01. H-15 : Sahabat

1.6K 120 0
                                    

Brak!

Suara dentuman keras tersebut berhasil membuat Hong Jisoo menoleh terkejut. Ditatapnya sebuah buku yang tergeletak jatuh di lantai kamar miliknya. Diabaikannya buku tersebut, ia terus berjalan membawa kotak berisikan barang-barang miliknya menuju ruang tengah apartment.

Selesai dengan kesibukannya, ia memilih untuk berjalan kembali menuju kamarnya dan meraih buku yang tidak lain adalah album kenangan miliknya selama menduduki bangku menengah atas. Bukan album kenangan seperti biasanya, album kenangan tersebut hanya dimiliki olehnya beserta Jeonghan dan Seungcheol. Ketiganya memutuskan untuk membuat 'album kenangan' dalam versi mereka.

Jemarinya membuka halaman pertama album tersebut, senyum tipisnya secara tidak sengaja terbit di tengah rasa lelahnya. Secara perlahan, ia kembali membuka halaman-halaman selanjutnya, senyum tipisnya tergantikan oleh kekehan pelan. Namun semua itu dihentikan oleh langkah kaki yang terdengar memasuki unit apartmentnya.

"Shua!"

Teriakan nyaring tersebut terdengar bersamaan dengan Jisoo yang segera menaruh album kenangannya ke dalam kotak lainnya. Ia memutar tubuhnya perlahan, ditatapnya dua figur sepasang kekasih yang tengah tersenyum lebar.

"Beneran dateng buat bantuin Shua ternyata" Ucap yang paling muda seraya melanjutkan kegiatannya untuk merapihkan barang-barangnya.

"Yaudah, Kak Cheol bawain barang yang udah siap ke dalem mobil ya? Han, bantuin Shua beresin barang di ruang tengah" Kini giliran yang tertua membuka suara.

Jisoo segera bangkit dari posisinya yang setengah merunduk, "eh gak usah, Hann-ie bantuin yang di kamar aja, sisa sedikit. Yang di ruang tamu biar Shua yang beresin..."

Jeonghan maupun Seungcheol hanya mengangguk lalu segera berpisah untuk melakukan pekerjaannya masing-masing.

Yoon Jeonghan, teman pertama Jisoo semasa sekolah menengah atas. Tampang Jisoo yang lembut membuatnya beberapa kali menjadi korban keisengan kakak kelas maupun teman seangkatannya. Sejak saat itu ia mengenal Jeonghan, siswa yang berani menarik kasar rambut kakak kelas di hadapannya.

Di saat itu juga semesta mengirimkan Choi Seungcheol untuk keduanya, kakak kelas yang dikenal sebagai ketua tim basket. Seungcheol, orang yang menghadang teman seangkatannya ketika mereka siap melemparkan minuman berasa jeruk kearah dua adik kelasnya.

Di hari itu, semesta seakan menuliskan garisan takdir untuk ketiganya agar tetap bersama. Serta janji-janji yang mereka ucapkan semasa itu seakan merekatkan hubungan ketiganya hingga saat ini. Saat dimana Jeonghan tengah sibuk dengan barang-barang di kamar Jisoo, saat dimana Jisoo tengah merapihkan barang-barang miliknya di ruang tengah, saat dimana Seungcheol kembali memasuki unit apartment tersebut setelah membawa dua kotak berisikan barang-barang milik Jisoo ke dalam mobil miliknya.

Seungcheol segera merogoh sesuatu dibalik saku pakaiannya, ia menghampiri Jisoo lalu menunjukan kotak kecil yang sudah ia siapkan sejak seminggu yang lalu.

"Bagus gak?" Tanya Seungcheol seraya membuka kotak tersebut.

Jisoo membulatkan matanya terkejut, kini ia menutup mulutnya sekedar menahan teriakan histerisnya. "Kak Cheol mau ngelamar Hann-ie?!" Bisik Jisoo yang mendapat kekehan pelan dari sang pemilik cincin.

Anggukan pelan sudah cukup menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh Jisoo.

"Wah!!!" Jisoo masih menutup mulutnya serta menahan senyumannya yang terus berkembang. "Shua ikut seneng untuk Kak Cheol sama Hann-ie!"

Seungcheol hanya menggaruk tengkuknya, "tapi kan belum tau diterima atau enggaknya"

"Kak! Siapa yang gak bakal nerima?! Kak Cheol itu termasuk kategori mapan, baik, setia, penyayang. Han pasti nerima lamarannya kak! Kalian kan udah enam tahun pacaran, udah cukup waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Shua yakin deh, Kak Cheol sama Han bakal jadi pasangan terlucu sedunia!!!"

Seungcheol hanya terkekeh mendengar penjelasan dari Jisoo.

"Yang dikamar udah beres semuanya, shua" ucap Jeonghan yang menepuk-nepuk kedua tangannya membersihkan debu yang menempel di telapaknya.

Ia menatap kekasihnya dan sahabatnya bergantian, "kalian ngomongin apaan? Kok seru?" Tanya Jeonghan

Keduanya hanya menggelengkan kepalanya bersamaan, "semuanya udah selesai kan? Kita bawa barang-barangnya sekarang" Seungcheol segera mengangkat barang-barang tersebut.

Sementara Jeonghan ataupun Jisoo segera mengikuti langkahnya di belakang. Jeonghan menatap Jisoo penuh rasa penasaran,

"Rahasia..." bisik Jisoo dengan senyuman usil miliknya.

-

2017,

Jisoo menoleh menatap Seungcheol yang meraih beberapa boneka di hadapannya, "Shua suka?" Tanya yang lebih tua.

Ia hanya mengangguk sebagai jawaban, "dari semua yang Kak Cheol tanya, Shua suka yang ini" kini Jisoo membuka suaranya, dengan ditambahkan sedikit kebohongan dalam kalimatnya.

Jujur dia lebih menyukai boneka kelima yang ditunjukan kearahnya, tapi pria di sampingnya sudah meraih sekitar tiga puluh sembilan boneka untuk sekedar menanyakan pendapatnya.

Jisoo sedikit menghembuskan nafas lega saat figur di sampingnya mulai meraih boneka ke tiga puluh sembilan tersebut, "oke beli yang ini" ucap Seungcheol lalu beralih menuju kasir.

"Kak, emang bonekanya buat apa? Kak Cheol punya adik? Kenapa kita gak ajak Hann-ie kesini? kalau Hann-ie tau, kita bisa kena marah loh..."

Seungcheol hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan yang dilemparkan ke arahnya. Selesai dengan pembayaran yang menyibukan dirinya, ia segera meraih lengan Jisoo untuk keluar dari tempat tersebut.

Jisoo menatap temannya tersebut keheranan, "kak?"

"Kasih ini buat Han ya? Minggu depan Kak Cheol sibuk ujian, tahun ini bahkan kita bakal pisah, giliran kalian berdua yang ada di posisi kak Cheol. Jadi bilang sama Han, anggap aja ini perpisahan dari Kak Cheol"

Jisoo hanya mengedipkan matanya terkejut, senyuman usil terukir jelas di wajahnya, "tuh kan, dugaan shua bener!"

"Yakin bonekanya cuman untuk perpisahan bukan yang lain? Kak Cheol suka sama Hann-ie ya?! Kenapa gak kak Cheol aja yang bilang langsung sama Han? Ini kesempatan terakhir tau kak, Shua yakin Hann-ie pasti bakal nerima Kak Cheol."

Dengan Seungcheol yang menggaruk tengkuknya kikuk, dugaan Jisoo seakan semakin terbukti.

"Semangat deh kak! Semangat untuk ujiannya! Yang terakhir, semangat nyatain perasaan untuk Han! Shua pulang duluan yaa"

Kini Seungcheol hanya berdiam diri menatap kepergian Jisoo yang semakin menjauh dari tempatnya saat ini. Benar, ini kesempatan terakhirnya untuk mendapatkan jawaban atas perasaannya terhadap sang adik kelas selama 2 tahun terakhir di masa SMAnya. Ini saat yang tepat untuk menyatakan perasaan pada sahabatnya, Yoon Jeonghan.

Sementara di sisi lain, Jisoo terus melebarkan senyuman miliknya.

Bahagia.

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang