadi lagi." Gumam haruto dengan cengkraman semakin erat pada jari jihoon.
"KAU MEMANG AKAN MATI HARUTO! KAU HARUS MEMBAYAR APA YANG TELAH YOONBIN LAKUKAN!"
Deg!
Teriakan mark sesaat membuat jantung haruto berhenti berdetak, ingatannya terfokus pada yoonbin sementara hatinya terusik dengan tatapan mata tajam penuh dendam milik mark.
"Tenang saja, gua bakalan ngejaga lo sampai titik darah penghabisan." Jihoon mengelus surai haruto, membuat haruto tersadar dari lamunannya.
Haruto menggeleng. "Tidak! Ini bukan lagi tentang menjaga jihoon!"
Dor!
Jihoon berdecih melihat peluru bersarang pada lengannya. Darah segar kembali mengucur, tanpa terlihat kesakitan jihoon membalikkan badannya dan melangkah menuju mark.
"Dasar bodoh, kau akan ikut serta mati karna melindungi anak itu." Ucap mark dingin.
"Gak masalah, gua justru seneng banget malah. Karna dengan itu, berarti gua udah nepatin janji."
Dor!
Dor!Balasan jihoon terdengar menyebalkan bagi Mark. Ia melepaskan dua tembakan hingga membuat jihoon menghentikan langkahnya. Tidak mengenai haruto, namun melesat ke pohon, dan perut jihoon. Tapi terlihat jelas jihoon masih berdiri tegak, tanpa gurat kesakitan diwajahnya.
Bagi mark itu tidaklah penting, karna terpenting adalah menghabisi haruto yang kini sedang menatapnya dengan tatapan kosong.
"Menyingkir, dan biarkan aku membunuh haruto!" Mark berjalan cepat kearah jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Teen FictionWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...