Anjel 21 : The Goal

3.7K 480 32
                                    

Anjel melambaikan tangannya pada Even yang sedang menunggu disamping mobil Jeep nya, dengan senyuman cerah Anjel menarik Iona untuk ikut bersamanya, Iona menuruti kemampuan langkah Anjel membawanya, senyum di bibirnya tidak pernah luntur, dadanya berdebar kencang entah itu karena dia berlari atau karena dia baru saja meninggalkan pengawalnya untuk ikut dengan gadis bernama Anjel ini.

"Telat? Gak kan?"

Even menggelengkan kepalanya. "Cepatan naik, anggota lain udah cabut daritadi."

"Oke-oke, eh btw ini Iona sepupunya Cael sama Tian."

"Halo kak." Sapa Iona ramah.

Even mengangguk kecil. "Baru ditinggal sebentar lo udah dapet boneka baru yah."

"Iona manusia bukan boneka." Protes Anjel.

"Iya-iya cepatan naik." Even segera naik ke kursi pengemudi, disusul oleh Anjel dan Iona yang duduk di belakang.

"Cewek lo gimana?" tanya Anjel.

"Dia bilang mau datang sendiri sama temanya."

"Oh oke deh, dia engga akan marah kan kalau gue ikut lo?"

Even mengangkat bahu, tidak tahu. "Harusnya engga, gue kan udah jarang main sama lo, engga kayak dulu." Even membawa mobilnya keluar dari lingkungan sekolah.

"Kalian berantam?" tanya Anjel penasaran.

"Biasa aja." jelas sekali kalau keduanya sedang berantam.

"Kak aku boleh buka jendela nya gak?" tiba-tiba Iona menginterupsi percakapan mereka berdua.

Even melirik gadis boneka itu dari kaca mobil, dia mengangguk.

Iona segera membuka kaca mobil Jeep, dia terlihat sangat senang ketika angin menerpa wajahnya.

"Dia tuan putri, kami aja baru kabur dari pengawalnya." bisik Anjel pada Even.

"Bukan cuma bawa tuan putri kabur, lo juga lari dari pengawalnya, ck." Even menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Dia bilang juga gak apa-apa kok, jangan sewot." Anjel menempeleng bahu Even.

Tidak lama kemudian mereka sampai, tidak perlu dipungkiri ketika seseorang membawa mobil ke SMA yang notabene siswanya kebanyakan bawa motor, tentu saja menjadi pusat perhatian dan gosip.

Even memakirkan mobilnya di tempat yang satpam arahkan padanya, kemudian setelahnya dia mematikan mesin mobil.

Anjel dan Iona segera turun.

Puluhan pasang mata langsung terarah pada Iona, tentu saja dia mencolok, rambutnya pirang cok.

"Iona lo jangan jauh-jauh dari gue." Anjel mengenggam erat tangan gadis itu.

"Iya kak."

"Gue ngumpul, lo berdua hati-hati." Even memberikan isyarat kepada Anjel untuk meneleponnya jika sesuatu terjadi.

Anjel mengacungkan jempol nya.

"Mau kemana dulu kita?" tanya Anjel pada Iona.

"Cari kak Canda yuk kak?"

Hehehe sepertinya pikiran Anjel dan Iona bersatu menjadi satu.

"Hm, gawat gue engga tahu kelasnya dimana." Anjel tidak pernah bertanya tentang hal itu.

"Kak Canda dia bantuin panitia acara, katanya di selalu di lapangan." ujar Iona.

"Lo kok tahu?" Anjel merasa tersindir, bagaimana gadis ini lebih tahu tentang kegiatan Cael daripada dirinya.

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang