07. H-5: Lee Seokmin

980 94 1
                                    

Sudah berhari-hari sejak sang ibu menolak mentah-mentah tawaran baik dari sang kekasih yang mungkin sudah menjadi mantan kekasihnya, kini ia masih terus menekuk tubuhnya di balik selimut dengan mata sembab yang masih melekat di wajahnya.

Jika ingatan itu kembali melintas di kepalanya, dengan mudahnya ia segera mengeluarkan tangisan pelan.

Ia, Yoon Jeonghan.

Senyuman tidak ada lagi pada figur wajahnya. Ia kehilangan bahagianya untuk saat ini. Tangannya meraih ponsel miliknya lemah,




Kak Seungcheol!<3!

Hann-ie!
Kak, aku tau tindakan mama kelewatan. Tapi tolong, kita bisa omongin ini kan? Han bener-bener gatau kalau mama bakal bertindak kasar...

Hann-ie!
Kak...

Hann-ie!
Kita ketemuan di cafe shua?




Tidak ada pesan yang terkirimkan olehnya di hari itu. Sampai saat ini, pria itu masih membangun tembok komunikasi diantara mereka. Jeonghan mengusap air matanya yang terus menerus keluar.

Hubungan yang keduanya pertahankan selama enam tahun terakhir kandas. Ia kehilangan figur Seungcheol sebagai kekasihnya, ia kehilangan figur Seungcheol sebagai sahabatnya.

Jemarinya bergerak pelan, membuka kontak lainnya yang selalu ia hubungi beberapa hari terakhir, Hong Jisoo.

Sebut Yoon Jeonghan egois,

Ia mengetahui bahwa sahabatnya tengah disibukan dengan persiapan pernikahannnya. Tapi kini ia sangat membutuhkan sandaran. Hanya Jisoo yang mungkin mengerti kondisinya saat ini.

Nihil, usahanya menghubungi Jisoo berakhir sama dengan sang mantan kekasih. Tidak ada pesannya yang terkirim, air matanya semakin deras, rasanya begitu sakit mengetahui bahwa kini ia sendirian tanpa siapapun di sampingnya.

Pintu kamarnya terbuka, ia mendengar jelas sebuah decakan marah di balik tubuhnya. "Han! Bangun, siap-siap, terus turun! Jangan malu-maluin mama di depan tante Seola lagi. Mereka dateng kesini niatnya baik! Kamu malah kaya anak kecil gitu"

"Mama juga bikin Han malu di depan keluarga Kak Cheol. Keluarga Kak Cheol juga niatnya baik, Ma!" Teriak Jeonghan dengan suara serak miliknya.

"Gak usah bahas yang lalu! Kalau mama bilang enggak, artinya enggak. Mama tau yang terbaik buat kamu, Han! Berhenti bahas laki-laki itu lagi! Laki-laki yang kamu tangisin itu mungkin lagi ketawa diluar sana! Mungkin dia sama sekali gak peduli sama keadaan kamu yang kaya gini!"

"Cepetan siap-siap."

Yoon Hanna terlalu dikuasai oleh egonya, bahkan saat ini ia mengakhiri pertengkarannya bersama sang anak dengan bantingan pintu. Ia tidak begitu mempedulikan perasaan Jeonghan hanya untuk kepuasannya.

Jeonghan segera terbangun dari posisi berbaringnya. Ia melangkah gontai menuju kamar mandi. Lingkaran hitam terlihat mengelilingi matanya, banyak hal yang menjadi penyebab lingkaran itu terus menghiasi wajahnya.

Alasan utamanya tentu karena Choi Seungcheol sang mantan kekasih. Ia terus berusaha melupakan alasan lainnya namun ia berakhir mengingat semuanya dengan jelas. Yoon Hanna, sang ibu, wanita yang sama dengan wanita yang merendahkan kekasihnya. Tak membutuhkan waktu lama, wanita itu justru berusaha mengenalkan dirinya pada putra teman karibnya.

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang