Anjel 31 : Since then...

3.6K 467 37
                                    

EH JARI KU TERPELESET TANDA PUBLISH!

EH GAK DENG.

HAPPY READING.

***

Setelah malam itu Anjel tidak pernah lagi menghubungi Cael.

Dia menghindari laki-laki itu.

Dia mengacuhkan pesan dan telpon Cael, pulang dari gerbang belakang sekolah ketika melihat Cael di depan gerbang sekolahnya, pura-pura tidak ada di tempat ketika Cael mengunjungi apartemen nya dan berpura-pura offline agar dia tidak sengaja melihat pesan Cael, Anjel menggunakan ponselnya yang lain.

Mereka bermain petak umpet.

Cael tentunya kesal, sangat kesal, dia berusaha untuk menemui gadis itu dan meminta penjelasan kenapa dia tidak mau bertemu dengan nya lagi?

Anehnya Anjel sangat jago menyembunyikan dirinya, selama seminggu sejak malam itu, sedikitpun Cael tidak pernah melihat wajah Anjel.

Dia sangat marah.

Emosinya jadi tidak terkendali.

Dia sampai izin untuk tidak membantu di bengkel kerena hal ini, percuma, Cael tidak bisa fokus bekerja, pikirannya melayang kemana-mana.

Dia sangat ingin menangkap tikus kecil itu dan menghukumnya karena sudah membuatnya kacau seperti ini.

Sementara Anjel yang tidak tahu apa-apa, menjalani kehidupannya dengan sedikit was-was, dengan bantuan Even sebagai mata-mata pribadinya dia bisa tahu kapan Cael akan datang ke sekolahnya.

"Nah kan habis baperin anak orang engga mau tanggung jawab." Even mengejek Anjel selama seminggu ini, seru sekali melihat gadis itu menjadi uring-uringan karena takut.

"Gue engga pernah mikir ke situ sama Cael, gue cuma anggap dia teman."

"Lo tahu yang lo lakuin saat ini engga jauh beda dengan yang Tian lakuin ke lo, dulu." Even akan berterus terang, kasian Cael, dia seperti di PHP-in.

"Beda dong, Tian punya cewek, gue engga."

"Jadi nunggu lo punya cowok dulu gitu?" sarkas Even. "Gue kesal sama sifat lo yang ini, suka banget lari dari masalah."

"Jangan ceramahi gue, lo juga yah." Anjel kesal jika ia terus disalahkan.

"Lo salah Njel, harusnya lo temui Cael, bilang sama dia tentang perasaan lo."

"Gue cuma anggap dia teman."

"Dia mau lebih dari teman..." lanjut Anjel. "Gue aja belum tahu gimana perasaan gue ke Tian, kenapa dia jadi gini?" Anjel merunduk sedih.

"Kata teman engga pernah ada di antara cewek dan cowok." ujar Even.

Anjel menunjuk mereka berdua.

"Mana mau gue pacaran sama orang yang tahu kelemahan gue."

"Anjir."

Even tersenyum miring. "Cowok itu harus misterius dan penuh rahasia, kalau terlalu terbuka nanti cewek engga penasaran lagi dan bosan."

Cael (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang