33. Blues: Past

788 76 4
                                    

Jisoo segera terduduk di sebuah cafe yang berada jauh dari kediamannya. Matanya tertuju pada figur seseorang yang tak asing lagi di matanya.

Tentu ada rasa takut yang menguasai dirinya ketika sorot mata tajam milik figur itu menatapnya. Seringaian muncul secara perlahan membuat keberaniannya semakin terkikis.

"Jadi, ada urusan apa?"

Tawa jahat itu seakan menggelegar di ruangan tersebut, "duduk dulu, kita santai aja..."

-

Seungcheol menekan tombol di hadapannya berkali-kali. Seokmin yang berdiri di sampingnya sempat merasakan sedikit ragu atas tindakannya. Sementara Jeonghan hanya bersandar pada sebuah dinding untuk menopang tubuhnya yang mulai terasa lelah.

"Yakin bakal terus kaya gini? Wonwoo mungkin ga ada. Kita coba lagi besok" Ujar Jeonghan.

Seungcheol memukul pintu di hadapannya keras, "kalau ternyata sampai besok Shua belum ketemu, kalau ternyata kepergian Shua emang ada hubungannya sama masalah ini?"

"Tapi, gimana kalau ternyata kepergian Shua gak ada hubungannya sama Wonwoo?" Tanya Jeonghan.

"Gimana kalau ternyata ada?"

"Apa harus gue ingetin kalau kalian itu udah jadi sahabat jauh sebelum masalah ini?!" Ucap Seokmin Ketus. Ia cukup lelah mendengar perseteruan keduanya.

Disaat itu juga pintu dihadapan ketiganya terbuka, menampilkan Mingyu yang memasang wajah dipenuhi amarah, "lo semua ngapain kesini?! Ribut di depan apart-"

Seungcheol menerobos masuk ke dalam apartment milik pria itu. Tindakan gegabah yang cukup berhasil membuat ketiga lainnya terkejut. Mingyu menghampiri Seungcheol, berniat untuk menghentikannya.

Namun cengkraman milik Seokmin segera menahan pergerakannya, pria itu kini menatapnya tajam dan menuntut, "dimana Wonwoo"

"Dia gak ada disini!"

Seungcheol mendecih, ia melangkah menghampiri suatu ruangan yang tertutup. "Gue udah jawab! Wonwoo gak ada disini! Pergi sebelum gue laporin lo semua!"

Pintu itu kini terbuka lebar, terdapat seseorang yang tengah terduduk ketakutan di dalam sana. Wonwoo meremat pakaiannya saat menatap Seungcheol yang menghampirinya.

Tangannya di cengkram kasar, pria itu menariknya paksa menuju ruang tengah. Jeonghan sedikit meringis saat menatap pemandangan di hadapannya seakan-akan ia merasakan nyeri di pergelangan tangannya.

"LO GAK USAH KASAR, ANJING!" Bentak Mingyu

"Gue gak akan kasar kalau lo berdua gak sembunyi! Kalau lo berdua jujur!" Seungcheol tak segan untuk menaikan nada bicaranya ke arah kekasih dari wonwoo itu.

Seungcheol kini menatap tajam ke arah seseorang yang dicarinya untuk beberapa hari terakhir, "jadi lo siapa? Lo ada di album kenangan sekolah, lo siapa? Di reuni kemarin, foto itu, lo ada hubungannya kan sama masalah itu?"

Wonwoo masih memilih untuk bungkam, namun cengkraman yang semakin kuat membuat ia mulai mengeluarkan suara kesakitan. Jeonghan mendekat ke arah keduanya, melepas paksa cengkraman tersebut, "Stop Kak!"

"Lo bisa jelasin semua itu kan?! Sebelum kak Cheol lebih kasar?!" Jeonghan kini ikut membentak.

"I-iya, foto itu gue yang tayangin. Gue egois, gue gak mau hancur lagi. Dan untuk semua foto itu, ada orang yang gue bayar untuk ngikutin shua beberapa hari terakhir."

"Kenapa?" Tanya Jeonghan

"Karena beberapa hari yang lalu gunho tiba-tiba balik lagi! Dia tau tentang kabar pernikahan shua dan mingyu yang gagal! Dia tau tentang lamaran kak Seungcheol yang ditolak! Dia tau kalau kak Seokmin berakhir deket sama kak Han! Dia tau pernikahan Kak Seungcheol dan Shua! Dia tau Shua lebih bahagia sekarang, dan dia gak suka!"

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang