37. Blues: Chaos [bagian 1]

737 70 5
                                    

Seungcheol hanya terdiam membeku, pikirannya cukup dipenuhi oleh memori buruk yang terjadi pada sore itu. Bahkan kini ia harus menahan rasa sedihnya dihadapan Jisoo yang tertidur lelap dengan mata sembab miliknya.

Ia mendekat ke arah pasangannya itu, menggenggam lengannya erat serta segera mengecup keningnya.

"Semesta terlalu jahat untuk shua..."

Mata yang terpejam itu kini membuka perlahan, Seungcheol hanya menunggingkan senyuman tipisnya lalu mengecup lengan yang berada di genggamannya, "its okay, tidur lagi..."

- flashback

Saat ini Seungcheol terus merangkul tubuh milik Jisoo seraya tersenyum lebar. "acaranya belum mulai, kita tunggu disini aja"

Jisoo menoleh menatap wajah Seungcheol lalu tersenyum tipis,

"Hm? Kenapa liatin mas?" Tanya Seungcheol merasa diperhatikan.

"Bayi kayanya sayang banget sama papinya, mas keliatan ganteng di mata shua semenjak ada bayi"

Seungcheol terkekeh sebelum kembali teringat kalimat tersebut, "jadi sebelumnya mas gak ganteng?! Mas emang ganteng dari awal!"

Jisoo tertawa geli, "iya, mas ganteng dari awal, buktinya banyak yang suka tuh dari sejak sma"

Keduanya sama-sama terdiam namun masih dikuasai oleh senyuman serta kehangatan. Jisoo mendekat ke arah tubuh suaminya lalu memeluknya lembut, "kalau tante Hanna liat kita dateng gimana?"

"Ya gapapa, niat kita dateng kesini kan untuk ngehargain undangan yang dikasih Han. Kita gak ada niat buruk disini, seharusnya tante hanna ngerti"

"Kak cheol gak sedih?"

Seungcheol menatap Jisoo terkejut, "kok, kak cheol?!"

"Iya... mas gak sedih?"

"Karena?"

"Mantan nikah"

Seungcheol menggelengkan kepalanya, "enggak, mas bahkan lebih dulu nikah dibanding Han. Kenapa mas harus sedih? Mas bahagia liat Han bahagia, mas bahagia ada di takdir ini."

"Takdir dimana mas berakhir nikah sama sahabat mas yang lain"

Jisoo menganggkat bahunya, "klise! Padahal lucu tau kalau mas nangis nangis kaya video di sosmed"

"Udah, tuh tamu-tamunya udah mulai masuk." Seungcheol bangkit dari posisi duduknya lalu mengaitkan jemarinya dengan jemari milik Jisoo.

Keduanya berjalan memasuki aula pernikahan yang didominasi oleh hiasan berwarna putih tulang tersebut. Kedatangan keduanya tentu mencuri perhatian beberapa orang termasuk kedua orang tua dari salah satu mempelai.

"Om..." Seungcheol mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Apa kabar? Udah lama gak ketemu yah kita?"

Seungcheol hanya tersenyum lalu mengangguk pelan. Ia mengalihkan pandangannya kearah Hanna yang menatapnya tajam,

"Tan-"

"Ngapain kalian berdua dateng kesini?"

"Mah!"

Jisoo memeluk erat lengan milik Seungcheol lalu menariknya pelan. Seungcheol hanya tersenyum tipis lalu menatap Hanna ramah, "kita diundang Han tante, saya gak ada niatan buruk disini selain ngehargain Han yang ngundang saya untuk dateng kesini"

"Mari..." Seungcheol berpamitan lalu mengusap lembut tangan yang melingkar di lengannya. Keduanya berjalan menghindar menjauhi tempat tersebut.

"Hei..."

Keduanya menoleh lalu tersenyum lebar seraya menghampiri Seokmin yang berdiri di dekat keduanya. Seungcheol memeluk tubuh tersebut, "selamat seok"

Seokmin hanya mengangguk pelan lalu menatap pasangan tersebut bergantian, "gue kira kalian gak bakal dateng."

"Kenapa?" Tanya Jisoo heran.

"Soal Gunho..."

Seokmin menggaruk tengkuknya, "Gue juga minta maaf soal beberapa hari yang lalu, seharusnya gue gak kepancing emosi dan mukulin lo, Cheol"

"Soal hari itu, shua mutusin untuk maafin kak Cheol. Semua orang berhak untuk dimaafin kan?" Jisoo mempererat kembali pelukannya pada lengan Seungcheol.

Seungcheol mengangguk pelan, "gue gak terlalu mikirin soal lo yang mukul gue hari itu, justru seharusnya gue ngucapin terimakasih banyak. Lo ada buat shua disaat gue gak ada waktu itu"

"Sekarang udah waktunya lo ada buat Han"

Seokmin hanya menampilkan senyuman getirnya, "gue bahkan gatau han mau ngelanjutin hubungan ini atau enggak, lo selalu ada disana cheol"

"Han cuman butuh waktu..."

Kini Seungcheol menepuk pundak Seokmin, "seandainya gue nolak ajakan untuk jadi kapten basket, mungkin cerita kita gak akan serumit sekarang. Sorry, Seok. Lo bener, lo lebih berhak dapet posisi itu"

Seokmin terkekeh pelan, "mungkin kita temenan? Mungkin gue gabakal jadi monster di sekolah? Tapi seandainya itu semua gak terjadi, lo mungkin gak bakal berakhir sama shua sekarang"

"Serumit apapun ceritanya, setidaknya ada hal yang bikin gue bersyukur udah ngelaluin cerita itu" Seungcheol menatap Jisoo yang kini menampilkan wajah berserinya.

"Udah! Stop! Jangan bahas itu, yang ada kita terlalu sibuk mikirin tentang kata seandainya. Ngomong-ngomong basket, gue undang anak-anak kesini."

Seungcheol bersiap mengikuti langkah Seokmin sebelum lengannya tertahan oleh jisoo, "mas, shua mau ke toilet sebentar ya?"

"Mau dianter?"

"Gak usah, shua cuman sebentar"

Seungcheol mengangguk pelan mempersilahkan pasangannya itu untuk berjalan pergi sendirian.

-

Jisoo kini berjalan keluar dari dari bilik kamar mandi lalu menatap pantulan dirinya di sebuah cermin. Matanya sedikit melirik menatap seseorang yang berjalan keluar dari bilik kamar mandi lainnya.

Berusaha tak mempedulikan kehadiran orang asing yang begitu tertutup itu, ia berniat untuk berjalan pergi meninggalkan ruangan tersebut dan kembali menuju aula pernikahan.

Keningnya berkerut saat pintu dihadapannya terkunci rapat.

"Semuanya belum selesai Hong- sorry, Choi Jisoo."

Jisoo memutar tubuhnya untuk menatap orang asing yang kini membuka topi miliknya serta masker hitamnya.

Orang asing itu kini berubah menjadi seseorang yang begitu dikenalnya.

"Apalagi?" Tanya Jisoo sedikit memberanikan dirinya.

-

Seungcheol serta Seokmin menikmati waktu keduanya bersama beberapa teman keduanya dahulu.

"Gimana nih? Dulu Cheol yang rebut posisi kapten, sekarang Seok yang rebut Jeonghan"

Keduanya hanya tertawa kaku, "gak bisa dibilang ngerebut juga sih, orang dia yang duluan nikah" kekeh Seokmin.

"Lo udah nikah?!"

"Iya, gue nikah sama shua tanpa resepsi." Jawab Seungcheol sedikit canggung.

"Whoa! Ga nyangka"

"Lo semua bakal lebih gak nyangka lagi kalau ternyata sekarang gue udah mau jadi ayah" ucap Seungcheol membuat Seokmin seketika tersedak minumannya.

"Lo- sama shua-"

Seungcheol tak dapat menampung kebahagiaannya saat ini, "doain ya"

"Wah selamat Cheol!"

"KAK!"

Seluruh tamu undangan menoleh menatap kehadiran Jeonghan yang berdiri disana,

Disaat itulah Seungcheol menyadari bahwa kebahagiaannya tidak bertahan begitu lama. Gelas yang berada dalam genggamannya terjatuh sehingga menimbulkan suara nyaring ketika benda itu pecah berkeping-keping.

-

😳
[Chapter selanjutnya part 2]
Double update hari ini gak ya🤔

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang