Bagian 9: Satu Botol Teh Pucuk

1K 100 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Afan pulang ke rumah jam 12 lebih dengan Wajah babak belur. Menampakkan Mala yang tertidur di sofa ruang tengah dengan televisi yang masih menyala.

Mala yang tidur itu mendengar suara langkah kaki Afan yang dibantu oleh supir taksi tadi, Mala membuka matanya dan melihat wajah Afan yang babak belur membuatnya cemas dan takut.

"Mal, Lo kenapa gak tidur di kamar" Tanya Afan datar. Tidak ada rincian kesakitan dari raut wajahnya meskipun Mala dapat pastikan jika luka di wajah adiknya ini pasti terasa perih.

"Gak sengaja ketiduran disini" Jawab Mala seraya melihat keadaan adiknya yang babak belur.

"Ehhh pak tolong duduk kan adik saya disini" Titah Mala minta tolong pada supir taksi yang membawa Afan ini.

Supir itu mengangguk pelan dan membantu Afan untuk duduk di sofa.

"Kalau gitu saya permisi" Pamit supir itu.

"Makasih pak" Ucap mereka berdua.

Supir itu sudah pergi, jangan tanyakan Afan sudah membayar taksi itu apa tidak, jawabannya ya pasti sudah, Afan memberikan uang tadi waktu di mobil setelah mengantarkan Sridevi pulang.

Tanpa banyak kata Mala segera pergi untuk mengambil kotak P3K, dan saat ini maka susah membawa kotak P3K, lalu dirinya mendekati Afan dan dengan tangan yang bergetar Mala membersihkan luka diwajah Afan.

Sebenarnya Mala bisa saja meminta Anita mamanya ataupun dokter untuk mengobati luka Afan, namun menurut Mala biar dirinya saja yang mengobati adiknya ini.

Usai membersihkan luka di wajah Afan, saatnya bagi Mala untuk menanyakan sesuatu.

"Kenapa bisa Lo babak belur gini, bukannya tadi Lo pamit mau pergi ke club" Tanya Mala yang duduk disamping Afan.

"Emang gue tadi ke club, terus mau arah pulang ehh gak taunya gue di hadang sama 4 orang, terus ya gitu gue di hajar Sampai kek gini" Jelas Afan panjang lebar.

"Terus motor Lo gimana"

"Gue tinggalin, besok baru gue ambil sama Eby.

"Lo jangan kasih tau mama ya, apalagi papa, Lo kan kakak gue yang paling baik sedunia" Ucap Afan mohon pada Mala.

"Gini nih kalau ada maunnya baru Lo mau muji gue" Mala sedikit kesal.

"Ya mal, plis!" Mohon Afan lagi.

Mala mengangguk dan membuat Afan sedikit lega.

"Anterin gue ke kamar,mal" Ujar Afan meminta tolong, tidak mungkin kan Afan pergi ke kamar seorang diri dengan keadaan yang tidak bisa jalan.

"Yaudah" Ucap Mala.

Lalu Mala membantu Afan untuk berjalan, menaiki tangga dengan pelan.

Dan akhirnya mereka berdua tengah sampai di kamar Afan.

"Makasih" Afan berterima kasih.

"Hmm, gue keluar dulu, mau lanjutin tidur cantik".

Setelah Mala pergi dari kamarnya, Afan mulai mengeluarkan ponselnya yang di saku jaket, lalu jarinya memetik untuk mengirimkan sebuah pesan kepada Eby.

Eby🐆

Besok jemput gue

Iya, tapi kog tumben
Emang motor Lo kamada fan

Gue tinggal di jalan

Hah! Ngapain lo tinggal
Dijalan, kalau Lo gak butuh
Motor, kasih ke gua aja fan

Ceritanya panjang, males
Ngetik, besok gue ceritain

Oke!




...000...




Suara bel pergantian jam berbunyi, Sridevi segera bergegas mengganti seragamnya menjadi baju olahraga, karena sepuluh menit lagi seluruh siswa-siswi harus sudah berbaris rapi di lapangan.

Seluruh isi kelas sudah ribut dengan kegiatannya sendiri untuk berganti pakaian, ada yang teriak-teriak minta ditunggu karena masih mengambil barang-barang yang ada di dalam tas sementara teman lainnya sudah berada di ambang pintu untuk segera menuju toilet.

Berbeda dengan golongan para lelaki yang lebih memilih untuk berganti pakaian di kelas saja dengan pintu yang ditutup.

Seidevi dan vio tengah berada di toilet untuk mengganti seragamnya, setelahnya mereka pergi ke lapangan untuk melakukan olahraga bersama teman satu kelasnya juga guru olahraga.

Sebelum olahraga mereka mulai pemanasan terlebih dahulu, lalu baru mereka bermain dengan hobinya masing-masing, ada yang bermain voli, futsal, dan badminton.

Setelah beberapa jam kegiatan olahraga berlangsung, para siswa-siswi segera berlalu ke kelas masing-masing untuk berganti pakaian seharusnya. Namun karena keringat yang terus-menerus keluar dari dalam tubuh mereka membuatnya enggan untuk segera berganti pakaian.

"Panas banget dah" Ujar Vio sambil mengipasi wajah nya dengan buku tulis yang sudah persis seperti kipas.

"Iya nih, dehidrasi gue, tapi mager hehe" Ucap Sridevi dengan cengiran khas nya yang dibalas oleh lirikan tajam Vio.

"Eh Vio, buat Lo nih" Ucap Arvind seraya melempar botol teh pucuk tepat pada tangkapan tangan Vio.

Vio yang reflek menoleh pun dengan sigap segera mengambil mobol minuman yang di lempar Arvind tepat sasaran.

"Tumben Lo" Ujar Vio penuh selidik.

"Yee gue berubah jadi baik juga masih curigaan mulu"

"Lo gak lagi maunya kan?" Tanya Vio dengan mata yang selidik memincing menelisik gerak-gerik tubuh Arvind yang diketahui hanya naik jika ada mau nya saja.

"Enggak vio, oh yaa gue keluar dulu" Arvind pergi keluar kelas setelah memberikan minum kepada Vio.

"Ciee, kek nya Arvind suka deh sama Lo, Vio" Goda Sridevi.

"Gak lah, ohh ya nih Lo minum gak?" Vio menawarkan Minuman yang tadi di kasih oleh Arvind.

Sridevi mengangguk, lalu meneguk minuman teh pucuk itu" Makasih".




Jangan lupa vote and komen 👍💞
Ig: dysnr.aina
Tiktok: dysnr.aina

5 Juli 2023



CINTA DAN RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang