Lapangan basket SMA Kertanegara saat ini tengah ramai, banyak sekali murid dari sekolah ini atau sekolah lain yang datang ke sini. Bahkan ada orang lain yang datang ke sini juga. Karena ini merupakan salah satu pertandingan antara SMA Kertanegara lawan SMA Angkasa.
SMA Angkasa merupakan sekolah yang tak kalah terkenal dengan SMA Kertanegara. Mereka terkenal karena permainan basket yang luar biasa. Mereka juga sering memenangkan pertandingan basket.
Darel beserta timnya saat ini sedang tengah berkumpul di pinggir lapangan. Mereka membahas mengenai pertandingannya bersama coach mereka.
"Kalian ingat apa pesan dari saya?"
Semuanya mengangguk paham.
"Bermain lah sebisa mungkin. Saya harap, kalian bisa menampilkan yang terbaik buat tim kita dan nama baik sekolah kita. Menang atau kalah itu tidak penting, yang terpenting kalian bisa bermain dengan kompak, dan satu lagi harus fokus," jelas coach.
"Siap coach," serentak mereka.
"Masalah pribadi kalian, jangan ikut campurkan dalam pertandingan ini. Paham?"
Semuanya mengangguk paham.
Coach itu menjulurkan tangannya. Paham akan maksud coach nya itu, mereka segera menumpuk tangan mereka jadi satu, lalu berteriak.
"Jangan menyerah, sebelum kalah!" jerit mereka. Mereka mulai menghempaskan tangan mereka ke bawah.
"Perhatian buat seluruh tim basket yang akan tanding, mohon segera menuju lapangan karena sebentar lagi pertandingan akan dimulai." Suara mikrofon terdengar lumayan nyaring jika didengar.
"Sekarang kalian cepat ke lapangan, udah mau tanding tuh."
Semuanya mengangguk dan mulai berjalan menuju lapangan.
"Ingat pesan coach tadi. Semangat kalian!" teriak coach nya dari jauh.
***
"Cepat Sha, pertandingan mau dimulai nih." Mawar sudah tak sabar lagi ingin memasuki area lapangan.
"Sabar Maw. Gue lagi masukkan buku absen nih ke tas." Tangan Asha memasukkan buku absen anak murid ke dalam tas dengan cepat.
"Lama banget deh lo." Mawar segera membantu Asha memasukkan buku-bukunya.
"SMA Kertanegara mendapat satu poin." Suara mikrofon itu semakin membuat Mawar memasukkan buku dengan sangat cepat.
"Tuh 'kan udah mulai Sha," omelnya.
Asha jengah dengan Mawar yang sedari tadi tak sabaran. "Sabar Maw. Gue lagi ikat tali sepatu gue, entar gue jatuh kalau gak diikat." Asha berjongkok untuk mengikat tali sepatunya yang lepas.
"Tak mau kalah juga SMA Angkasa mendapatkan satu poin. Jadi poin mereka saat ini seri."
Mawar semakin tak sabaran untuk menonton. Dia melihat ke arah Asha yang masih sibuk berjongkok sembari membenarkan tali sepatunya.
Mawar mulai menjauh dari Asha dengan langkah pelannya. Dirasa sudah cukup jauh, dia segera berlari secepat mungkin.
Mending gue duluan mumpung si Asha masih benerin tali sepatunya. Maaf, ya, Sha. Gue duluan batinnya.
Mawar terus berlari tanpa melihat ke arah depan. Kepalanya terus menoleh ke arah belakang, berharap Asha segera muncul dan menyusulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Tersembunyi
Teen Fiction"Gue yang terluka, kalian yang bahagia." -Cinta yang Tersembunyi Tak mempunyai perasaan terhadap teman sendiri itu tidaklah mudah, apalagi mereka telah berteman sejak pertama kali menginjak masa putih abu. Dirinya selalu menepis pikirannya jika ia m...