09. H-2: Drink and Talk

932 109 4
                                    

Sudah pukul 7 malam, ditengah kegelapannya, Seungcheol memasukan sebuah koper ke dalam sebuah mobil hitam milik sang ayah. Ia dapat melihat Nara tengah mengusak surai milik Jisoo lalu berjalan menghampiri dirinya.

"Mas, Mami sama Papi pergi ya. Jagain rumah, jagain tanaman mami, jagain Shua juga lho"

Seungcheol hanya mengangguk, "Iya, Mi. Hati-hati ya, pokoknya mami harus beliin mas oleh-oleh. Mami jangan lama-lama juga di sana, nanti mas kangen"

Seokhwa dan Nara akan melakukan perjalanan menuju luar kota diakibatkan oleh pekerjaan sang kepala keluarga mengharuskan keduanya untuk pergi. Seungcheol hanya bisa menerima nasib buruknya sekarang, ia harus menjalani hari-harinya hanya bersama Jisoo. Hubungan keduanya terasa begitu canggung semenjak beberapa hari terakhir.

"Mas, kamu juga jangan lama-lama dong marahan sama Shuanya. Kalau dia gak nyaman dan milih untuk pergi, gimana?"

"Mas gak marahan sama Shua, Mi..."

"Ya terserah kalian mau nyebutnya apa, tapi kalian tuh keliatan beda. Mas, mami tau kamu masih sedih karena Han. Mami juga tau Shua lagi sama-sama sedih karena Mingyu. Kalian itu seharusnya nguatin satu sama lain. Mas mungkin gak ngerasa kesepian, karena mami sama papi bisa jadi tempat mas cerita..."

"..."

"Kalau Shua? Cuman mas, tempat dia cerita. Han? Shua gak bisa, karena dia menghargai perasaan mas untuk sekarang. Shua mungkin sedih karena Mingyu, tapi Shua juga pasti sedih karena sahabatnya punya hubungan yang gak baik sekarang. Mas, mas janji kan sama bunda untuk jagain Shua?"

Seungcheol mengangguk lemah dengan tatapan bersalahnya.

"Kalau gitu, buktiin dong kalau kamu bisa jagain Shua. Jangan bikin hubungan kalian renggang kaya gini."

"Iya, Mi. Mas janji selesain masalah mas sama Shua. Sekarang Mami berangkat deh, Papi udah nungguin tuh di mobil"

Nara tersenyum lalu mengecup kedua pipi putranya, "dadah, anak mami tersayang, inget pesen mami!"

Seungcheol berjalan kembali ke arah pintu utama, ia berdiri tepat disamping Jisoo yang terus mengembangkan senyumannya ke arah Nara maupun Seokhwa. Keduanya melambaikan tangannya saat mobil itu mulai berjalan secara perlahan.

"Masuk?" Tawar Seungcheol

Jisoo segera berjalan masuk ke dalam rumah diikuti oleh Seungcheol yang kemudian menutup pintu rumahnya dan menguncinya rapat. Tak ada yang membuka suara diantaranya, hal itu yang membuat Jisoo meyakinkan dirinya untuk berjalan menuju kamarnya meninggalkan Seungcheol yang entah tengah melakukan apa di belakang tubuhnya. Namun ia merasa bahwa keduanya perlu berbincang tentang hari 'itu'.

Begitu pun dengan Seungcheol, melihat Jisoo yang menjauhi tubuhnya, ia tau persis bahwa Jisoo mungkin akan beristirahat di kamarnya. Tapi kalimat sang ibu seakan-akan berputar di kepalanya, ia harus menyelesaikan masalah keduanya saat ini.

"Shua"

"Kak"

Keduanya kembali terdiam bersamaan,

"Kita ke balkon? Ngobrol sambil nikmatin angin malem" Tawar Seungcheol.

"Boleh..."

Kini Seungcheol yang memimpin jalan keduanya, ia menaiki tangga perlahan lalu memasuki kamar miliknya. Kemudian ia membuka pintu menuju balkon dari kamarnya, "duluan aja, Kak Cheol mau ngambil minum"

Jisoo mengikuti ucapan yang tertua lalu terduduk di lantai balkon dan memandangi langit malam. Suara langkah kaki yang mendekat membuatnya menoleh pelan, Seungcheol kini terduduk disampingnya dengan sebotol minuman berakohol beserta satu gelas kosong.

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang