26. Blues: Kembali Asing

763 71 1
                                    

"Gue pernah liat lo dimana ya?"

Disaat yang lainnya kini terfokus kepada Seokmin, Wonwoo hanya bergerak kecil seakan ingin menghindari tempat tersebut. Seokmin memiringkan kepalanya lalu berniat melihat wajah tersebut lebih dekat,

"Lo mau ngapain?!" Sinis Wonwoo

Membuat Mingyu segera mendorong tubuh Seokmin untuk menjauh, "aneh lo semua, bener-bener gak waras" mingyu kini membawa kekasihnya itu untuk berjalan meninggalkan tempat tersebut.

"Tau Wonwoo darimana?" Tanya Jeonghan.

Seokmin mengangkat bahunya, "gatau, tapi orangnya familiar..."

Jeonghan mengangguk mengerti lalu mengeluarkan sebuah kertas yang disertai hiasan indah. Ia mendekat kearah mantan kekasih serta sahabatnya yang masih terdiam tak berkutik.

"Ini undangan, dateng ya ke pernikahan Han sama Kak Seokmin!"

Seungcheol maupun Jisoo tentu sama-sama terkejut mendengar fakta tersebut, paling tidak sebelum Jeonghan kembali melanjutkan kalimatnya, "Iya, setelah nolak lamaran dari Kak Cheol, mama berusaha deketin Han sama anak temennya, dan ternyata Kak Seokmin"

Jeonghan kini berdiri di hadapan Jisoo lalu segera memeluknya erat, "Shua, hari itu kita sama-sama gak berpikir jernih dan berakhir saling ngelukain perasaan kita. Persahabatan kita lebih dari sekedar pasangan dan pernikahan, shua kita gak mungkin berhenti disini. Tolong... kita masih kaya dulu kan?"

Jisoo kini dengan ragu mulai membalas pelukan milik Jeonghan, "maaf ya?" Ucapnya kaku.

Jeonghan mengangguk, "maaf juga shua."

Seokmin berdehem pelan membuat Jeonghan segera melepaskan pelukan tersebut, "Han harus pulang sekarang. Nanti disaat Han udah tinggal disini, ayo kita habisin waktu lebih banyak" tawar Jeonghan dengan senyumannya.

Tubuh itu mulai mendekat ke arah Seokmin memeluk lengan kekar tersebut erat lalu melambaikan tangan yang lainnya ke arah dua sahabat lamanya. Seungcheol meremat pundak milik Jisoo pelan lalu tersenyum tipis ke arahnya, "ayo masuk..."

Jisoo mengangguk pelan, kini tangan yang berada di bahunya itu mulai bergerak memeluk pinggangnya membuat ia berjalan dekat di sisinya.

Jisoo berbaring di ranjang lalu memutar tubuhnya pelan saat terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Seungcheol menatap Jisoo yang kini memunggunginya seakan enggan untuk melihatnya.

Seungcheol membaringkan tubuhnya di atas ranjang lalu menghembuskan nafasnya pelan. "Shua?"

Tidak ada respon apapun dari tubuh itu, walaupun Seungcheol tau pasti bahwa pemilik nama itu masih sadar sepenuhnya. Pria itu memejamkan matanya sejenak seraya menarik nafasnya pelan, "Shua, bisa kita ngobrol sebentar?" Suara tersebut terdengar lebih dingin dari yang biasa terlontar.

Seungcheol melihat punggung yang masih sama sekali tak tergerak. "Shua! Kita perlu ngobrol sekarang!" Bentaknya tegas.

Jisoo tentu sedikit tersentak akan bentakan tersebut. Ini bukan kali pertama ia mendengar Seungcheol mengeluarkan bentakannya, dan ia benci hal itu. Ia tidak menyukai saat-saat dimana kalimat Seungcheol mulai terdengar menyeramkan. Ia serta Jeonghan memang cukup jarang mendapatkan luapan amarah Seungcheol, namun kadang kala pria itu meluapkan amarahnya akibat kelalaian keduanya.

Seungcheol mengangguk pelan saat tubuh dihadapannya mulai berputar pelan namun masih enggan menatapnya. "Kita mau ngobrol, bisa liat kak cheol sebentar?" Seungcheol mengangkat dagu milik Jisoo menggunakan dua jarinya.

"Inget yang udah kita omongin sebelumnya kalau ada sesuatu, cerita."

"Shua—"

Jisoo memandang Seungcheol dengan dipenuhi perasaan takut. "Shua pikir kita harus berhenti, kak"

Tidak ada ekspresi terkejut yang terlihat pada wajah pria itu. Wajah itu masih terlihat begitu dingin, "kenapa?"

"Shua gamau liat kak cheol harus terpaksa bahagia dan seakan-akan beneran jatuh cinta sama Shua. Disaat shua ngehabisin waktu bareng Kak Cheol, seharusnya itu Hann-ie. Disaat shua dipeluk kak Cheol, seharusnya itu Hann-ie. Dan masih banyak hal yang seharusnya kak Cheol lakuin untuk Han bukan Shua"

"Kita setuju sama pernikahan ini dari awal dan seharusnya kita ngejalaninnya tanpa bawa apapun dari masalalu. Pernikahan ini antara kita berdua Shua bukan antara Kak Cheol dan Han, semua yang kak Cheol lakuin itu sebagai bentuk usaha kak cheol menuhin semua tanggung jawab kak Cheol di pernikahan ini, tapi ternyata kak Cheol berusaha sendirian." Seungcheol membuka selimut yang membalut tubuhnya lalu bangkit dan berjalan menjauhi ranjang.

Tangannya meraih knop pintu lalu berhenti bergerak, "kalau Shua mau berhenti, kak cheol bakal lakuin. Mulai sekarang kita belajar untuk saling menjauh."

Seungcheol berjalan menghilang dibalik pintu yang kembali ditutupnya, pria itu memilih untuk beristirahat di kamar yang berbeda dengan Jisoo.

Jisoo menatap jam yang melingkar di tangannya, sudah pukul 7 pagi. Ia segera menutup pintu apartment miliknya lalu berjalan tergesa-gesa menuju keluar gedung itu. Ia baru saja memesan sebuah taksi online buntut dari perseteruannya bersama Seungcheol di malam hari. Pria itu sudah terlebih dahulu meninggalkan apartment dengan alasan keperluan mendesak, bahkan sarapan yang disiapkan olehnya berakhir di dalam lemari pendingin karena tidak tersentuh pria itu.

"Hai, shua..."

Jisoo mengumpat pelan saat sebuah suara sudah mengganggunya di pagi hari, sosok mingyu kini kembali hadir di hadapannya.

"Maaf tapi shua lagi buru-buru"

Mingyu mencengkram lengan Jisoo lalu kembali menariknya, membuat tubuh itu kini terpojok di sebuah dinding dengan tatapan terkejut miliknya. "Ngapain?!"

"Tenang, cuman sebentar..." bisik Mingyu

Pria itu masih terus berada di posisinya, ia semakin memajukan tubuhnya untuk berbisik lebih dekat, "sebelumnya lo nyesel karena sempet misahin gue dan wonwoo, tapi kemarin waktu gue liat lo bareng Seungcheol, dan Han udah sama cowok lain."

"Lo sebenernya seseneng itu kan berhasil misahin orang?"

"Atau lo sok jadi orang baik disini? Pura pura ngerasa jadi penjahat di hubungan gue dan Wonwoo. Tapi untuk hubungan Seungcheol dan Jeonghan, lo mau-mau aja jadi orang ketiga diantara mereka. Atau sedari awal lo suka sama Seungcheol?" Tanya mingyu sedikit mengejek.

Jisoo mendorong tubuh tinggi itu cukup kuat, "minggir! Kita udah gak ada urusan lagi Kim Mingyu!" Jisoo kini berlari pergi meninggalkan pria yang masih tertawa puas akibat berhasil memancing amarah milik mantan kekasihnya.

Biarkan ia tertawa puas, karena tanpa disadari olehnya seseorang tengah tersenyum lebar karena mendapatkan potret milik Kim Mingyu serta Choi Jisoo.

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang