Setelah acara balikan selesai, Ray mengantar Alya ke sebuah apartmen dengan harga rendah yang ia sewa menggunakan uang miliknya.
Bukannya langsung pulang, namun Alya beralasan karena ia takut pada orang tuanya. Jadi Ray sebagai alpha yang baik hati dan tidak sombong menyewakan apartemen untuknya.
Ray juga memberikan uang untuk keperluan Alya. Apartemennya sedikit berantakan, jadi Ray juga membantu Alya untuk membersihkannya.
Kurang baik apalagi coba
Setelah selesai, mereka kini berada di sofa, Alya yang duduk di pangkuannya sedangkan Ray memeluknya dari belakang.
"Masih mual?" Tanya Ray sambil mencium aroma leher Alya.
"Hngg.. tidak, sudah mendingan. Terima kasih" Jawab Alya sambil mengelus tangan Ray yang melilit di perutnya.
"Makanlah yang teratur, jangan lelah hm. Baby pasti akan sehat" Tangan Ray kini mengelus perut Alya yang nampak rata.
tit
Sebuah suara dari arloji milik Ray terdengar. Ia memasang alarm untuk menjadi pengingat dia pulang. Kejadian waktu itu membuatnya kena peringatan oleh ayahnya untuk mengatur waktu lebih baik dan selalu mengingatnya.
"Sudah waktunya aku pulang, kau tetaplah di sini. Jaga dirimu" Ray melepaskan pelukannya.
"Kamu juga, hati-hati di jalan. Terima kasih untuk hari ini" Ucap Alya.
"Hmm aku pulang" Sebelum pergi, Ray mencium kening Alya. Yang di cium hanya tersipu malu sedangkan si pelaku terkekeh dan melambaikan tangannya.
Sampainya di mansion, Ray langsung mandi dan ganti baju. Ia pergi ke dapur untuk makan sesuatu. Daritadi Ray tidak mengisi perutnya.
Tiba-tiba dia teringat Alya, apakah dia baik-baik saja di sana. Ray lupa meminta nomor teleponnya yang baru.
Sudahlah, nanti saja Ray pikirkan. Dia tak ambil pusing dan memasak sup tofu kesukaannya.
"Nona muda, apa yang Anda lakukan?" Tanya pelayan pada Ray yang sibuk mengaduk sup.
"Memasak" Ujar Ray singkat.
"Kenapa Anda tidak memberitahu sa-"
"Tidak semua harus kau lakukan. Aku juga bisa melakukannya. Kau kerjakan yang lain saja" Ray mematikan kompor dan menuangkan supnya di sebuah mangkuk kayu. Pelayan itu membungkuk dan pergi mengerjakan yang lain sesuai perintah Ray.
Ray mengambil sendok dan memakan sup tofu buatannya. Ia membuatnya sedikit pedas, rasanya lezat sesuai ekspektasi.
"Kapan-kapan aku harus buatkan untuk Alya" Ray melanjutkan makannya dengan khidmat.
.
.
.Tak ada yang terjadi, semua baik-baik saja. Namun, perubahan pasti ada. Tujuh bulan berlalu begitu saja, umur Ray sudah menginjak 19 tahun sekarang. Pribadinya lebih dewasa dan kemampuan berpikirnya semakin bagus. Ia tidak pernah melewatkan pelajaran apapun. Baik dari ayahnya maupun kampus. Ray mengambil jurusan management bisnis.
Ray menyempatkan kuliah walaupun dia sedikit malas. Dia lebih suka belajar di kantor bersama ayahnya. Suatu hal konyol pernah Ray inginkan dan langsung dapat jitakan manis dari ayahnya.
"Ayah jika aku menjadi direktur tanpa kuliah kan bisa, ada ayah yang mengajariku"
Pletak!
"Anak ini, jika kamu ingin menjadi seorang direktur maka pendidikanmu harus tuntas. Lebih baik menempuhnya terus, banyak orang yang belum bisa melanjutkan pendidikan mereka. Kamu sepatutnya bersyukur"

KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Woman
RandomRay seorang female alpha dari keluarga terpandang bahkan menyandang status CEO perusahaan. Pada suatu hari ia terlalu marah dan mabuk untuk meringankan bebannya. Namun, saat perjalanan pulang ia malah bertemu dengan seseorang yang memilki potensi da...