Anjel 38 : I'm sorry

3.9K 452 55
                                    

Cael sampai lebih dulu di sekolah Tian, dia terkejut melihat pagar sekolah itu yang rusak karena ditabrak oleh sebuah mobil. Turun dari motornya, Cael berlari memasuki lingkungan sekolah Tian dan mencari keberadaan laki-laki itu.

"Tian! Tian! Tian! Restian!" Dia menjerit keras.

Dari kejauhan Cael melihat beberapa suruhan Papanya yang terbaring pingsan, ketakutan langsung muncul di wajah Cael.

Laki-laki itu berlari, nafasnya memburu, rasa khawatir dan takut memenuhi dadanya. "Restian! Diamana dia?! Dimana Tian!?" Dia menarik baju salah satu pengawal Tian itu.

Darah, ada banyak darah disini.

Takut, takut, takut.

Cael takut.

"Dia disini."

Hah?

Belum sempat Cael merespon, dia merasakan pukulan benda tumpul di belakang kepalanya.

"Argh!" Cael mengadu, telinganya berdengung, rasa pusing menyerangnya.

"Canda! Sialan! Lo apain dia?!"

"Pukul sekali lagi."

Pukulan itu kembali terasa, rasanya kepala Cael seperti akan pecah.

Tidak butuh waktu lama, Cael langsung pingsan di tempatnya.

"Canda!" Tian menjerit keras, keadaannya jauh dari kata baik-baik saja.

Dia bahkan tidak bisa merasakan kakinya lagi.

Freddy tertawa puas, dia menyuruh anak buahnya untuk membawa dua saudara kembar itu memasuki mobilnya. "Akhirnya kekesal gue terbalaskan, sialan, kalian berdua benar-benar nyebelin banget, sejak pulang dari kantor polisi itu, gue udah mikirin banyak cara untuk menghabisi kalian."

"Lo gila?! Lo pikir bisa lolos dari ini?!" seru Tian.

Freddy tertawa. "Bisa lah, paling bokap lo gunain duit lagi untuk menyelesaikan masalah, dia kan malas melakukan penyelidikan."

Rasanya Tian seperti dihantam oleh ombak besar yang dinamakan kenyataan pahit.

Itu benar.

"Buat dia pingsan juga, terus cabut."

Belakang kepala Tian juga dipukul, karena dia sudah terlalu lama, tepat setelahnya dia pingsan.

***

Cael terbangun dari tidurnya karena merasakan rasa dingin yang menusuk tubuhnya, awalnya dia bingung sedang berada dimana, namun ketika mendengar suara Tian, dia langsung ingat dengan apa yang terjadi.

"Argh!" Cael mengadu, belakang kepalanya sakit sekali.

"Halo Abang udah bangun?"

Cael berusaha untuk mengacuhkan rasa sakit di kepalanya, awalnya pandangan matanya tidak jelas, dia butuh waktu lama untuk melihat apa yang saat ini terjadi di depan matanya.

"Tian!" seru Cael.

Tian tidak tahu Cael dimana, saat ini mata dan mulutnya ditutup, begitu juga dengan tubuhnya yang diikat paksa di sebuah kursi.

"Uhm! Uhm!" Tian merespon seperti itu setelah mendengar panggilan Cael.

"Lepasin dia! Masalah lo ada di gue! Bukan dia!" seru Cael, dia menatap Freddy penuh kebencian.

"Sialan!" Freddy menampar wajah Cael. "Jangan lihat gue kayak gitu, lo engga tahu situasinya?! Huh?!" Dia menampar Cael beberapa kali, sampai bibir Cael sobek.

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang