Happy reading
Hanya satu yang dapat haruto rasakan sekarang, yaitu canggung dan rasa ingin sekali menonjok orang-orang aneh yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan mata menelisik, hanya beberapa saja sih.
Disisi lain haruto juga Pasrah dengan apa yang, sedang dilakukan si kembar pada rambut indahnya itu. Katanya sih mereka ingin menghiasnya dengan pernak-pernik yang mereka miliki, namun dari banyak orang diruangan ini kenapa harus haruto yang menjadi korban mereka.
"Apa lihat-lihat! Punya utang sama gu?" Sewot haruto, jengah dengan tatapan dari mereka.
"Sabar-sabar kak, mereka emang aneh."
Para Kakak langsung mendelik tajam pada jeongwo, yang dengan tidak ada takutnya mengatakan itu didepan mereka langsung.
Haruto langsung menahan tawanya saat mendengar suara jeongwo, yang sedang mengejek kakak-kakaknya.Junghwan sendiri, dia lebih memilih untuk tiduran diatas paha milik haruto dan juga memainkan, pernak-pernik itu. Sedikit lelah karna sedari tadi menghiasi kepala haruto yang btw rambutnya sedikit lebih pendek, tidak seperti milik perempuan.
"Dasar adik durhaka, saya gantung kamu baru tau rasa!" Ancam hyunsuk, dengan sedikit mengancam.
"Jewu digantung...kakak, juju tendang dari rumah!"
Sekarang gantian Junghwan membela kakak kembarnya, solidaritas anak kembar memang bagus menurut haruto yang memperhatikan mereka.
"Bocah! Itu kepala kak ruru kalian mainin kayak gitu."
"Nggak sopan namanya!"
Mashiho menasihati si kembar dengan melibatkan haruto, dia hanya menatap mereka semua dengan tatapan bingung.
"Kak ruru marah ya?" Junghwan bangkit dari acara tidurannya, dan duduk didepan haruto.
"Iya, pasti kak ruru marah sama kita." Jeongwo menghentikan kegiatannya, ikut duduk manis didampingi Junghwan.
Haruto mengerjap pelan, sejak kapan dia marah hanya karna rambutnya dimainkan dan diberi hiasan seperti itu. Apalagi dia sekarang kembali menjadi pusat perhatian orang-orang, aneh ini.
"Lanjutin aja hiasinya, kakak nggak marah tenang aja."
"Jangan dengerin si Mashiho yang aneh itu, okeh!" Haruto menunjuk mashiho yang mendelik tidak terima.
Gini-gini juga mashiho itu termasuk salah satu orang tertampan didunia, hanya saja dalam mimpi sayangnya. Sedangkan saudara-saudaranya yang lain sudah tidak bisa, menahan tawanya.
"Kasian dibilang aneh." Ejek hyunsuk.
Haruto menoleh. "Nggak cuman mashiho doang sih, kalian juga aneh."
Jleb!
Sungguh-sungguh ucapan yang sangat menyakitkan, hingga langsung menembus kedalam hati kecil mereka. Belum juga mereka berkenalan, tapi sudah terlebih dahulu dibuat ngejleb dengan ucapan haruto.
"Itu sungguh sangat-sangat menusuk hati kecil ku." Ujar anak Ke-delapan sedikit disertai adegan, dramatis.
"Sama wahai adik, kakakmu ini juga merasakan hal yang sama." Sahut anak ke-enam, sama-sama sok dramatis.
Tatapan julid langsung mengarah kearah mereka berdua, begitu juga dengan Haruto yang sama-sama memberikan tatapan julid juga. Sungguh sebenarnya tidak ada yang waras, dan tidak aneh kah dirumah atau mansion segede landasan pesawat ini.
"Haruto kan? Psikolog si kembar?" Tanya anak ke-dua.
"Iya bener." Haruto menganggukkan kepalanya, tanda benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Novela JuvenilWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...