25

250 14 2
                                    

Siang hari. Alya duduk di sofa, ia terlihat santai menscroll berita di ponselnya.

"Astaga pacarku yang malang, aku harap dia baik-baik saja" Gumam Alya.

Ting!

Suara notifikasi pesannya masuk, Alya melihatnya sambil tersenyum.

Halo sayang, apa kamu ada waktu?

Alya dengan sigap membalas pesan pacarnya. Ya tepatnya selingkuhan, ia menjalin hubungan dengan alpha bernama Gerald Atlanta. Alya yang sangat menyukai kebebasan dan manja tergiur dengan apapun hal mewah yang diberikan oleh Gerald.

Semenjak Ray dewasa, Alya sangat muak dan merasa bosan. Pasalnya Alya yang meminta hal-hal mahal tidak pernah dituruti oleh Ray, mungkin hanya hal sederhana saja yang diberikan. Alasan Ray tidak lain karena dia masih menggunakan uang dan fasilitas milik ayahnya.

Jadi Ray kukuh memberikan penjelasan dan berjanji pada Alya, ketika ia sudah berhasil menjadi direktur dan bebas dari pemberian ayahnya. Maka ia akan memberikan apapun yang Alya mau. Intinya, Ray ingin menggunakan uang yang murni hasil kerjanya sendiri untuk diberikan pada orang lain dan atas kemauannya.

Hal itu membuat Alya merasa jenuh, merasa tak lagi dicintai oleh Ray. Pada saat itu juga, ia tak sengaja bertemu dengan Gerald di mall. Gerald yang ingin membeli sebuah perlengkapan mahal tak sengaja menabrak Alya yang ingin menuju ke kasir. Hal itu membuat barang-barang yang dibawa Alya jatuh, bahkan ada yang pecah.

Dari sanalah, Gerald mengganti barangnya dan mereka perlahan dekat. Hingga menjalin hubungan yang lebih dari seorang teman. Tentu saja Gerald sendiri tau jika Alya memiliki pacar walaupun Alya tidak pernah mengatakannya.

Mereka bertemu di taman seperti biasa, membeli eskrim dan menghabiskan waktu berdua di kursi taman.

"Sayang, kamu tau? Berita seorang alpha perempuan yang kecelakaan menabrak pohon itu?" Tanya Gerald sambil mengelus surai Alya.

"Hum! Aku tau" Singkat Alya sambil memakan eskrimnya.

"Kasian sekali ya, walaupun alpha tapi dia seorang perempuan. Pasti sedikit rapuh, semoga dia baik-baik saja" Ucap Gerald prihatin, lalu matanya melirik pada Alya.

Alya tiba-tiba menjadi kepikiran, berita itu sudah berhari-hari, dan Ray juga belum memberikan dia kabar.

"Sayang, bagaimana jika aku kecelakaan seperti itu?" Mendengar hal ini Alya menghentikan makan eskrimnya dan menoleh.

"Tidak, jangan berpikir seperti itu. Jika kamu kecelakaan aku benar-benar tidak akan bisa melihat mu terbaring di rumah sakit dan menahan luka" Ujar Alya sambil memeluk Gerald.

Gerald tersenyum penuh arti. Dia mengelus punggung Alya dan berbisik padanya.

"Terima kasih" Gerald mengecup pucuk kepala Alya. Pasangan itu tersenyum dan melanjutkan acara lovey dovey mereka.

.
.
.

Di rumah sakit yang katanya steril dan harus bersih, juga tak lepas dari ketenangan. Oh itu tidak berlaku pada kamar pasien Rayya Ametystha ini. Selimutnya di bawah, bantalnya dipakai perang, sofa yang sedikit bergeser.

"Astaga kalian ini, siang-siang malah bercanda. Kalian sadar ini di mana hah?" Suara Jie menyadarkan mereka. Ya itu Elis, Ralken dan Ray sedang bercanda di kamar rumah sakit. Beginilah jika 3 orang sefrekuensi disatukan.

"Maaf ibu, hehe aku bosan" Ray menyengir tanpa dosa.

Puk!

"Wtf?" Ray menoleh pada Ralken yang melemparnya dengan bantal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang