27. Blues: Desire *

1K 85 9
                                    

Jisoo kini tengah melamun mengabaikan keadaan ramai di cafe miliknya. Entah ia tengah memikirkan soal ucapan mingyu di pagi hari atau ia sedikit terkejut dengan kehadiran Seungcheol bersama rekan kerjanya di tempat ini.

Ia terkadang mencuri pandang ke arah suaminya yang terlihat begitu serius dalam perbincangan tersebut. Pria itu memancarkan aura dinginnya membuat siapapun mungkin akan menyadari posisinya.

"Kak..."

Panggilan Minghao membuatnya tersadar lalu mengangguk pelan dan segera membawa senampan berisikan air minum yang dipesan oleh Seungcheol serta rekan kerjanya.

"Permisi..." ucapnya lembut dengan sedikit senyuman terlukis di wajahnya. Ia meletakan minuman itu satu-persatu.

Ia menyadari bahwa Seungcheol dan beberapa rekan kerjanya menghentikan perbincangan mereka. Kini ia menjadi pusat atensi meja tersebut terkecuali Seungcheol yang memilih untuk terfokus pada handphone miliknya.

"Makasih." Ucap salah satu diantara mereka ketika Jisoo meletakan gelas terakhir. Jisoo mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan meja tersebut.

Pria itu benar-benar mengabaikannya. Bahkan hingga saat ini jam menunjukan pukul 8 malam, pria itu belum tiba juga di apartment keduanya. Jisoo terduduk di sofa seraya berusaha menghubungi Seungcheol namun tak ada satupun balasan darinya.

Jisoo menekan nomor lain yang kini ada di pikirannya. Ia menggigit kukunya pelan lalu bernafas lega, "Halo, mi? Disana ada Kak Cheol?" Tanya Shua

"Lho? Emang Mas gak ngasih tau Shua? Tadi Mas bilang udah ngabarin Shua buat mampir"

"Eum- Ng-ngabarin Mi, Shua cuman mastiin aja..." bohong Jisoo

"Tenang, Mas beneran ada disini kok tadi, tapi mas udah pergi pamit pulang. Kayanya masih dijalan, dia sampai segitunya loh Shua."

"Mami tawarin untuk makan malem di rumah dia tolak, dia mau pulang aja katanya, makan malem bareng Shua"

Jisoo hanya tertawa pelan, "Makasih Mi, kalau gitu Shua tunggu Kak Cheol pulang sekalian siapin makan malem"

Sambungan tersebut terputus, Jisoo sedikit berharap bahwa Seungcheol segera hadir di tempat itu dengan senyuman hangatnya yang kembali. Melihat makanan yang disediakan olehnya dengan mata berbinar, mengucapkan kalimat-kalimat pujian yang berhasil membuat pipinya memanas.

Ini semua salahnya,

Meminta pria itu untuk berhenti berusaha, tapi pada kenyataannya dia sangat menyukai saat dimana pria itu melimpahkan cinta untuknya. Ia membuat pria itu marah, Seungcheol berubah drastis sejak pagi hari. Namun mendengar sang ibu mertua, ia sedikit berharap bahwa Seungcheol sungguh berniat untuk makan malam bersamanya.

Ia segera terbangkit saat terdengar pintu apartmentnya terbuka. Jisoo melebarkan senyumnya saat Seungcheol melepas alas kakinya lalu berjalan masuk.

"Kak mau makan sekarang? Shua udah siapin makan malemnya" Ajaknya sedikit antusias, namun senyumnya memudar saat Seungcheol justru menatapnya dingin.

Seungcheol melepas jas serta dasi yang mengikat lehernya, ia berjalan ke arah kamar yang sudah dihuninya sejak malam terakhir.

Jisoo kembali mengeluarkan suaranya ragu, "Kak..."

"Kak Cheol udah makan" Jawab Seungcheol tanpa menatap Jisoo yang masih berdiri mematung.

"Mami bilang kak Cheol nolak untuk makan, setidaknya makan dulu kak"

"Kak Cheol makan diluar"

Suara pintu yang tertutup keras membuat tubuh itu sedikit tersentak terkejut. Harapannya musnah, Seungcheolnya belum kembali.

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang