6

2.3K 110 9
                                    

Pagi hari ini tak ada kegiatan bagi Axel, dia hanya tidur pulas di atas kasur empuk milik Ray.

Tok

Tok

Tok

Axel membuka matanya dengan terpaksa.

"Siapa?" Tanya Axel sambil mengucek matanya.

"Tuan Axel bangun, sarapan Anda sudah siap" Ucap pelayan.

Axel mengernyitkan dahinya, tuan? Apa maksudnya dia di panggil tuan?. Ray mengatakan padanya dia hanya seorang pelayan atau menjadi pemuas nya nanti.

"Baiklah, aku akan mandi" Jawab Axel. Ia turun dan merapikan tempat tidur, sudah jadi kebiasaan nya merapikan tempat tidur jika bangun pagi-pagi, walaupun itu tempat tidur Ray. Dia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

"Ugh ini sangat menyenangkan!" Axel tertawa sambil bermain air. Ia berendam di bathtub yang berisikan air hangat, tak lupa ia keramas dengan menyalakan shower di atasnya. Dia mengecek lemari yang ada disana dan wadidaw!.

Axel tau perempuan itu suka hal hal yang lucu, cantik dan imut. Tapi apa ini? Hanya polosan saja.

Dari sini Axel berpikir jika selera Ray tidak ada sama sekali. Biasanya perempuan suka menggunakan kosmetik untuk mempercantik dirinya. Hanya ada cermin, sisir, hairdryer, hanya itu.

Axel sekarang malah berpikir ternyata enak juga ya, daripada ia berkeliaran nyari kerja mending disini. Bersyukur selalu itu bagus.

Axel selesai menyisir rambutnya dan pergi ke bawah untuk sarapan. Sampainya Axel disana, ia langsung pergi ke dapur untuk melihat yang bisa di kerjakan.

"Permisi, apa ada pekerjaan untukku?" Tanya Axel. Semua pelayan disana mengernyit bingung.

"Maaf tuan, nona muda sudah menyuruh kami untuk menyiapkan sarapan, dan memastikan Anda menghabiskan sarapan nya" Jawab salah satu pelayan di sana.

Axel cemberut, jawaban dari pertanyaan nya malah jauh sekali.

"Di mana dia?" Tanya Axel.

"Nona Ray? Dia tak kembali dari semalam. Sepertinya ada pekerjaan di kantornya"

"Kapan dia akan pulang?" Tanya Axel lagi.

"Sepertinya sebentar lagi, nona muda bilang akan pulang pagi untuk makan dan beristirahat" Jawab pelayan.

Axel memutuskan untuk kembali saja ke kamar dan menunggu Ray pulang. Dia ingin menanyakan banyak sekali pertanyaan padanya.

"Dasar aneh, sekarang apa lagi yang dia inginkan?" Axel duduk di tepi kasur, dia bosan sekali sekarang. Dia melihat sekeliling apa ada sesuatu di kamar yang luas ini.

Mata Axel melihat komputer yang menganggur di atas meja. Dia menghampiri nya dan membukanya. Betapa senangnya Axel jika komputer itu tak di lindungi kunci apapun.

Dia kaget melihat isinya. Banyak sekali game favoritnya disana. So, Axel bosan, dia memilih game dan memainkan nya.

Sebenarnya dia tak ahli menggunakan komputer, dia bisa karena temannya pernah mengajari nya. Itupun buat main game, banyak game yang Axel tau, tapi dia belum pernah mencobanya. 

1 jam lebih dia bermain, dan hasilnya hanya kalah, kalah, kalah saja. Dia mencoba 1 putaran lagi dan kalah lagi. Axel prustasi dan mood nya seketika jelek.

"Payah" Axel menoleh ke sumber suara. Terlihat Ray yang berdiri dengan tangan bersilang di dadanya.

Axel tak peduli, dia berniat ingin mencoba lagi, tapi Ray menutup komputernya.

"Kenapa kau tidak menghabiskan sarapan mu hmm?" Axel hanya diam, dia bangkit dari kursi itu dan duduk di tepi kasur.

Melihat itu Ray menghampiri nya dan duduk di sampingnya.

"Kau marah karena aku tak jadi menyodok mu kemarin?" Goda Ray. Sontak Axel melotot pada Ray.

"Tidak" Jawab Axel.

Sebenarnya yang terjadi kemarin malam....

Tilulit tilulit tilulit

'sialan, siapa yang menelpon malam-malam begini' batin kesal Ray.

Ray bangkit dari menindih Axel dan menerima telepon nya. Dia mengambil jasnya dan berpakaian rapi.

Ray keluar dari kamar, meninggalkan Axel disana. Sedangkan Axel sangat senang, ia menarik selimut dan tidur dengan tenang.

Jadi itu yang terjadi...

"Baiklah, kau kenapa?" Tanya Ray dengan lembut sekali seperti kain sutra.

"Kau bilang kemarin, aku bekerja sebagai pelayan disini. Kenapa pelayanmu tidak memperbolehkan ku bekerja? Pa maksud anying" Ray tersenyum, itu membuat Axel jengkel. Tidak masalah jika Ray tersenyum. Tapi kenapa senyuman itu menyebalkan sekali.

"Aku mengubah keputusan ku, kemarin kau bilang ingin menikmati semua fasilitas disini, mulai hari hartaku, rumahku, dan apapun yang ada disini, termasuk diriku. Lalu, kau menyuruhku untuk memperkerjakanmu sebagai pelayan? Kurasa itu tidak cocok." Jelas Ray.

"Jadi?" Ray mengelus rambut Axel.

"Kau jadi suamiku" Jawab Ray dengan senyum manisnya.

Axel mengangguk dan kemudian ia menatap Ray dengan tidak percaya.

"WHAT? APA-APAAN!?. KAU MENGKLAIM KU SEENAKNYA" Teriak Axel. Seperti biasa, Ray membungkam mulut Axel dengan ciuman.

Axel mendorong tubuh Ray, tapi tubuh Ray sangat kuat, dia berusaha sekuat tenaga tapi nihil. Tak berselang lama Ray melepaskan Axel.

Ray bisa melihat mata Axel yang berkaca-kaca. Dia memegangi pipi mulus Axel, mencium matanya yang sudah menjadi bendungan air mata.

"Bagiamana dengan menikah?" Tanya Ray.

Axel menunduk untuk berpikir, dia bingung sekali sekarang. Tapi, benar juga yang di katakan oleh Ray, jika dia berhak atas harta serta kekuasaan milik Ray itu memang tidak cocok dengan ia jadi pelayan. Di sisi lain, Axel tau jika dia hanya akan di jadikan pembantu untuk sex dengan Ray saat dia rut. Axel benar-benar menduga jika Ray hanya ingin menebus kesalahannya saja.

"Tidak usah" Ucap Axel dengan menatap dalam Ray.

Dia bertanya kenapa Tuham mempertemukan nya dengan Ray dan mengapa kejadian nya harus seperti ini.

"Kau jadi suamiku atau menikah denganku?" Ray memberi pilihan itu sekali lagi. Sebenarnya itu sama tapi artian yang berbeda.

Jujur Axel malu mengatakan pilihan nya jika ingin menjadi suami Ray.

"Aku pilih yang pertama" Axel menyerah, dia sekarang akan menyerahkan hidupnya, lagipula dia tak punya siapa-siapa lagi. Mau pergi dari sini pun, dia tak kan tau di mana akan ada tempat bernaung lagi. Rasa sakit yang terus menerus ia rasakan. Mungkin saja dari hari ini, maka kedepannya dia bisa bahagia.

Ray mengeluarkan seringainya.

"Oke, itu bagus" Ray membawa Axel ke pelukannya dan mengelus rambutnya dengan lembut.















































TBC

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang