Ternyata senyum Afan masih setia di bola matanya "Fan" panggil Sridevi dengan suara parau.
"Hay" Ujar Afan sambil mengelus lembut puncak kepala Sridevi, "Lo udah sadar?" Sridevi mengangguk sebagai jawaban.
"Lo kok bisa Sampe pingsan?, Lo ga sarapan?" Tanya Afan.
"Sarapan kok, cuma panas banget cuacanya" Keluh Sridevi.
Afan tersenyum sambil mengacak rambut Sridevi "yaudah, Lo istirahat aja di sini".
"SRIDEVI"
Teriakan nyari mili Vio membuat mereka berdua yang berada di UKS terlonjak kaget, mereka berdua langsung menatap Vio yang sedang berlari kecil ke arah brankar Sridevi.
"Lo gak papa kan Dev?" Tanya Vio khawatir.
"Enggak" Ucap Sridevi singkat.
"Terus Lo ngapain masih disini" Tanya Vio sinis.
"Lo ngusir gue ceritanya" Tanya Afan.
"Ya bagus deh kalo Lo nyadar"
"Enggak boleh gitu, Dev, dia yang bawa gue kesini" Tegur Sridevi.
"Dev, gue balik, cepet sembuh" Pamit Afan.
"Btw makasih ya"
"Yoii"
Afan keluar dari ke UKS, menyisakan Sridevi dan Vio.
Afan saat ini sedang berada di kelas, ternyata kelas nya tidak ada guru, mungkin jamkos, pikirnya.
"Gimana Fan, keadaan Devi?" Tanya Arvind tiba-tiba.
"Dia udah sadar"
"Ohhh, syukur deh" Sahut Eby.
"Gak ada guru?" Tanya Afan.
"Enggak, kek nya jamkos deh" Jawab Nizam.
"Lo suka Fan sama dia?" Tanya Eby kepo.
"Dia siapa?" Tanya balik.
"Ya itu, Sridevi" Jawab Eby.
"Enggak" Ucapnya singkat.
"Tapi dari wajah Lo kok keliatan khawatir banget liat Sridevi pingsan tadi" Ujar Nizam.
"Nahh bener tuh apa yang di bilang Nizam, Lo suka kan?, Jujur aja kali" Tebak Arvind.
"Enggak ya enggak!" Tekan Afan sedikit emosi.
"Yaudah si santai aja Napa" Ucap Eby.
"Fan, Lo liat Vio gak?, Gue liat tadi dia keluar kelas" Tanya Arvind .
"Di UKS"
"Ouhh"
"Napa Lo nanya Vio segala" Tanya Eby pada Arvind.
"Kenapa? Lo cemburu kah?" Goda Arvind yang membuat Eby semakin kesal.
"Enggak lah"
"Ngaku aja kali, By" Bukan Arvind yang menggoda kali ini, namun Nizam lah yang menggoda Eby.
"Istirahat masih lama?" Tanya Afan, mungkin dia sangat lapar.
"Gak terlalu" Jawab Arvind.
"Napa emang Fan" Tanya Nizam.
"Laper"
"Emang gak sarapan Lo tadi pagi?"
"Enggak"
...000...
Bel pulang pun sudah berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas dan menuju parkiran, tempat kendaraan mereka, namun berbeda dengan Afan dan kedua sahabat setianya, Eby dan Nizam tampak nongkrong di balkon lantai tiga.
"Lama-lama gue rasa sekolah ini dah kaya panti jompo aja" Celetuk Eby menatap ke taman di depan sekolah yang teduh dan warna-warni oleh aneka macam bunga.
"Kenapa Lo? Udah ngerasa tua?" Tanya Nizam.
"Enggak" Jawab Eby.
"Eh, eh... Liat, liat" Nizam menepuk pundak Afan.
Menatap tegang ke arah parkiran eby dan Nizam langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah tempat itu.
"Widih...!" Seru Eby antusias.
"Berani banget tuh si kakel ngedeketin Sridevi" Ucap Nizam.
"Bukannya itu pacarnya kakak Lo Fan, siapa sih namnya gue lupa" Tanya Eby penasaran.
"Dia Rakha" Ucapnya singkat.
"Pacarnya kakak Lo kan?"
"Hmm"
"Terus ngapain dia ngedeketin Sridevi juga, padahal kan dianya udah punya pacar, cantik pula kakak Lo" Ceramah Eby panjang lebar.
"Bener tuf fan, apa yang di bilang Eby" Ujar Nizam.
Afan tersentak melihatnya, matanya membundar tak percaya, tiba-tiba darahnya mendidih hingga kepalanya terasa mengepul.
Terlihat Sridevi bercakap-cakap sesaat dengan Rakha sebelum akhirnya Rakha pergi meninggalkan parkiran keluar dari gerbang sekolah.
Wajah Afan merah menyala melihat semua itu, tangannya mengepal kuat menekan ke sisi balkon tanpa ba bi bu lagi pemuda itu beranjak dari tempatnya, membuat Eby dan Nizam terheran melihatnya.
"Fan!!" Panggil Eby.
"Kenapa tu anak?" Tanya Nizam yang kebingungan.
Sementara Sridevi melangkah keluar dari gerbang sekolah , dari kejauhan dirinya melihat Afan berjalan tergesa ke arahnya.
Wajah pemuda itu masam luar biasa, terlihat memendam amarah, Sridevi menengok kanan kiri, mencari apa atau siapa yang ditunjuk oleh laki-laki itu, tapi kemudian dia sadar melihat tatapan Afan tertuju pada satu titik, tak lain dan tak bukan, sasaran Afan adalah dirinya sendiri.
"Sini Lo!" Afan langsung menarik lengan Sridevi dengan kasar.
"Kenapa?" Sridevi tak sempat berfikir kesalahan apa yang dia lakukan.
"Lo tadi ngomongin apa aja sama tuh kakel" Tanya Afan yang terlihat sangat cemburu.
"Siapa? Oh kakel yang tadi itu? Dia punya nama kali, dia itu Kak Rakha" Jelas Sridevi.
"Jangan sebut nama tuh cowok dihadapan gue!" Tekan Afan penuh emosi.
"Kenapa sih, lo cemburu?" Tebak Sridevi tepat sasaran.
"Enggak, ngapain juga gue cemburu" Elak Afan.
"Halah, ngaku aja kali" Goda Sridevi.
"Gue gini, tuh karena dia pacarnya kakak gue, puass" Jawab Afan dengan suara tinggi.
"Kak Rakha maksud Lo?" Tanya Sridevi dan diangguki oleh Afan.
"Kak Rakha pacarnya kakak Lo" Tanya Sridevi.
"Hmm"
"Kenapa?, Lo sedih gitu liat tuh kakel udh punya pacar" Tebak Afan.
"Enggak, lagian gue gak ada perasaan apapun sama kak Rakha" Jawab Sridevi jujur.
"Gak percaya gue"
"Gak percaya, yaudah terserah Lo" Ucap Sridevi lalu meninggalkan Afan seorang diri.
"Woiii!! Gue belum selesai ngomong" Teriak Afan keras.
"Ck!! Gue kenapa sih" Batin Afan.
Jangan lupa vote and komen
13 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN RAHASIA
Teen FictionKenalin gue Devi, tujuan gue hidup itu hanya ingin bertemu dengan Abang gue yang selama ini tinggal di Jakarta, ya gue dengan Abang terpisahkan sejak kecil. Orang tua kami berpisah sejak kami masih kecil, Abang dibawa oleh papa ke Jakarta, sedangkan...