11

1.6K 78 0
                                    

Malam hari, Ray mengantar Arven sampai di mansion nya. Tak lupa mereka pelukan dan berciuman. Itu adalah permintaan dari Arven sendiri. Setelah itu Ray menancapkan gasnya untuk pulang ke mansion nya.

"Mana ada enigma seperti itu shh" Ray mengingat Arven yang memakai pakaian seksi dan merengek-rengek seperti itu.

"Bagaimana bisa aku menyakiti nya, dia sama sekali tak terlibat apapun." Ray menghela nafasnya kasar dan beberapa saat kemudian dia membuka lebar matanya, irisnya membesar dan sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman nya yang khas.

~

Di mansion megah milik seorang alpha Ray Amethysta. Axel duduk di tepi kasur, dia merenung memikirkan soal yang dikatakan Leena. Dia benar-benar kecewa pada keluarganya yang telah berbuat buruk pada keluarga Ray. Axel sekarang berpikir jika di usir dari sana bukanlah terlalu buruk. Dia tidak akan ikut menanggung dosa disana.

"Kapan dia pulang?" Axel melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang jelas.

"Tunggu, kenapa aku khawatir?" Axel cemberut. Entah mengapa perutnya kreak kreok malam-malam.

"Astaga perut ku yang unyu, kau lapar ya? Axel mengelus perut kecilnya. Axel sangat kurus, sampai-sampai tulang selangka nya rada kelihatan.

Axel mengambil ponselnya dan membuka Twitter. Dia mencari video bokep alpha woman dan omega boy.

"Haghh ahh~ moreehh~" Axel menatap intens apa yang sedang di lakukan disana. Beginilah Axel jika sedang gabut.

"Uhh gila penisnya besar ughh" Axel kagum dengan penis alpha itu yang seukuran anaconda.

Axel mulai merasakan gatal pada lubangnya yg tengah berkedut kedut. Melihat omega itu mendesah keenakan saat alpha itu terus menggenjot nya dengan kasar.

Axel mengelus penisnya yang masih terbalut celana, tentunya sudah mengeras. Dia mengeluarkan pheromone nya secara bebas dan mengocok penisnya sambil melihat video itu.

"Hughh ahh~ bukan saatnya untuk heat. Uh tapi aku ingin hnggh" Axel mengocok terus penisnya, putingnya mengeras dan lubangnya berkedut kedut.

"Ahh ahh shh HNGGH-" Axel melemas setelah orgasme nya. Dia mematikan ponselnya dan meletakkan nya di atas meja. Pandangan nya tak sengaja beralih pada seseorang yang berdiri di ambang pintu dengan senyuman khasnya.

"Tidak cukup menunggu ku pulang dulu?" Ray menutup pintu dan menguncinya. Dia menghampiri Axel yang duduk di sana dengan penisnya yang masih mengeluarkan percum. Tak lupa Ray melepaskan pheromone nya dengan bebas, membuat Axel menutup hidungnya.

"Jangan menutup nya" Ray melepaskan tangan Axel dari hidung nya.

"Hari ini akan jadi malam yang indah, kau akan terus bergantung pada diriku" Axel menatap Ray bingung, dia mulai tak berdaya karena menghirup pheromone milik Ray.

"Angh tidak! Kau selalu menyakiti ku. Aku tidak mau" dengan setengah kesadaran nya Axel mencoba untuk memberontak.

"Shh, baiklah aku akan melakukan nya dengan perlahan" Ray meraih tengkuk leher Axel dan mencium bibirnya lalu melumatnya pelan. Axel menerima ciuman itu, perlahan libidonya naik.

Ray beralih ke leher milik Axel, dia mencium dan menghirup pheromone Axel. Dia menghisap dan menggigit leher Axel.

"Anghh ja-h jangan di gigit mmhhh" Ray tidak mendengarkan, dia menggigit leher Axel dan memberikan tanda di sana.

Ray melucuti semua pakaian Axel dan melepas semua pakaiannya. Tanpa basa-basi, Ray memasukkan jarinya kedalam lubang Axel. Pelan-pelan jarinya semakin bertambah dan tempo kocokannya juga semakin cepat.

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang