38. Blues: Chaos [bagian 2]

802 83 7
                                    

Jeonghan terdiam sendirian di ruangannya, beberapa menit lagi ia harus hadir diantara beberapa tamu undangan. Ia menatap pantulan dirinya di cermin.

Wajahnya terlihat kalut.

Berantakan.

Haruskah ia menghentikan semuanya? Bagaimanapun Choi Seungcheol masih menjadi seseorang yang sangat berharga baginya.

"Terus kenapa Kak Seokmin harus ngelamar Han?"

"Jawaban yang sama kaya sebelumnya, Seungcheol. Seungcheol bisa belajar untuk jatuh cinta sama Shua dan ngelupain asmara sebelumnya, kenapa gue enggak? Kenapa kita enggak? Kita juga bisa belajar untuk punya perasaan satu sama lain kan?"

"Tapi kak Seungcheol gak perlu belajar jatuh cinta. Sedari awal Shua udah ada di sana." Ucapnya dengan nada datar.

"Han gue gak sekaku itu sampai-sampai gue gak sadar. Dari awal, Seungcheol jatuh cinta sama Yoon Jeonghan."

Ia hanya terdiam membisu,

"Oke..."

Seokmin menatapnya penuh kebingungan, "kenapa?"

"Bantu Han untuk lupain Kak Seungcheol."

Jeonghan menundukan kepalanya, ingatan tentang ucapan sang pria berhasil menghangatkan hatinya.

"Gimana kalau suatu saat Kak Cheol milih Han?" Tanya dirinya

"Gimana kalau sampai saat nanti kak Cheol selalu milih Shua?" Tanya Jisoo

Benar, Seungcheol tidak akan kembali.

"Kak"

"Hm?" Seungcheol menurunkan ponselnya untuk menatapnya yang berada tepat di depan pria itu.

"Tinggalin Shua, Han bakal berusaha yakinin Mama..."

Seungcheol membulatkan matanya, ia bahkan kini terbatuk akibat tersedak saat mendengar kalimat tersebut.

"Han jangan bahas masalah ini, kita udah selesain semuanya di hari itu. Sekarang kita ketemu karena masalah Wonwoo"

"Han bisa kaya Shua, Han bisa jadi pasangan yang baik."

"Oke? Terus?" Seungcheol kini cukup serius menanggapi percakapan tersebut, "tapi kak Cheol gak bisa jadi Seokmin yang langsung dapet restu kan?"

"Stop disini sebelum pembahasannya semakin jauh dan Kak Cheol gak bisa maafin Han untuk itu"

Ia tentu menyadari penuh bahwa perasaannya dapat melukai ketiganya. Seungcheol dan Jisoo tentu sudah menjalani kebahagiaan keduanya saat ini, tapi apakah itu layak dikatakan sebagai kebahagiaan ketika hal itu justru melukai seseorang begitu dalam.

Ia menatap pakaian yang menggantung di ruangan tersebut. Sampai saat ini ia bahkan belum menggunakan pakaian pernikahannya..

Jeonghan memutuskan untuk berjalan keluar meninggalkan ruangan tersebut menggunakan pakaian yang begitu tertutup sebelum ia menghentikan langkahnya saat mendengarkan sebuah suara yang terdengar tak begitu asing di telinganya.

Lengannya meraih knop pintu ruangan tersebut.

"Semuanya belum selesai Hong- sorry, Choi Jisoo."

Jisoo memutar tubuhnya untuk menatap orang asing yang kini membuka topi miliknya serta masker hitamnya.

Orang asing itu kini berubah menjadi seseorang yang begitu dikenalnya.

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang