Bagian 28: Jantung Tidak Aman

1.1K 88 4
                                    






🥳Happy Reading🥳






"Ngsusir nih ceritanya?"

"Bukan"

"Terus?" Tanya Afan lagi.

"Sebenarnya lo kesini mau ngapain emang?" Kini Sridevi yang bertanya.

"Mau ngajak lo pergi" Jawab Afan

"Kemana?"

"Beli es krim" Jawab Afan seraya tersenyum.

"Dih, gak mau gue" Tolak Sridevi mentah-mentah.

"Pliss ayo Dev, kali ini aja, mau yaa, bentar doang" Ucap Afan memohon-mohon.

"Yaudah gue mau"

"Nih helm" Ucap Afan sembari menyodorkan sebuah helm kepada Sridevi.

Sridevi menerima helm itu " bentar gue kunci kontrakan dulu" Ujar Sridevi yang saat ini sudah mengunci pintu kontrakannya, kemudian dirinya memakai helmnya.

Disepanjang perjalanan mereka hanya diam, tidak ada yang membuka suara terlebih dahulu, sampai akhirnya Sridevi berbicara terlebih dahulu.

"Fan, kita mau beli es krim dimana?"

"Penjual bakso"

"Emang ada? Lo aneh!"

"Lo lebih aneh"

"Kok gue?"

"Gue tanya, yang ada es krim nya itu emang dimana?" Tanya Afan balik.

"Penjual es krim lah"

"Kalo Lo tau kenapa nanya? Jadi yang aneh Lo apa gue?" Cerca Afan terdengar menyebalkan.

"Iya gue"

Motor Afan berhenti di depan penjual es krim yang sedang mangkal di taman kota.

"Mau rasa apa, Dev?" Tanya Afan kepada Sridevi begitu mereka sampai di depan penjual es krim.

Sridevi tidak menjawab karena pemandangannya sibuk menjelajah berbagai macam jenis es krim yang berada di dalam kotak freezer.

"Vanila enak kayaknya" Ucap Sridevi begitu selesai menentukan pilihannya.

"Vanila sama coklat" Ujar Afan pada bapak penjual es krim, lalu bapak itu mengambilkan es krim kemasan kerucut rasa vanila dan coklat untuk Afan.

"Ini, mas"

Afan menerima dua es krim dengan rasa yang berbeda. Selanjutnya Afan menyodorkan uang lima puluh ribuan kepada bapak penjual itu. "Kembaliannya ambil aja, pak"

"Makasih mas"

Selanjutnya Afan dan Sridevi berjalan dari sana mencari tempat duduk yang bisa mereka tempati untuk menikmati es krim.

"Duduk disana aja, Dev" Afan menunjuk bangku kayu yang ada di pinggir taman.

Setelah mendudukkan diri Afan memberikan es krim rasa vanila kepada Sridevi gadis itu menerimanya dengan mata berbinar.

Tanpa menunggu aba-aba, Sridevi langsung membuka bungkus es krim tersebut dan mulai melahapnya dengan sangat nikmat, berbeda dengan Afan, cowok itu malah masih menganggurkan es krimnya seraya menatap ke arah Sridevi yang terlihat begitu menyukai es krimnya.

"Suka, Dev?"

"Bangett"

"Pelan-pelan Dev, itu belepotan semua bibir kamu" Cerca Afan begitu melihat bibir Sridevi yang belepotan karena es krim.

Sridevi bergeming, dia tidak merespon sama sekali ucapan Afan, dia terlalu sibuk menikmati es krimnya.

Melihat itu Afann mendengus pelan, mengubah posisi badannya jadi menghadap ke arah Sridevi, lalu tangannya terulur untuk membersihkan es krim yang menempel di sudut bibir Sridevi.

Tindakan Afan sontak membuat Sridevi berhenti dari aktivitasnya, gadis itu terpaku dengan wajah tampan Afan yang saat ini berhadapan dengannya.

Manik coklatnya tidak bisa lepas dari wajah di depannya. Gelenyar aneh itu semakin menjalar ke seluruh tubuhnya begitu manik coklatnya bertemu dengan manik abu milik Afan.

"Kenapa liatin gue? Awas nanti suka!" Ujar Afan yang membuat Sridevi langsung mengalihkan pandanganya dari wajah Afan.
"Nggak usah kepedean jadi orang!" Elaknya.

"Udah habis es krimnya?" Tanya Afan.

"Udah, ayo pulang, udah mau malam nih" Ajak Sridevi yang sudah berdiri dari tempat duduknya.

"Lah, kok pulang?" Tanya Afan kaget.

"Terus?, kan udah beli es krim, kan kata Lo tadi cuma beli es krim aja" Ucap Sridevi panjang lebar.

"Ya iya, tapi gue juga mau ngajak lo ke suatu tempat lagi habis ini"

"Kemana emang?"

"Nanti juga Lo bakalan tau" Ujar Afan.

Kini mereka sudah berada di motor, di sepanjang perjalanan, Tidak ada yang berbicara, mereka memiliki untuk diam. Hanya suara bising motor dan mobil yang lalu lalang mengisi suasana mereka.

Di tengah perjalanan, Sridevi melihat jam di ponselnya, yang sudah menunjukkan pukul 6 malam, artinya sholat Maghrib sudah tiba, dan dirinya belum melaksanakan sholat.

"Fan, turun di masjid dulu" Pinta Sridevi.

"Hah? Ngapain?"

"Gue mau shola, udah waktunya sholat Maghrib, Lo juga belum sholatkan?"

"Belumm, gue hampir jarang sholat Dev" ucapan Afan membuat Sridevi terkejut kaget.

"Yaudah, ayo ke masjid, kita sholat"

"Yaudah iyaa"

Mereka sudah sampai di masjid Al ikhlas, dan mereka melaksanakan sholat Maghrib.

Dua puluh menit kemudian, mereka sudah selesai dengan sholatnya, kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.















Jangan lupa vote and komen ♥️




7 Januari 2024






CINTA DAN RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang