Anjel 30 : More

3.6K 492 91
                                    

Pada akhirnya Papa Cael menyelesaikan dengan uang sekali lagi, dia tidak mau melakukan hal ribet seperti melakukan penyelidikan. Papa Cael segera masuk ke dalam mobil setelah keluar dari kantor polisi, dia menatap kedua putranya dengan sorot kecewa.

"Gak apa-apa, Mama akan menjelaskan nya pada Papa kalian." Tante Yana memeluk kedua putranya itu. "Kenapa dia seperti itu? Padahal kalian adalah putra kebanggaan Mama." Dia mengecup pipi kedua anaknya itu. "Malam ini istirahat dulu, menginap di hotel oke? Kalau memang pikiran kalian lagi kacau jangan pulang, cari suasana baru."

Cael mengangguk mengerti. "Hm."

"Maaf Ma, ulang tahun Mama..." Tian jadi tidak enak.

Tante Yana tertawa geli, ketika seperti itu dia sangat mirip dengan kedua saudara kembar itu. "Gak apa-apa, cuma ulang tahun, tiap tahun terulang kembali, kita bisa merayakannya kembali tahun depan, jangan merasa bersalah." Dia mengelus lembut lengan Tian.

Tian tersenyum. "Oke."

"Cael juga, jangan merasa bersalah, temani Anjel malam ini, dia pasti takut ditinggal sendirian."

"Iya." ujar Cael.

Tante Yana tertawa, dia mengacak-acak rambut anaknya itu. "Astaga, anak Mama udah besar, berani ngelawan Papanya demi cewek yang dia suka."

"Ish..." Cael tidak suka diperlakukan seperti ini.

"Tian kamu antar pulang Iona yah? Tante Nika pasti nyariin dia tuh."

Tian mengangguk mengerti.

"Oke deh, Mama pulang dulu sama Papa, udah bete dia nunggu lama, bahagia selalu anak-anak ku sayang." Wanita itu melambaikan tangannya dan segera masuk ke dalam mobil.

Dengan sekali klakson, mobil itu berlalu pergi.

Cael segera pergi menuju parkiran dimana mobilnya berada, Anjel dan Iona menunggu disana setelah berpisah dengan Mamanya.

"Lo bawa mobil?" tanya Cael pada Tian.

"Bawa." Dia langsung pergi ketika mendengar nama Anjel saat polisi menghubungi Papa, kebetulan Tian sedang berbincang dengan Iona, jadi gadis itu memohon pada Tian untuk ikut tanpa berpamitan dengan kedua orang tuanya.

Mereka berjalan tanpa banyak bicara, saling menjaga jarak, Cael berjalan di depan, Tian berjalan lima langkah dibelakang Cael.

Tian menatap kembarnya itu.

Satu hal yang tidak berubah darinya.

Ketika marah atau merasa tidak adil dia selalu berbicara dalam bahasa inggris, jika dia jadian bersama Anjel, pasti lucu melihat tatapan gadis itu yang tidak mengerti sedikitpun perkataan Cael.

Tian tertawa kecil.

Cael mendengar nya.

"Gue dengar lo putus dari cewek lo."

"Iya, Papa tahu."

Cael tertawa mengejek. "Alasan."

Tian ikut tertawa, ternyata dia benar kembaran nya. "Iya, gue terima dia karena kasian."

"Bastard."

"Yeah, it's me." Tian akui itu.

"Lo udah tahu maksud perkataan gue waktu itu?"

"Udah." Tian tidak akan berbohong.

"Oke, jangan ganggu hubungan kami."

"Lo beneran suka Anjel?"

Cael terdiam, dia menikmati semilir angin di malam hari.

Apa dia suka pada Anjel?

Tentu saja.

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang