Anjel 20 : Iona

3.7K 466 29
                                    

Anjel menatap jam tangan nya, dia menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya, sudah lebih dari setengah jam dia menunggu, namun seseorang yang berjanji dengan nya tidak juga menunjukkan batang hidungnya.

Even

Jam 1, after lunch.

Dia kembali melihat pesan dari Even, sejak tadi dia selalu memelototi pesan itu sembari menerka-nerka waktu di kepalanya.

Kira-kira bisa gak yah?

Kira-kira lama gak yah?

Padahal Cael mengatakan padanya kalau dia tidak ikut futsal, tapi kenapa hati Anjel menyuruhnya untuk datang kesana.

Kenapa?

Padahal seharusnya dia senang disini, semua orang bahagia, eforia kebahagiaan ada dimana-mana, tapi kenapa Anjel tidak terikat kesana.

"Kak Anjel?"

Lamunan Anjel terhenti, dia mengangkat kepalanya untuk melihat seorang gadis kecil yang tingginya hanya sampai bahunya, dengan pipi bulat, mata besar, bibir kecil, dan rambut pirang serta mata biru terang.

"Boneka?" gumam Anjel.

Gadis itu sedikit terkejut dengan respon Anjel, dia tersenyum manis. "Aku manusia kak."

Oh, orang ternyata.

Dia nafas, bergerak, dan bersuara.

"Iona yah? Maaf, maaf kakak ngelamun tadi." Anjel merunduk sopan pada seorang pria dengan pakaian hitam di belakang Iona, adik sepupu Cael dan Tian.

"Gak apa-apa kak, maaf lama, macet banget tadi, disepanjang jalan banyak lomba jadi aku kefokus kesana." Dia tertawa senang.

Ugh, Anjel menutup sedikit matanya.

Terlalu cerah, dia terlalu cerah.

Imut, cantik, lucu, gemas, pantesan saja kedua orang tuanya overprotektif.

"Santai, santai, kakak banyak waktu luang kok." Wajah Anjel terlihat sengsara ketika mengatakannya.

Iona tertawa manis. "Kakak lucu banget, benar kata kak Canda."

Eh?

"Cael? Dia cerita tentang gue? Eh aku ke kamu?" Aduh, dia kan jadi ikut-ikutan, lidahnya kepeleset.

Anjel jadi tidak enak untuk menggunakan gue-lo ketika lawan bicaranya mengunakan KBBI dengan baik.

"Santai aja kak, aku kan lebih muda dari kakak."

"Oh yah hahaha." Anjel tertawa canggung. "Maaf yah kalau pakai aku-kamu rasanya gue beneran jadi makhluk bumi yang paling asing."

Iona kembali tertawa.

Perasaannya saja atau bukan, tapi setiap hal yang Anjel katakan selalu membuat gadis ini tertawa.

Kan Anjel jadi malu.

Apa jangan-jangan dia berbakat jadi komedian?

"Eh dia siapa lo?" tanya Anjel, dia berbicara tentang pria berpakaian hitam yang sejak tadi hanya diam dan mendengarkan perkataan mereka.

Iona tertawa, kali ini tawanya tidak terlihat natural seperti ketika Anjel berbicara, itu terpaksa. "Maaf kak, dia supir pribadi aku, maaf kalau buat kakak engga nyaman."

Ah.

Anjel sepertinya mengerti.

Itu pasti pengawalnya.

Ribet banget hidup nih anak.

Cantik sih, tapi kalau hidupnya diatur mana enak.

"Hm..." Anjel menggaruk pipinya, dia sedang berpikir kira-kira kemana dia harus membawa tuan putri ini pergi?

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang