Happy reading
Hyunsuk melangkah mendekati haruto yang sedang duduk didekat kolam renang.
Sepertinya haruto sedang tidak memiliki mood baik, terlihat dari raut wajah masam dan banyak sekali bunga-bunga yang tumbuh ditaman belakang, sudah banyak sekali di setiap sudut kolam renang.Hal itu membuat hyunsuk terkekeh kecil dengan tingkah haruto. Apalagi sesekali terdengar umpatan kesal haruto, yang terdengar jelas.
"Kenapa tidak bermain bersama dua bayi harimau itu?" Hyunsuk duduk di samping haruto, sambil perlahan mengambil satu tangkai bunga yang tersisa.
Haruto yang mendengar pertanyaan hyunsuk lngsung menoleh, dan memasang wajah berkaca-kaca nya. Membuat hyunsuk hanya bisa menggigit pipi bagian dalamnya, menahan gemas agar tidak kelepasan mencubit pipi memerah itu.
"Haru lagi dihukum. Liat, gara-gara tadi jatuh." Haruto menjawab dengan lirih sembari menunjuk luka dilengan, dan lututnya.
"Jadi sama mashi, nggak boleh main sama mereka selama satu Minggu." Lanjut ucap haruto.
Jujur saja haruto sudah berusaha untuk membujuk mashiho, tapi hasilnya tetap saja sama. Dia malah diancam, jika masih mencoba untuk menawar maka dua bayi harimau itu akan dikembalikan ketempat asalnya.
Haruto menghela nafas panjang, tangan miliknya meraba-raba tempat dimana dia meletakkan satu tangkai bunga, yang masih tersisa. Namun haruto menyengrit saat tidak menemukannya, dan justru tangan bertekstur kasar yang kemudian menggenggam tangannya.
"Aku buang, takutnya ada bakteri atau virus yang menempel di bunga itu."
"Kolam renangnya, nanti juga akan dibersihkan lagi sama paman hong."
Hyunsuk berucap dengan santainya tanpa memperdulikan haruto, yang tangannya sedang ia genggam sembari dimainkan sesekali sudah menatapnya dengan kesal.
Plak!
"Lebay, cuma bunga mana mungkin sampe ada bakteri sama virusnya." Kepalang kesal, haruto memukul lengan hyunsuk sedikit keras.
"Nggak ada yang tau, takutnya nanti haru sakit lagi dan tantrum seperti waktu itu." Hyunsuk mengelus-elus kepala bayi besar nya itu, dan sesekali mencubit pipinya walaupun sudah melihat haruto hanya pasrah.
Srak!
Tanpa aba-aba hyunsuk menarik tubuh haruto kedalam dekapannya. Membuat haruto sempat terkejut dan sudah siap untuk melakukan pemberontakan. Namun dia urungkan saat merasakan hembusan angin dingin menerpanya.
"Haru besok waktu wisuda mau hadiah apa?" Hyunsuk bertanya dengan nada penuh kelembutan.
Haruto reflek mendongak menatap manik tajam milik hyunsuk, kemudian beralih kembali menatap kearah cahaya bulan terpantul di air kolam renang, yang kini dipenuhi dengan kelopak bunga.
"Emangnya haru boleh minta sesuatu?" Tanya haruto balik memastikan.
Hyunsuk terkekeh. "Kalo haru, mau minta apapun boleh."
"Sukkie...beneran mau turutin permintaan haru?"
Hyunsuk mengangguk, ia mendaratkan kecupan singkat pada pucuk kepala haruto dan menunggu apa permintaan si manis padannya. Tangannya semakin erat untuk mendekap tubuh, yang nyaman sekali dipeluk itu karna udara malam semakin dingin.
Haruto nampak berfikir terlebih dahulu sebelum dirinya, mengucapkan kepada hyunsuk permintaannya.
"Haru mau resign boleh?" Haruto menatap kearah hyunsuk dengan tatapan polos.
Namun hyunsuk sedikit mengeratkan dekapannya saat mendengar permintaan dari haruto. "Ada yang lain? Mintalah sesuatu apapun, kecuali berhenti menjadi psikolog kami."
![](https://img.wattpad.com/cover/346433725-288-k897913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Teen FictionWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...