13

1.9K 97 3
                                    

Malamnya jam 7 seperti biasa Ray pulang dari kantornya.

"Nona, mau ku buatkan teh?" Tanya Yuna.

"Tidak, terimakasih" Yuna pergi ketika mendapat jawaban dari Ray.

Ray melepas sepatunya, menaruh tasnya, dan melepas pakaiannya. Ia telanjang setengah, dia memakai bawahan celana pendek dan yah tercetak burung perkasanya.

Dia pergi ke kamar mandi untuk mandi, tapi ia mendapati pintu kamar mandi terkunci dan terdengar suara gemercik air. Ray menyeringai dan menunggu Axel selesai mandi.

Beberapa menit pintu kamar mandi terbuka, Axel mengenakan handuk putih untuk menutup semua tubuhnya, ia lupa membawa baju ganti.

Hap

Axel terkejut ada yang menariknya dan membawa nya ke sebuah pelukan hangat. Dia mendongak, ternyata itu Ray.

"Kapan kamu kembali?" Tanya Axel, Ray menatap Axel dengan intens lalu ia mengecup bibir plum milik Axel.

"Baru saja" Jawab Ray singkat. Mendengar hal itu Axel hanya oh saja di hatinya. Dia melepaskan dirinya dari pelukan Ray, tapi saat ia melakukan hal itu tak sengaja Ray menarik handuknya dan itu pun terlepas.

"AGHHHH" Teriak Axel spontan ia menutupi dadanya dengan kedua tangannya. Ray yang melihat itu hanya tertawa keras.

"Keparat sialan!" Axel mengumpat sampai didengar oleh Ray.

Ray perlahan menghampiri Axel dan berbisik di telinganya.

"Oh kasar sekali sayang" Suara berat Ray membuat Axel merinding, di tambah dia merasakan tangan nakal Ray meremas bokong semok nya.

"Sshh.. mandi, mandi saja eunghh~" Axel melenguh kala Ray menjilati lehernya dengan tangannya yang sudah beralih mengelus pelan lubang Axel.

"Nanti, setelah ini" Axel yang tau maksud Ray hanya menurut saja.

Ray memasukkan jarinya kedalam lubang Axel dan langsung mengocoknya, beberapa saat lubang Axel pun basah karenanya.

"Ahh nghh.. p-pelan" Pinta Axel.

Ray menggendong Axel ala bridal dan menidurkan nya di sofa. Dia mencium dan melumat bibir Axel.

Axel? Dia membalasnya dan mengimbangi ciuman Ray.

Ray mengeluarkan jarinya dari lubang Axel, membuka celananya dan menyiapkan penisnya yang tegang.

"Pelan lah" Axel menatap Ray dengan penuh memohon.

"Baiklah" Ray memasukkan perlahan dari kepala sampai masuk semuanya, itu karena lubang Axel sudah licin.

"Akhh mmnhh~ s-sakith" Axel meringis, walaupun sering dimasuki tapi ukuran penis Ray memang spek anaconda.

Ray menunduk dan memeluk Axel, mencium bibirnya kemudian dia menggenjot secara perlahan.

"Anghh Ray ugh! Sakit ahh, kamu sering sekali menusuk ku hic.."

"Shh, lubang mu ini sangat ketat. Perlu pelonggaran yang cukup. Dan penisku yg menggenjot lubangmu akan sangat membantu"

"Ahh engghh ahh enak, di sana ahh nghh Ray!"

"Kelebihan bicara hm? Akhirnya juga enak sayang" Ray terus menumbuk titik nikmat Axel, sampai terlihat mata Axel yang berkaca-kaca karena nikmatnya penis Ray menggempur lubangnya.

Ray mengulum puting tegang Axel membuat ia menjerit dan wajahnya semakin berantakan, air mata yang bercucuran, tatapan sayu, mulut terbuka dan mendesah. Pemandangan indah untuk Ray.

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang