Cael keluar dari toilet di kamar Anjel, dia baru saja selesai membasuh wajah dan menyikat giginya.
"Teman bangsat! Lo lebih milih cewek lo daripada gue?! Heh, cewek lo cemburuan banget, kita kan cuma teman, kenapa dia sampai marah-marah dan minta putus?! Lo juga ninggalin gue sendirian di Club, anjirlah lo yang ngajak juga, bangsat, brengsek, tuyul lo!"
Dia sedang melihat gadis itu rebahan di atas kasur dengan jari yang sibuk mengetik semua kata-kata yang dia katakan, entah pada siapa dia mengetik itu, Cael tidak tahu.
"Putusin aja cewek lo! Cari cewek baru! Banyak cewek di dunia ini!"
"Cinta, cinta, cinta, makan tuh cinta! Kayak gue dong beberapa hari aja udah bisa ngelupain Tian! Hahaha!" Dia mengatakan itu dengan tawa yang begitu memilukan.
"Argh! Bangsat!" Dia tiba-tiba melempar ponselnya ke atas Bean Bag Sofa dilamarnya.
"Ahhhh!" Dia telungkup, menjerit di bantalnya sendiri dengan kaki yang benturkan di atas kasur.
"Argh! Argh! Argh!" Dia menggerang.
Cael hanya bisa terdiam melihatnya.
"Gue mau pindah sekolah." gumam gadis itu.
Cael berniat keluar kamar, dia membuka pintu.
"Mau kemana?" Anjel langsung meliriknya.
"Pulang." jawab laki-laki itu santai.
"Jangan pulang!" Anjel mencegah. "Disini aja, kawanin gue! Gue kesepian!"
"Hah?" Cael kehabisan kata-kata.
"Oh yah? Nama lo siapa? Gue Anjel, panggil An, Jel, Anjing juga boleh, eh Anjing engga boleh, panggil Anjel aja hehehe." Dia mengulurkan tangannya.
Ragu-ragu Cael menyambut tangan gadis itu. "Cael."
"Cael!" panggilnya dengan kekehan kecil.
Cael tertegun, cara gadis itu memanggil namanya entah kenapa membuat perutku terasa menggelitik. "Iya, Cael."
Anjel tersenyum dan setiap kali ia melakukan hal itu, matanya melengkung seperti bulan sabit, itu sangat manis. "Maaf tadi gue panggil lo Tian, terus kayaknya kemarin malam setelah gue ingat-ingat lo juga nolong gue dari gitaris gondrong dan ngantar gue pulang, gue engga ingat kejadian selanjutnya apa, tapi kayaknya gue nahan lo untuk engga pulang yah?" Dia meringis sendiri membayangkan apa saja yang ia lakukan ketika mabuk dan kesepian.
Cael termenung, sepertinya gadis ini melupakan sesuatu yang penting.
"Oh yah ayo sarapan, gue masakan lo." Dia menarik tangan Cael untuk keluar dari kamarnya dan segera berjalan ke dapur.
"Duduk aja dimana-mana, gue tinggal sendirian." jelas Anjel.
Cael duduk di kursi yang menghadap kitchen set, dia memperhatikan apa yang akan dilakukan gadis itu.
"Orang tua gue cerai, mereka kawin lagi sama orang lain, karena gue engga mau ganggu kehidupan kebahagiaan mereka, gue keluar aja dari rumah dengan syarat mereka wajib ngirim gue uang tiap bulan dan beliin gue Apartemen atas nama gue sendiri." cerita Anjel sembari meletakkan frying pan di atas kompor listrik. "Orang tua gue kaya, jadi boleh kan gue porotin tiap bulan?" Dia menatap Cael dengan seringai kecil.
Cael tertawa kecil. "Benar juga."
Anjel kembali tertegun, Cael dan Tian benar-benar sangat mirip, perbedaan mereka terletak di bagian mata, Cael memiliki mata sayu yang terlihat seperti selalu mengantuk berbeda dengan Tian yang memiliki mata tajam.
"Lo mau kopi?"
Cael mengangguk.
Anjel menyedu kopi dengan mesin kopi favoritnya. "Gula? Susu? Atau cream?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cael (The End)
Teen Fiction~Don't copy my story if you have brain~ Pertemuan Cael dan Anjel itu lucu. Sangat lucu hingga membuat pipi Cael sakit karena kebanyakan tertawa jika mengingatnya. Start : 16 Juli 2023. End : 24 Agustus 2023. Ini cerita keenam ku sekaligus cerita ked...