Sepuluh menit kemudian Rakha bangun dari tidurnya, dan ingin kembali ke kelas.
Ia berdiri dari kursi, dan melangkahkan kakinya, namun langkahnya terhenti ketika matanya tidak sengaja melihat sebuah foto kecil yang jatuh di lantai, tangan kanannya mengambil foto tersebut, dan Rakha sangat terkejut ketika foto itu sangat mirip dengan foto yang kemarin dia temukan di rumah tua itu.
"Sangat mirip, punya siapa ini?" Batin Rakha.
Foto tersebut dia bawa dan ditaruhnya di saku celananya, setelahnya Rakha pergi keluar dari perpustakaan.
Disisi lain kelas yang dihuni oleh Afan dkk sangat ramai sekali, memang bel masuk sudah berbunyi dari tadi, entah mengapa guru mapel matematika belum datang, mungkin ada keperluan lain yang mendesak sehingga guru tersebut tidak datang.
Afan dkk tengah sibuk dengan ponselnya, mereka tengah bermain game, dan sebagian besar kaum perempuan tengah bercerita atau menggibah, ya sudah biasa.
Namun entah berbeda dengan Sridevi, dia sedari tadi hanya diam, entah memikirkan apa gadis itu.
"Oiii, tumben Lo diam" Tanya Vio.
"Terus gue harus gimana, Vio sayangku"
"Awww salting dipanggil sayang" Vio sangat lebay sekali wkwkwk.
"Lebay"
"Tadi Lo kemana istirahat?" Tanya Vio.
"Perpustakaan"
"Kok gak ngajak gue?"
"Biasanya kan Lo gak suka di perpustakaan, gimana sih Lo" Ujar Sridevi dengan sedikit nada ngegas.
"Iya juga sih, gue males kalau berbaur dengan buku, untung aja jam matematika jamkos"
"Untung aja"
Setelah itu Sridevi menyadari jika fotonya tidak dia pegang, lalu kemana foto itu? Pikirnya.
Dia mencari di saku baju, tapi mengapa tidak ada, dia sangat panik sekali raut wajahnya.
"Lo nyariin apaan, Dev?" Tanya Vio yang sedari tadi melihat gerak-gerik Sahabatnya yang aneh.
"Foto gue ilang"
"Foto apaan dah?"
"Pokok foto gue gak ada, terus kemana coba?"
"Coba Lo cari lagi" Suruh Vio.
"Gak ada"
"Mungkin jatuh"
"Kayaknya, tapi jatuhnya dimana?" Tanya Sridevi.
"Mungkin waktu Lo di perpustakaan"
"Kayaknya, kalau gak ya waktu gue di jalan" Ujar Sridevi.
"Nanti gue anter ke perpustakaan, buat nyariin tuh foto" Ucap Vio membantu untuk mencari fotonya yang hilang.
"Iya"
🌷🌷🌷
Waktu menunjukkan pukul 8 malam, ini waktunya Afan turun untuk makan malam, dan sepertinya keluarganya sudah menunggu sedari tadi, dan dengan secepat mungkin Afan keluar dari kamar dan menuju ruang makan.
"Malam ma pa" Sapa Afan.
"Malam sayang" Ucap keduanya.
"Afan, gimana sekolah mu?" Tanya Juan.
"Baik" Jawabannya singkat.
"Bagus kalo gitu" Ucap Juan.
Akhirnya setelah beberapa menit makan malam pun sudah selesai.
"Afan, papa ingin berbicara sama kamu" Ucap Juan.
"Iya, ada apa?"
"Kapan kamu ingin menemui Novia?" Tanya Juan dengan menatap mata putranya.
"Novia? Siapa dia pa? Afan gak kenal dan untuk apa Afan menemuinya?" Tanya Afan.
"Novia anak sahabat papa, dan papa akan kembali ke rencana awal, menjodohkan kamu dengan Novia, dan mungkin beberapa hari lagi papa akan menjadwalkan pertemuan kalian berdua" Ujar Juan dengan tegas.
"Enggak bisa gitu dong pa, lagian papa juga udah tau aku udah suka sama cewek lain pa" Tolak Afan dengan sedikit ngegas.
"Dan Afan juga udah besar pa, Afan udah bisa nentuin pasangan sendiri" Lanjut Afan.
"Kamu gak boleh nolak, papa ingin yang terbaik untuk kamu" Tegas Juan.
Setelah itu Afan pergi ke kamar, tanpa mengatakan apa-apa, sungguh hatinya sangat kecewa sekali pada papanya, mengapa harus dijodohkan dengan wanita lain, sedangkan di hatinya sudah ada yang mengisi.
"Ahkhhh, kenapa harus gue sih, harusnya Mala, bukan gue!!" Monolog Afan di kamar.
Kemudian dia mencari ponselnya, dan membuka WhatsApp.
Devii:
Lo di kontrakan?
Enggak
Dimana?
Cafe, ada apa?
Gue pingin
Ketemu sama LoYaudah sini
Gue di cafeOke, habis ini
Gue otwIya, hati²
Setelah itu, Afan mengambil jaket nya yang digantung di lemari, kemudian dia pergi lewat pintu belakang, semoga saja papa nya tidak mengetahui jika malam ini dirinya tidak berada dirumah.
Dua puluh menit mengendarai mobil besarnya, dan akhirnya Afan sekarang sudah berada di depan cafe tempat Sridevi kerja.
Setelah memarkirkan motornya, Afan melangkahkan kakinya masuk ke cafe tersebut, dan mencari sosok Sridevi.
Sridevi saat ini masih disibukkan dengan pekerjaannya, dan sembari menunggu Sridevi selesai, Afan memainkan ponselnya.
Sepuluh menit menunggu, akhirnya Sridevi menghampiri Afan dan duduk di meja yang berada di depan Afan.
"Ada apa?" Tanya Sridevi.
"Ayo nikah"
Terimakasih yang sudah membaca part ini, jangan lupa tinggalkan jejak setelah membacanya.
Next?
1 mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN RAHASIA
Teen FictionKenalin gue Devi, tujuan gue hidup itu hanya ingin bertemu dengan Abang gue yang selama ini tinggal di Jakarta, ya gue dengan Abang terpisahkan sejak kecil. Orang tua kami berpisah sejak kami masih kecil, Abang dibawa oleh papa ke Jakarta, sedangkan...