Anjel 9 : Type

4.5K 493 33
                                    

Malam minggunya, sesuai janji mereka di hari Jumat kemarin, Anjel dan Sam ketemuan di sebuah acara festival kuliner yang akan diadakan selama tiga hari kedepan.

"Gila mahal banget makanan disini." Anjel menatap sekitarnya. "Njir Bakso dua biji 20 ribu?" Benar-benar tidak pantas.

Sam tertawa kecil mendengarnya, laki-laki dengan topi bewarna hitam itu terlihat sangat berbeda dari dia yang di sekolah. Ketika menggunakan seragam dia terlihat sangat cupu, namun sekarang ketika di luar sekolah dia cukup bergaya dengan pakaian yang santai dan nyaman.

"Gue traktir, lo bebas mau apa." Dia sudah bekerja keras untuk ini, mengumpulkan uang untuk membawa Anjel ke sebuah festival kuliner.

Anjel menggelengkan kepalanya. "Kita engga pacaran, gue engga mau bebanin lo." Dia bukan tipe gadis yang suka dibayarin. "Gue punya uang, cuma gue kaget aja, biayanya lebih mahal daripada di pinggir jalan." Anjel melirik laki-laki itu. "Lo gunain aja duit lo untuk beli apapun yang lo mau, atau beli sesuatu untuk adik lo, keluarga lo, itu lebih baik daripada bayarin gue yang punya uang."

Sam sediki tertegun, Anjel benar-benar sangat berbeda dengan tipe gadis di luar sana.

Tidak salah dia menyimpan perasaan pada gadis itu.

"Sialan, kok mereka ada dimana-mana sih?" Mata Anjel berubah, kebencian terlihat di netra nya.

Sam mengikat arah pandang Anjel, dia langsung tersenyum lebar melihat kehadiran Tian dan Aulia, dengan begini dia bisa memberi sedikit pemahaman pada Tian kalau dia dan Anjel sedang dalam masa pdkt.

"Mau penyembuhan, malah ada penyakit." Anjel segera melangkah pergi, menjauh dari dua pasangan itu.

"Tian!"

"Anjing." refleks Anjel mengumpat. "Lo mau cari mati yah?" Mata Anjel berubah menyeramkan, dipenuhi dendam tersendiri.

"Lo kenapa?" tanya Sam heran.

Anjel hampir saja mengeluarkan sumpah serapah.

"Sam, Anjel, kalian disini juga?" Aulia bertanya ramah, dia terlihat sangat cantik dengan gaun sederhana berwarna cream, rambut yang diikat sebagian, dan sepatu hak tinggi.

Gayanya sangat girly berbeda dengan Anjel yang menggunakan celana jeans hitam, kaos putih, jaket hitam, dan sneakers.

Gaya mereka berbeda jauh banget.

"Kalian pacaran?" tanya Tian, tidak terlihat rasa cemburu atau sejenisnya.

Dia hanya tersenyum menggoda pada Anjel dan Sam.

"Gak." tegas Anjel. "Dia butuh teman untuk kesini terus ngajak gue." Dia menjawab sejujurnya.

Sam mengangguk. "Iya, gue dapat tiket gratis dari abang gue, dia pengelola event ini."

"Keren, btw mau jalan bareng gak? Kalian baru tiba atau udah lama disini?" tanya Aulia.

"Baru tiba." jawab Sam secepat kilat, sebelum Anjel menjawab.

Anjel meliriknya tajam, sialan.

"Kami juga, ayo jalan barengan, gak apa-apa kan?" Dia mendongak menatap Tian dengan lembut.

Tian tersenyum manis pada gadis itu dan mengangguk. "It's fine."

Tangan Anjel yang berada di dalam tas mininya baru saja mematahkan lipstiknya.

Mata gadis itu dipenuhi kecemburuan.

Hatinya dipenuhi kebencian.

Dia sangat-sangat kesal.

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang