25. Blues: Kita dan Hujan

821 83 15
                                    

Keduanya berlari cepat ke arah sebuah halte untuk berlindung dari derasnya air hujan.

"Kenapa gak pergi pake mobil sih kak? Daritadi aja udah mendung, seharusnya Kak Cheol tau ini mau hujan. Kalaupun masih mau jalan kaki, Shua kan udah bilang, bawa payung, tapi kak Cheol malah bilang gak usah" gerutu Shua dengan mimik wajah marah miliknya.

Seungcheol hanya terkekeh pelan, dan memilih untuk mengabaikan celotehan milik Jisoo. Kepalanya hanya menengadah menatap air hujan serta langit malam disertai senyuman yang terlukis indah di wajahnya.

"Untung Shua bawa payung! Coba kalau Shua ikutin kata kak Cheol! Kita mungkin bisa ada di sini berjam-jam"

Yang lebih muda segera membuka payung miliknya lalu menarik lengan yang tertua untuk mendekat ke arahnya.

"Shua..."

Jisoo mengabaikan panggilan tersebut dan masih berjalan cepat untuk segera mencapai apartment keduanya yang berjarak tidak jauh dari tempat tersebut.

"Shua" Kini Seungcheol menahan lengan tersebut, membuat sang pemilik menatapnya heran.

"Kenapa kak?"

Seungcheol mengambil alih payung tersebut lalu menutupnya membiarkan air hujan membasahi tubuh keduanya, "Kak!"

Seungcheol berlari memaksa yang ditinggalkan segera mengejarnya berusaha merebut payung putih itu kembali. Seungcheol tertawa lebar saat memutar tubuhnya menyadari bahwa Jisoo tidak bisa mengalahkan kecepatannya.

Jisoo semakin mempercepat larinya saat Seungcheol menjulurkan lidah ke arahnya. Saat jarak keduanya semakin terkikis, Jisoo mengangkat tangannya bersiap untuk memukul tubuh kekar milik Seungcheol. Namun sebuah lubang yg tertutup genangan air, membuat ia tersandung dan menutup kedua matanya bersiap merasakan sakit pada kedua kakinya.

Suara benturan terdengar nyaring.

Payung putih itu membentur jalanan cukup keras akibat dari Seungcheol yang dengan cepat menahan tubuh oleng dihadapannya.

"Shua! Hati-hati!"

"Makanya kak Cheol jangan lari! Kita jadi basah kuyup kaya gini! Kalau nanti sakit gimana?"

"Kan ada Shua..."

"Kalau shua yang sakit gimana?!"

"Kan ada Kak Cheol"

"Yaudah! Kalau kita berdua sakit gimana?!"

"Yaudah sih, tinggal tidur berdua aja di kamar, kalau mau makan masih bisa jalan buat ngambil delivery makanan"

Jisoo membuang nafasnya kasar, ia ingin kembali melontarkan celotehannya namun terhenti akibat netranya yg menangkap mata berbinar milik Seungcheol yg menatap air hujan disertai sebuah senyuman.

"Sesuka itu sama hujan?" Tanya Jisoo

Seungcheol menaikan kedua bahunya, "Gatau, tapi ada yang Kak Cheol inget tentang hujan"

"Apa?"

"Tentang orang yang lari nerobos hujan disaat Kak Cheol cuman mastiin kalau dia gak kena cipratan hujan"

Jisoo terdiam, bibirnya kelu, ia tau apa yang dimaksud oleh Seungcheol.

Ia.

Ia orang yang berlari menerobos hujan demi menghindari pria itu.

Hujan semakin membasahi tubuh keduanya. Jisoo masih terdiam tak bersuara ada perasaan aneh yang hinggap di hatinya. Ini bukan yang ia inginkan, ia merasa bahwa saat ini seungcheol terlalu memaksakan dirinya untuk mencintai sahabatnya. Ia tau Seungcheol tidak mencintainya, Seungcheol hanya tidak ingin hati sahabatnya terluka. Jisoo tau akan hal itu.

Hey, Merimi? [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang