Bagian 39: Good Night

262 36 4
                                    



💐HAPPY READING💐


"Lo kenapa, Fan?" tanya Sridevi melihat perubahan sikap Afan yang sepertinya ada suatu hal yang disembunyikan.

"Emang gue kenapa?" Afan mencoba bertanya balik, apa memang gadisnya ini tidak mengetahuinya mengapa sikapnya berubah sejak pagi tadi.

"Loh, kog malah tanya balik? Gue kan nanya Lo" sebal Sridevi melihat respon Afan yang seperti itu, seperti tidak menghargainya.

"Coba ingat-ingat kesalahan apa yang udah Lo buat sampai gue kayak gini" kata Afan dengan wajah badmood.

Sridevi mencoba mengingat tentang suatu hal yang buat Afan seperti ini, seharusnya kan ia yang marah karena tadi tidak dijemput oleh Afan, ya walaupun cowok itu sudah mengabarinya tadi malam. Sedang membahas jemputan ia hampir lupa jika dirinya tadi pagi di jemput oleh kak Rakha, apa cowoknya ini sedang cemburu karena melihatnya berangkat bareng kak Rakha?

"Lo cemburu, Fan?" tanya Sridevi polos.

"Hmm" Afan berdeham pelan namun masih bisa didengar oleh gadisnya ini.

"Gue bisa jelasin, Fan." kata Sridevi.

"Ga usah, ga penting"

"Gue tadi pagi emang berangkat bareng kak Rakha, dia jemput gue di kontrakan, gue juga ga tau kalau kak Rakha udah di depan kontrakan waktu gue keluar pintu, gue udah sempat nolak, tapi dia maksain diri pingin berangkat bareng gue" Sridevi mencoba menjelaskan baik-baik pada Afan, agar cowoknya ini tidak mendiamkan dirinya karena cemburu.

"Lo percaya kan sama gue? Gue gak mungkin selingkuh dari Lo"

"Gue percaya, tapi jangan sekali-kali mau diantar lagi sama dia" kata Afan.

"Iya, udah ga marah kan?"

"Mana bisa gue marah sama Lo"

"Lah tadi bukanya marah"

"Sengaja"

"Sudah selesai mas mba" kata tukang tambal ban.

Kemudian keduanya beranjak dari tempat duduknya, dan menghampiri tukang tambal ban tersebut.

"Berapa pak?" tanya Afan.

"20 ribu mas"

"Ini pak" ujar Afan seraya memberikan selembar uang berwarna biru.

Tukang tambal ban tersebut menerimanya "Ini kembaliannya mas"

"Ga usah pak, buat bapak aja" tolak Afan.

"Beneran mas?"

"Iya"

"Terima kasih banyak mas mba" ucap tambal ban dan diangguki oleh keduanya.

"Yaudah pak, saya permisi dulu"

"Iya silahkan"

Afan menaiki motornya terlebih dahulu, kemudian baru Sridevi naik dengan memegang bahu sebelah kanan Afan. Tak membutuhkan waktu yang lama kini keduanya sudah berada di perjalanan. Jalan seperti biasa sangat ramai sekali dengan berbagai macam kendaraan yang melintas.

Afan menghentikan motornya telat di depan kontrakan, gadisnya turun dari motor, menyodorkan helm nya dan Afan menerimanya.

"Makasih"

"Hmm, besok gue jemput"

"Iya, hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut, kalau udah sampai kabarin ya" kata Sridevi tersenyum.

Malam hari

Afan disibukan dengan ponselnya, banyak sekali pesan masuk dari teman-temannya, memang dari pulang sekolah ia tidak membuka ponselnya, dan ya belum sempat mengabari kekasihnya. Tak membutuhkan waktu yang lama lagi kini Afan mengetik sebuah pesan pada Sridevi.

CINTA DAN RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang