15. Past: Lee Seokmin

611 70 4
                                    

"Kenapa lagi Choi Seungcheol?" Tanyanya sembari memutar matanya malas.

Lee Seokmin si calon kapten basket yang gagal. Posisinya digantikan oleh Seungcheol secara mendadak, membuat ia begitu membenci pemilik nama tersebut, ia jauh lebih baik dibandingkan pria itu. Dan pagi ini, begitu banyak siswa yang tengah membicarakan Seungcheol, akh dia hanya berharap bahwa pembicaraan ini dapat menjadi kebahagiaannya.

"Seungcheol, kayanya deketin siswa tahun ajaran baru, Hong Jisoo."

Seokmin tersenyum lebar,

Akh ini benar-benar akan menjadi kebahagiaannya bukan?

Ia kemudian berjalan berbelok menjauhi kelas miliknya. Matanya melirik setiap kelas yang dilaluinya, lajunya melambat ketika sebuah percakapan berhasil menarik perhatiannya.

"Baru awal-awal udah berani gatel ke kak Seungcheol"

Ia melangkahkan kakinya lebih dekat untuk memandangi siswa yang tengah terduduk di lantai tanpa perlawanan apapun. Bahkan ketika tubuhnya ditendang kasar, ia tetap terpaku pada posisinya dengan ekspresi wajah yang tidak Seokmin mengerti.

Selesai dengan pemandangan itu, ia segera berjalan meninggalkan tempat tersebut lalu berjalan menuju kelasnya.

Hari-harinya berjalan seperti biasanya, muram, menyebalkan, tidak ada yang menjadi alasannya untuk tersenyum. Ia tidak begitu menyukai suasana sekolah semenjak ia mengibarkan bendera perang pada Seungcheol. Semua orang seakan menganggapnya sebagai tokoh antagonis pada setiap cerita novel, mungkin memang benar, tapi Seungcheol yang harus bertanggung jawab penuh atas itu semua.

Pemilihan suara sebagai ketua tim basket dimenangkan olehnya, seharusnya ia yang menjadi ketua tim itu, bukan Seungcheol. Hanya karena Seungcheol lebih dekat dengan sang pelatih, pemilihan itu seakan tidak berguna.

Ingatan atas hal itu membuatnya terus memupuk rasa benci pada Seungcheol. Dendamnya semakin besar hingga Seokmin bertekad untuk menghancurkan kebahagiaan pria itu.

Lamunannya buyar ketika tubuhnya sedikit tersenggol oleh seseorang. Tentu ia tidak akan memperbesar masalah itu, kecuali orang tersebut adalah Hong Jisoo. Seokmin menunggingkan senyumannya, tangannya mencengkram lengan adik kelasnya kasar lalu menariknya hingga tubuh tersebut terbentur loker yang berada di belakangnya.

Ia menatap wajah datar milik Jisoo, tidak ada ekspresi ketakutan di baliknya. Seokmin cukup tau bahwa siswa dihadapannya itu mungkin sudah berkali-kali mengalami kekerasan di sekolah.

Tapi butuh cukup waktu lama untuk ia berhenti memandangi wajah polos milik Jisoo, wajar Seungcheol berusaha mendekati siswa dihadapannya.

"Lo tau salah lo dimana?"

Tak ada jawaban dari Jisoo,

Seokmin hanya mengepalkan tangannya ragu. Ia tidak tega untuk menghancurkan wajah polos dihadapannya, tapi ia tentu akan terhibur untuk melihat tingkah sok jagoan milik Seungcheol.

Ia mulai melayangkan pukulan ke arah wajah tersebut. Telinganya dapat mendengar jelas sorakan dukungan dari para siswa lainnya. Ia semakin mengepalkan tangannya kuat, mengapa mereka selalu menganggapnya sebagai orang jahat disaat mereka menikmati tindakan jahat yang dilakukan pada orang yang tidak bersalah.

Saat ia bersiap kembali melayangkan pukulannya, ia merasakan nyeri di kepala miliknya,

"MUNDUR!"

"Anjing?!" Umpatnya saat menyadari bahwa seseorang menarik rambutnya kasar.

"Lo tuh yang anjing! Beraninya cuman sama adik kelas!"

Sialan, Seokmin tidak pernah menyangka bahwa Jisoo akan diselamatkan oleh siswa lain selain Seungcheol. Rencanannya saat ini adalah membuat Seungcheol bertingkah seperti pahlawan, namun batang hidung pria itu bahkan belum terlihat hingga—

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang