Happy reading
Haruto sebenarnya malas untuk bangun pagi-pagi sekali, apalagi jika mengingat semalam dimana dia terlalu lelah karna menjelaskan semuanya tentang apa yang terjadi pada yedam dan Junkyu, kepada hyunsuk.
Tangannya terulur mengambil tas dan juga buku miliknya, berjalan dengan malas walaupun sudah kewajibannya sebagai mahasiswa untuk kuliah. Naasnya jam kelasnya bagian lagi, dimana biasanya haruto masih ngantuk berat.
"Mau kemana pagi-pagi?"
Haruto menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap kearah dimana Jaehyuk dan jihoon berada, ternyata ada Junghwan juga.
"Rutinitas setelah liburan panjang, singkat saja ngampus." Haruto berjalan kearah meja makan, mengambil satu roti panggan yang mungkin saja milik Junghwan.
"Pagi-pagi buta? Oh ayolah apakah yoshi membuat peraturan baru?"
Jihoon menaruh roti miliknya lalu menarik lengan haruto untuk duduk, masih sangat pagi sekali ukurannya untuk pergi sekolah atau kampus. Matahari bahkan masih malu-malu untuk menunjukkan sinarnya hari ini, malah haruto sudah siap-siap pergi kuliah.
"Pagi apanya, ini sudah hampir setengah lima." Ucap haruto langsung membuat yoshi tersedak air.
Byur!
"Apakah masih sepagi itu?"
Yoshi mengelap wajah Junghwan yang dia sembur dengan tisu, sedikit merasa aneh kenapa dia bisa bangun sepagi itu, padahal biasanya belum bangun. Beralih menarik kursi disamping haruto yang menggerutu sebal karena masih sedikit ngantuk.
"Sudahlah bolos saja." Jaehyuk mengelus pelan surai haruto yang masih diam.
Sedangkan sang empunya lebih fokus memakan roti panggan yang mencomot milik Junghwan tadi.
"Nanti gagal wisuda tahun ini, sudah cukup nunggak satu tahun." Haruto sedikit menguap karena terlalu ngantuk.
"Kalian sendiri? Masih pagi sudah ada didapur."
Haruto menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya, melirik kearah jihoon yang sedang mengoleskan selai pada roti miliknya. Tapi haruto terfokus pada satu titik ditangan kanan milik jihoon, seperti ada sesuatu yang merembes.
"Aku tidak bisa tidur, insomnia milikku kambuh." Junghwan melirik kearahnya.
"Kau kenapa?" Yoshi melambaikan tangan didepan mata haruto yang terfokus pada satu hal.
"Lo habis ditusuk siapa hoon?"
Deg!
Jihoon dengan cepat menyembunyikan lengannya yang terluka, walaupun telat karena haruto sudah melihatnya. Apalagi kegelisahan terlihat jelas pada mata yang mencoba untuk tenang miliknya, pasti bagi haruto mengetahuinya sudah sangat mudah.
Mereka serentak menoleh kearah jihoon yang masih mencoba menetralkan nafas sekaligus eskpresi nya, sialnya dia lupa tidak menggunakan baju lengan panjang.
"Kak ji, Lo main lagi?" Junghwan sedikit menyenggol lengan jihoon.
"Shh...aku tidak apa-apa." Elak jihoon mencoba, walaupun sudah meringis.
"Ambilkan P3k wan, takutnya nanti jihoon kehilangan banyak darah."
Haruto memutar kursinya menghadap kearah jihoon yang terdiam, menunggu Junghwan mengambilkan kotak P3k yang kemarin baru saja untuk menolong yedam.
Tangannya terangkat menyentuh dahi yang terasa panas milik jihoon, tersenyum dengan ramah."Habis angin-anginan dimana lo? Panas banget nih jidat!" Haruto menyentil pelan jidat jihoon, membuat sang empu sedikit meringis.
"Didepan mansion." Pasrah jihoon saat haruto menarik lengangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Novela JuvenilWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...