BAB 12

12 6 0
                                    

Mawar dan Asha kini telah sampai di restoran jepang yang cukup terkenal. Keduanya duduk di salah satu meja yang sudah tersedia.

"Maw, sumpah makanan ini enak banget!" Asha menikmati makanan yang sudah tersedia dengan nikmat.

"Gak sesal gue ngajak lo ke tempat ini," lanjutnya.

"Jelas gak sesal lah, orang makanannya aja mahal. Jadi ludes kan isi dompet gue," gerutunya pada Asha.

"Sesekali lah lo traktir gue, kapan lagi kan lo bisa traktir gue. Lagian lo itu gak boleh pelit sama gue," ucap Asha pada Mawar.

"Tenang, gue ikhlas kok." Mawar memberikan sebuah senyuman paksanya.

Asha menoleh ke arah Mawar, memperhatikan wajah sahabatnya itu. "Gue curiga kalau lo sebenarnya gak ikhlas kan? Kalau lo beneran gak ikhlas, nih gue kembalikan makanan lo, tetapi udah terbentuk jadi kotoran." Asha terkekeh geli ketika mendengar perkataan dirinya.

"Tenang, gue ikhlas kok. Lagian gue juga gak mau makanan gue di kembalikan, apalagi sudah jadi kotoran. Jijik gue!" Mawar rasanya ingin muntah membayangkan nya.

"Siapa tahu, makanan yang udah lo beli mau di kembalikan."

"Gue ikhlas!" cetusnya.

Asha terkekeh geli melihat wajah Mawar itu. "Emosian amat lo."

Mawar mendengus kesal, "Lo sih segala mancing emosi orang."

"Gue 'kan cuma bercanda, lo nya aja yang baperan," balasnya.

"Terserah lo! Intinya gue ikhlas." Mawar memberikan tatapan datarnya kepada Asha.

Asha tertawa keras melihat wajah kesal Mawar itu. Hampir saja dia tersedak makanannya, saking tertawanya sangat keras. Definisi kualat sama sahabat sendiri.

***

"Maw." Asha memanggil Mawar berkali-kali, tetapi sang empu hanya fokus pada ponselnya. Saat ini mereka sedang berjalan menuju parkiran.

"Maw," panggilnya lagi.

Asha geram, karena Mawar tak kunjung menjawab panggilannya. Ia mulai menyikut lengan Mawar itu.

"Apasih, Sha?" Mawar bertanya kepada Asha, tangannya mulai memasuki ponselnya ke dalam tas selempangnya.

"Mawar, lo ngambek ya sama gue? Sampai gue manggil, gak lo sahut."

Mawar mengerutkan keningnya, "Kapan lo manggil gue?" Bukannya menjawab, Mawar bertanya balik.

"Nah, ini nih saking fokus sama benda gepeng tuh, sampai gak sadar kalau gue manggil lo. Gue tadi mau ngajak lo have fun ke mall."

"Sumpah, gue gak sadar kalau lo manggil gue." Jarinya membentuk sebuah gaya peace.

Asha berdecak keras, "Emang apa sih yang lo lihat?"

"Gue lagi lihat, bahwa ada diskon besar-besaran di toko baju," jawabnya.

"Di mana?"

"Di mall lah, lo kira di supermarket," ketusnya.

Asha langsung merubah wajahnya menjadi sumringah. "Serius?! Fiks kita harus ke sana Maw."

"Ayo!" Asha menyeret lengan Mawar sangat kuat, supaya mereka cepat sampai di parkiran.

"Sabar dikit! Lengan gue sakit nih. Tenang, toko itu gak pergi," ujarnya.

Cinta yang Tersembunyi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang