Anjel 24 : She like me

3.9K 496 41
                                    

Tian memperhatikan Anjel dari jauh, dia kepikiran dengan perkataan Cael kemarin.

Perasaan?

Perasan siapa yang dia permainkan?

Dia kan murni minta bantuan Anjel karena dia benar-benar sibuk dengan OSIS, bahkan dia dan Aulia sangat jarang bertemu karena itu, meskipun Tian dan Aulia pacaran, dia tahu tempat dan tahu diri dimana tempat, suasana, dan waktu yang tepat untuk pacaran.

Makanya dia agak kesal dengan perkataan teman Anjel yang bernama Even kemarin itu.

Sebenernya apa yang terjadi?

Apa jangan-jangan karena hal inilah Anjel jadi berubah sikap nya?

Anjel yang Tian tahu selalu saja membuat masalah dan menarik perhatiannya, Tian sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Anjel di sekolah bahkan untuk sesaat.

Dia adalah masalah yang berjalan.

Dulu Tian sering menangkap Anjel sedang merokok, anehnya dia hanya melihat rokok yang masih utuh menyala di tangannya, Tian tidak pernah melihat Anjel langsung menghisapnya.

Dia juga sering menggonta-ganti warna rambutnya, dari merah, emas, biru tosca, bahkan ke putih juga pernah.

Anehnya, semua warna rambut itu cocok dengan dirinya.

Terakhir kali itu warna pirang, hingga Tian tidak pernah melihatnya lagi mewarnai rambutnya, entah sejak kapan rambut Anjel kembali ke warna aslinya.

Anjel juga sering adu mulut dengan gadis-gadis yang sering menggosip nya di belakang, dia bahkan pernah melabrak kakak kelas yang menyebarkan gosip tidak-tidak tentang dirinya, setiap Anjel masuk BK, Tian selalu membantunya.

Karena apa?

Karena Tian selalu ingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Anjel dulu.

Mungkin Anjel pikir pertemuan pertama mereka terjadi ketika Tian menolongnya dari kakak kelas yang berusaha menjatuhkan dirinya.

Nyatanya tidak.

Pertemuan pertama mereka jauh, jauh sebelum itu.

Ketika Tian kelas 3 SMP.

Dia pernah melihat seorang gadis cantik yang sedang duduk melamun sendirian dengan es krim yang sudah mencair di tangannya, menatap iri pada sekelompok gadis-gadis dengan seragam yang sama dengan dirinya.

Padahal mereka terlihat sekelas, padahal seragam mereka sama.

Kenapa gadis itu duduk sendirian?

Matanya kosong, raut wajahnya sedih, dia dipenuhi rasa iri dan kesepian.

Waktu itu Tian ingin menyapanya, ingin bertanya, ingin menghiburnya.

Kenapa kamu sedih?

Kenapa tidak ada senyum di wajah cantik mu?

Tian terus teringat dengan wajah cantik yang penuh rasa kesepian itu.

Dia selalu mengingatnya.

Hingga ketika dia masuk SMA.

Tian bertemu dengan gadis itu kembali, tapi Tian adalah laki-laki yang kaku, canggung dan malu kalau mendekati lawan jenis terlebih dahulu.

Jadi dia hanya menatapnya dari jauh, sampai kejadian itu terjadi, entah karena apa kemarahan muncul di dada Tian.

Dia merasa.

Gue harus lindungi dia.

Itu yang dia pikirkan saat itu.

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang