14

1.2K 57 3
                                    

"Pagi tuan Axel, apa nona Ray masih tidur?"

Axel menatap pelayan yang bertanya kepadanya, wajahnya menatap pelayan itu dengan bingung.

"Bukannya dia bekerja?"

"Nona Ray, dia belum bekerja" ucap pelayan itu dengan senyum.

Axel menghabiskan sarapan nya lalu pergi ke kamar. Ia mencari sosok alpha yang sangean dan ngajak ngewe setiap hari itu.

"Alpha sange itu kemana ya" Gumam Axel sambil menggaruk kepalanya.

Cie khawatir wkwk

Dia memanggil nama 'Ray' terus menerus dan tidak ada jawaban sama sekali.

Axel meminta kunci semua ruangan di mansion, lalu mencari di mana keberadaan Ray.

Saat sudah lelah berkeliling Axel berhenti di depan sebuah pintu yang bermotif sangat cantik. Axel mencoba membuka nya dengan kunci, tapi tidak satupun kunci yang cocok.

Pandangan nya pun teralih pada cahaya disela-sela pintu itu, Axel mencoba mendorongnya dan pintunya terbuka.

Axel memasuki ruangan itu dan menatap kagum pada buku-buku yang tertata rapi. Ya itu adalah ruangan perpustakaan milik Ray.

Saat tiba di ruang tengah, di sana terlihat "Amethysta Library".

Axel berjalan terus sampai menemukan ruang utama di perpustakaan itu. Ia melihat tempat untuk membaca yang sangat nyaman. Bersamaan dengan itu Axel menatap jengkel seseorang yang terlihat sedang tidur di sana dengan buku di atas perutnya.

Ia pun menghampiri nya dan menepuk-nepuk pipi Ray dengan perlahan.

"Kebo" Ucap Axel, setelah itu tangannya malah di tarik dan akhirnya ia mendarat di atas tubuh Ray.

Axel melihat secara detail wajah Ray, mata yang masih menutup dan suara nafas yang tenang.

Tak lama kesadaran nya kembali dan mencoba turun dari atas sana, namun Ray malah memeluknya erat.

"Hmm mau kemana sayangg shshh?" Axel menoleh ia melihat Ray dengan matanya yang setengah terbuka.

"Lepas!" Axel meronta dengan sekuat tenaga. Ray memegangi pinggang Axel dengan kuat, ia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Axel.

"Mmhh mmphhh" Mata Axel melotot karena mulai tercium bau feromon Ray.

"Fuck!, emang gila nih alpha sangean haaah hhaa"

Ciuman Ray semakin dalam, ia memasukan lidahnya dan menelusuri isi mulut Axel.

Saat tautan mereka lepas, Axel dengan cepat menutup hidung dan mulutnya agar feromon Ray tidak bisa tercium.

"Hey hey apa ini, jangan begitu aaa nanti kamu ga bisa nafas sayanggg emmm" Ray menyingkirkan paksa tangan Axel yang menutup hidung dan mulutnya.

"Ah jika begini kau bisa bernafas lega hmm" Ray tersenyum dengan setengah kesadarannya.

Axel mulai pusing karena Ray terus mengeluarkan feromon nya, tak lama feromon nya juga ikut keluar.

"Anghh! " Kaget Axel ketika Ray melucuti bajunya dan menghisap nipple pink tegangnya.

"Janganhh ahh" Axel kini telanjang bulat, emang ga ada otak alpha satu ini pagi-pagi sange.

Ray memasukkan jarinya ke lubang Axel dan mengocok nya hingga terdengar suara nakal, lubangnya berkedut dan sangat basah, sedangkan penisnya tak henti-hentinya mengeluarkan cairan.

"Ahh ahh hiks eunghh~ masukkan!" Pikiran Axel kosong, ditambah feromon Ray yang tercium enak dan nyaman baginya. Dia memeluk Ray untuk mencium lebih banyak feromon nya.

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang