Anjel 1 : Broken Heart

7.3K 623 11
                                    

Anjel turun dari motor miliknya, dia membuka helm dan meletakkan di dekat kaca spion motornya, dengan cekatan jemari gadis itu membenarkan tatanan poninya.

"Tumben cepat."

Gadis itu menolah, menatap temannya itu. "Lo pagi-pagi buat gue spot jantung."

Dia Even, temannya sejak kelas 10 dan merupakan seorang anak geng motor. "Lo engga lihat gue apa? Daritadi gue disini."

"Kagak." Anjel menggelengkan kepala.

Even berdecak dingin. "Iya deh, di mata dan pikiran lo cuma ada si ketos itu "

"Gak juga sih, bagi gue duit nomor satu terus sisanya Tian, karena Tian anak orang kaya, ganteng, pintar, dan kebalikan dari gue yang mirip setan." Dia mengakui dirinya sendiri setan. "Kalau gue menangin hati dia, apa gak bahagia banget kehidupan sekolah gue." Dia menyeringai.

"Cewek matre."

"Biarin." Anjel menjulurkan lidahnya.

Even menggelengkan kepala tidak habis pikir, namun tiba-tiba ujung matanya menatap sesuatu. "Pangeran lo tuh."

Anjel menolah secepat mungkin, dia buru-buru mengacak-acak poninya kembali, menarik rok-nya, dan membuka kancing seragamnya.

Even berdecak kagum, benar-benar nih cewek, gila.

"Tian!" Anjel memanggil laki-laki itu, ia berjalan mendekatinya.

Tian yang baru tiba ke sekolah dengan mobil pribadi milik keluarganya terdiam melihat Anjel.

Anjel berhenti di hadapan laki-laki itu. "Hari ini gue engga telat, hehehe, puji gue dong."

Laki-laki menghela nafas. "Pakaian lo, capek gue bilangin nya."

"Yah mau gimana lagi, ini udah jadi ciri khas gue."

"Rambut lo astaga, ikat, jangan digerai, poni lo juga, kancing baju loh, aduh gue pusing." Dahinya mengkerut dalam. "Ikut gue." Dia menarik tangan Anjel, menunjukkannya di bangku tepat di bawah pohon mangga depan podium upacara.

"Punya ikat rambut gak?"

Anjel menggelengkan kepalanya polos. "Kagak."

"Ck..." Dia merogoh saku celananya, sebuah ikat rambut berwarna pink ada disana.

Tunggu dulu!

"Lo kok punya ikat rambut warna pink?!" seru Anjel, dia ingin bangkit, namun Tian menahan bahunya.

"Diam lo." tegas laki-laki itu.

Anjel duduk diam.

Dengan jari-jarinya dia merapikan rambut Anjel, laki-laki itu mengikat satu rambut gadis itu, dia terlihat telaten, seperti sudah terbiasa mengikat rambut seorang gadis.

Itu buruk.

Suasana hati Anjel buruk.

Bukankah itu artinya, ada seseorang di kehidupan Tian? Seseorang yang membuatnya bisa melakukan hal-hal sederhana seperti ini, yang membuat cewek-cewek jadi klepek-klepek.

"Seragam lo kancing sendiri."

Anjel kesal.

Gadis itu bangkit. "Iya." Dia tidak menatap Tian.

Alis Tian terangkat sebelah, merasa ada yang salah. "Kenapa lo?"

Bibir Anjel maju beberapa centi. "Gak apa-apa."

Tian tidak mengerti.

"Ikat rambutnya punya siapa?" tanya Anjel, matanya menyipit tajam.

"Punya Aulia."

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang