Waktu istirahat telah habis. Mereka kembali memulai pertandingan babak terakhir, yaitu babak ketiga. Babak inilah yang ditunggu-tunggu para penonton sedari tadi.
Sedari tadi para penonton sangat riuh ketika bola masuk ke keranjang, apa lagi jantung mereka sudah gak aman. Tapi, siapa yang bertanding? kenapa malah penonton yang jantungnya gak aman? Seharusnya 'kan para pemain. Justru para pemain malah menganggap santai pada babak ini. Kenapa tidak tegang? Karena kalau tegang otomatis mereka akan gugup, jadinya mereka gagal fokus.
Darel tak berhenti sedari tadi mendribble bola. Matanya was-was ketika sang lawan akan merebut bola darinya.
"Darel, semangat!" teriak Rinda sangat kencang.
Darel hanya mengacuhkan teriakan itu. Baginya teriakan dari Rinda itu tak membuatnya semangat. Beda lagi kalau teriakan dari Mawar, Asha, dan teman lainnya, kecuali Rinda.
"Darel, lo harus semangat!" teriak Asha.
Sontak Darel langsung beralih menatap ke arah Asha dan Mawar. Mawar hanya memberikan senyumannya, tak lupa ia menggenggam tangannya ke atas, memberi semangat.
Darel membalas dengan senyuman manisnya. Ia melanjut mendribble bola tanpa henti hingga masuk ke dalam keranjang.
"SMA Kertanegara berhasil memasukkan bola ke keranjang lagi. Total poin mereka saat ini empat belas banding tiga belas."
"Persaingan yang sangat ketat ya pemirsa. Beri tepukan yang meriah buat kedua tim sebagai tanda semangat kita untuk mereka." Suara tepukan dari berbagai orang mereka berikan, tak lupa mereka bersorak dengan riang menikmati pertandingan ini.
Davanka hendak mengambil bola yang memantul dari atas tadi, tetapi dia kalah telak, lawannya telah mengambil bola dengan sangat cepat.
Sialan batinnya.
"SMA Angkasa semangat, go, go!" Para cheers dari lawan mereka juga tak kalah memberi semangat.
Bola basket saat ini telah di tangan kapten sang lawan. Kapten sang lawan memberikan tatapan mengejek kepada mereka, seperti sedang direndahkan.
Berlari secepat mungkin sembari tangan mendribble bola sangat lincah, tak lupa gerakan menghindari berbagai cegahan sudah ia lewati dengan mudah. Darel memasang wajah cengohnya, ia tak menyangka bahwa sang lawan bisa secepat dan selincah ini. Selama ini mereka bertanding belum ada lawan yang seperti ini.
"SMA Angkasa tak mau kalah juga, tim mereka berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang dengan sangat cepat. Poin mereka saat ini sedang seri atau empat belas sama."
"Wouh, inilah yang ditunggu-tunggu semuanya. Poin terakhir sekaligus penentu siapa yang akan memenangkan pertandingan kali ini? Makin deg-degan ya pemirsa." Suara sorakan dari penonton semakin riuh, tak lupa mereka juga memberikan tepukan tangan yang meriah.
***
Mawar dan Asha tak berhenti memberikan sorakan sekaligus tepukan tangan mereka.
"SMA Kertanegara pasti menang!"
"SMA Angkasa pasti menang, kalahkan sang lawan!"
"Darel, semangat! Harus fokus, jangan sampai lengah!"
"Tim Darel semangat juga!"
Sangat riuh bukan? Sebagian dari mereka bersorak menyemangati masing-masing tim dari sekolah mereka.
"SMA Angkasa tak mau kalah juga, tim mereka berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang dengan sangat cepat. Poin mereka saat ini sedang seri atau empat belas sama."

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Tersembunyi
Novela Juvenil"Gue yang terluka, kalian yang bahagia." -Cinta yang Tersembunyi Tak mempunyai perasaan terhadap teman sendiri itu tidaklah mudah, apalagi mereka telah berteman sejak pertama kali menginjak masa putih abu. Dirinya selalu menepis pikirannya jika ia m...