Happy Reading All❤️🥰
"AFAN!! LO GILA? BIBIR GUE UDAH GAK SUCI LAGI!" marah Sridevi dengan suara kerasnya.
"Sorry, lagian bibir lo seksi, gue suka, rasanya manis" ucap Afan tersenyum gugup namun bahagia.
"Apa yang manis, Fan" suara itu berasal dari pintu balkon, yang tak lain adalah Nizam. Kedua temannya sedari tadi memang berada di balkon. Namun entah mengapa kini Nizam dan Eby menghampirinya.
"Gak ada yang bilang manis, lo salah dengar!" elak Afan dengan sikap gugupnya.
"Enggak mungkin salah dengar, setiap Minggu gue selalu bersihin telinga, tapi ga perlu dibahas juga" kata Nizam.
"Gimana udah berdua-duaannya? Gue sama Nizam mau pulang, Lo ikut bareng kita gak Dev?" tanya Eby menawarkan tumpangan.
"Eummm, gue ikut kalian pulang" jawab Sridevi mengiyakan tawaran Eby.
"Loh, kog lo pulang sama mereka sih?"
"Yaudah kalo ga boleh gue naik angkot aja" ucap Sridevi mendengar ucapan dari Afan.
"Jangan naik angkot, maksud gue itu Lo pulang sama gue, gue anterin"
"Hah? Gak-gak, gue gak mau, lihat kondisi lo, Fan. Masih sakit gak usah banyak gerak dulu, kalau Lo gak mau gue pulang sama mereka yaudah gapapa, gue pulang sendiri aja, gue gak izinin kalau Lo mau nganterin gue pulang!!" tekan Sridevi.
"Lo pulang sama mereka aja kalau gitu, Lo berdua jagain pacar gue! Lecet sedikit gue habisin Lo" Perintah Afan.
"Iya-iya, tenang aja, Fan." ujar Nizam.
"Gue pamit, Fan. Cepat sembuh" Ucap Sridevi pamit.
"Hati-hati, kalau udah sampai laporan sama gue"
"Siap boskuu"
Keesokan harinya, seperti biasa Sridevi naik bus untuk menuju ke sekolah, tumben sekali dia berangkat lumayan pagi.
Sesampainya di kelas, Devi segera duduk di kursinya, suasana kelas masih terbilang sangat sepi, hanya beberapa siswa-siswi yang datang, karena jam masuk pun masih 20 menit.
Sridevi mengamati tempat duduk Afan, ya tempat duduk itu kosong beberapa hari karena Afan tidak masuk.
Tiga puluh menit kemudian, Aqil tiba-tiba memberitahu bahwa jam pertama kali ini kosong.
"Kita jamkos, teman-teman!" teriak Aqil, siswa yang paling semangat di kelas itu. Sorakan langsung memenuhi ruangan. Siswa-siswi pun mulai merencanakan bagaimana cara menghabiskan waktu selama jam kosong.
"Gimana kalau kita buat konser dadakan?" tanya Aqil memberikan sebuah ide.
"Konser di kelas? Lo gila, ya?" tanya Vio seraya tersenyum tak percaya.
"Dari pada gak tau mau ngapain mending buat konser, biar seru juga" kata Aqil.
"Gimana, setuju kan kalian semua?" tanya Aqil pada teman sekelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN RAHASIA
Ficção AdolescenteKenalin gue Devi, tujuan gue hidup itu hanya ingin bertemu dengan Abang gue yang selama ini tinggal di Jakarta, ya gue dengan Abang terpisahkan sejak kecil. Orang tua kami berpisah sejak kami masih kecil, Abang dibawa oleh papa ke Jakarta, sedangkan...