8

1.8K 86 2
                                    

Di dapur megah milik Ray, terlihat Axel sedang memasak disana.

"Kurang garam" Setelah mencicipi makanannya, Axel mengambil sejumput garam. Ia mengaduk sup itu dan mencicipinya kembali.

"Hum enakk" Axel tersenyum. Dia mematikan kompor dan membereskan dapur.

Saat tengah asik mencuci piring, dia mendengar bel berbunyi berkali-kali. Axel menghiraukan nya, pelayan lain bisa membukakan pintu kan?

Sekitar 5 menitan, bel itu terus berbunyi. Akhirnya Axel menghampiri pintu itu dan membukanya.

"Selamat dat-" Axel menatap orang yang datang. 

"Kau pulang awal?" Axel bertanya sebelum hidungnya mencium feromon yang sangat pekat.

'dia sedang rut rupanya' Batin Axel.

Ray merangkul Axel untuk naik ke atas, menuju kamarnya. Sampainya disana tak lupa Ray mengunci pintu, dia mencium bibir Axel dengan tergesa-gesa. Perlahan Ray melonggarkan dasinya, tubuhnya sangat panas. Rasanya seperti baru saja mandi dengan lava.

Axel berusaha mengimbangi ciuman milik Ray, sekitar 3 menit Axel mulai kehabisan nafasnya. Dia perlahan mendorong tubuh Ray. Syukur hanya dengan isyarat seperti itu Ray mengerti, dia menyudahi ciuman itu dan mengecup singkat bibir Axel.

"Nghh hmpph" Ray menggigit, menghisap leher  putih milik Axel, tangannya masuk ke baju Axel dan memainkan nipple yang sudah tegang disana.

Akibat feromon milik Ray, Axel menjadi horny. Dia mendekatkan diri pada Ray untuk mencium aroma favoritnya.

Tangan Ray satunya menyelusup ke celana dalam Axel, dia mengelus-elus lubang Axel yang sudah sangat licin.

Sekarang mereka full naked. Ray bersiap dengan penisnya untuk menyodok lubang pink Axel.

JLEBB!

"AKHHH" Ray langsung memasukkan nya tanpa aba-aba. Meskipun lubang Axel di penuhi oleh percum, tapi jika memasukkan nya tiba-tiba itu sangat sakit. Apalagi ukuran penis Ray yang besar.

Tanpa pikir panjang, Ray menggenjot Axel dengan tempo yang cepat. Dia begitu lihai dalam menemukan kacang polong milik Axel.

"Ahh nghh tunghh guu ahh"

"Angg HMPPHH-"

"Ohhh ahhh shh nghhh"

Ray terus menyodok di titik itu dan membuat Axel cum untuk pertama kali. Ray terus menggenjot Axel tanpa ampun, Axel hanya bisa pasrah.

"Oughh R-Ray pelan-pelanhh uhh AKHH" Ray justru semakin menekan miliknya ke lubang Axel. Dia menundukkan kepalanya dan menghisap nipple pink yang menggoda itu.

Axel memeluk Ray, sesekali mencakar punggung nya. Semakin lama ini semakin gila. Axel merasakan sakit di lubangnya, tadinya yang memang nikmat sekarang rasanya sakit. Ray menggenjot Axel terlalu keras, dia terus menekan miliknya ke dalam, padahal sudah sepenuhnya masuk.

Axel berpikir sejenak, Ray lebih ganas dari biasanya. Apa mungkin ada sesuatu terjadi padanya?

Atau...

'Dia sedang marah?' Batin Axel.

Axel menghiraukan rasa sakit teramat pada lubangnya. Dia beralih mengelus rambut Ray dan punggung nya secara lembut, mencoba menenangkannya. Saat Ray menatap ke arahnya, saat itu juga Axel melihat ke arah Ray. Dia bisa melihat kemarahan di mata Ray yang di kabuti juga oleh nafsu.

Axel masih mencoba hal yang sama, dia menahan sakit sekuat tenaga.

"Eummhhh ahh ber-henthh ahh" Pinta Axel.

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang