22

555 31 0
                                    

Saat ini Ray sedang berada di cafe, ia duduk berhadapan dengan wanita di depannya. Sesekali menyesap kopinya, Ray menatap wanita yang sedang mengunyah beberapa cemilan. Ray bengong, tidak tau harus berkata apa, sedikit bosan dengan keadaan saat ini.

"Ray, kamu tidak makan cemilannya?" suara lembut itu menyadarkan Ray dan ia menoleh.

"Tidak ingin" jawab Ray singkat. Wanita itu menunjukkan ekspresi putus asanya. Ia mencoba meraih tangan Ray yang lebih besar darinya. Belum sempat ia menyentuh tangan itu sudah ditarik oleh empunya.

"Jangan basa-basi denganku" Tatapan Ray kini menjadi lebih tajam. Tanpa rasa takut wanita itu mencoba menatap Ray dan tersenyum.

"Aku benar-benar merindukan bagaiamana kita bersama dahulu, sangat bahagia ya. Kamu memelukku dan mengatakan hal manis padaku setiap saat. Sentuhanmu dan bagaimana kamu memperlakukanku, aku merindukannya. Aku sungguh-sungguh dengan pernyataanku, aku ingin kita kembali memperbaiki hubungan kita Ray"

Setelah mengatakan hal tersebut, raut wajah wanita itu seketika menjadi sedih. Matanya terlihat memancarkan sebuah permohonan yang besar. Ray hanya diam, mencerna penjelasan panjang lebar itu. Saat ia merasakan sesuatu menyentuh tangannya ia kembali tersadar dan kali ini Ray menarik kasar tangannya.

"Jangan bercanda, omong kosongmu itu payah" Ray menyilangkan tangannya di dada. Wanita itu hanya menghela nafas perlahan.

"Ray, tidakkah kamu ingat? Kamu sangat mencintaiku dulu. Bagaimana bisa kamu menjadi dingin padaku?"

"Itu dulu, seharusnya kau ingat satu hal nona Alya Anderson. Apa yang membuatku seperti ini adalah karena ulahmu sendiri" Ray sedikit menunjukkan senyum miringnya.

Kejadian kemarin.

Ray mengecek ponselnya yang bergetar sejak tadi. Setelah dapat nasihat dari ayahnya, ia memilih untuk tetap di balkon dan mulai membuka pesan yang masuk.

Nomor tidak dikenal
Sayang kita bisa bicarakan baik-baik.
Aku sangat merindukanmu

Maaf mungkin anda salah orang

Tidak, aku tau kamu Rayya Amethysta.
Bagaimana jika kita bertemu?

Sebaiknya anda diam,
aku tidak tertarik.


Baiklah, aku tau tentang mu dan seseorang yang bersamamu saat ini. Jika kamu tertarik, temui aku di cafe sayang.

Pesan itu membuat Ray sedikit berpikir. Darimana orang ini mengetahui Axel? Dengan rasa penasarannya ia segera menuju lokasi yang dibagikan oleh nomor itu.

Di sinilah ia sekarang, sebuah cafe yang tak begitu mewah. Nomor yang menghubunginya adalah seorang wanita. Ia diketahui namanya Alya Anderson, seorang wanita omega mantan kekasih Ray dulu.

Mereka bertemu saat duduk di bangku SMP. Ray dengan pandangan pertamanya langsung jatuh cinta pada Alya. Dulu Ray sempat mengatakan bahwa ia memendam rasa pada Alya. Namun, naas cintanya ditolak karena Ray dulu masih terkesan gembel dan tidak menarik. Alasan lainnya adalah itu karena Ray seorang wanita sama sepertinya. Yah sebenarnya identitas female alpha cukup disamarkan. Cukup lama berjuang, Ray akhirnya mampu mempacari wanita omega itu.

Ray yang sangat mencintai Alya mampu merawatnya seperti seorang ratu. Ray dari dulu adalah tipe yang posesif, walaupun ia suka berpikir positif dan memikirkan hal lainnya. Tapi itu miliknya ya miliknya, dia berhak untuk menentang jika sudah ia yang memiliki wewenang.

Dulu Alya terkenal dengan kecantikannya, lembut dan anggun. Semua orang memujinya bahkan ada yang iri. Itu sebabnya Ray merasa jika beruntung memiliki Alya sebab diantara banyak orang yang menginginkannya tapi dia yang mendapatkannya.

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang