1

5.1K 122 4
                                    

Malam hari di Maniac City, sedang di adakan acara besar. Tepatnya di kediaman Anderson, sebuah pesta ulang tahun ke 20 tahun putra keluarga Anderson yaitu Arven Anderson. Putra bungsu dari Morten Anderson dan Monica Anderson.

Keluarga Anderson hanya keluarga biasa, hanya saja mereka kaya. Pesta ulang tahun nya begitu megah dan mewah, kue nya tumpang 5, minuman nya segala macam, makanan mahal, dan tamu nya juga mahal.

Tamu pesta ulang tahun sebagian besar CEO yang ada di Maniac City, ada pun teman-teman Arven yang ikut merayakannya.

Tapi, tamu yang benar-benar mahal disini hanyalah satu. Seorang wanita duduk dengan kaki yang di silangkan. Memakan kudapan yang terlihat seperti onde-onde.

Matanya melirik-lirik sekitar, sampai akhirnya terdengar suara dari atas panggung.

"Selamat makan semuanya. Mohon para hadirin yang hadir pada pesta tuan muda Arven untuk duduk di tempat yg sudah di sediakan. Karena acara akan segera di mulai." Begitulah kata MC yang ada di atas panggung.

Semua duduk di kursi yang bisa di bilang cukup mewah hiasannya.

"Baik, sebelum itu izinkan saya untuk membacakan urutan cara hari ini"

"Acara pertama, menyanyikan lagu ulang tahun"

"Acara kedua meniup lilin dan memotong kue"

"Acara ketiga makan bersama"

"Acara keempat penyerahan hadiah dan ucapan selamat"

"Acara kelima penutup"

"Baik kita mulai acara pertama, yaitu menyanyikan lagu ulang tahun"

Semua bertepuk tangan kala musik terdengar. Dan semua bernyanyi dengan bergembira tak peduli muda tua.

Setelah semua selesai menyanyikan lagu ulang tahun di lanjutkan dengan acara ke dua yaitu meniup lilin dan memotong kue.

"Make a wish" Ucap sang ayah pada Arven

Arven memejamkan mata nya lalu meniup lilin nya. Seketika suasana menjadi berisik karena suara tepuk tangan. Tiba saatnya memotong kue.

Seperti biasa, ketika sudah memotong kue putri maupun putra akan memberikan ke orang tuanya lebih dulu.

Setelah Morten dan Monica mendapat kue, Arven memotong lagi dengan ukuran sedikit lebih besar. Dia menatap wanita yang duduk agak jauh di hadapannya. Dia berjalan menghampiri wanita itu.

"Ray, ini untukmu" Senyum Arven sambil memberikan kuenya.

"Letakan, pergi dan terimakasih" Ray menjawab singkat dan masih fokus dengan ponselnya.

"Kau tak mengucapkan ulang tahun untukku?" Ucap Arven dengan cemberut.

"Selamat ulang tahun" Ray mengucapkannya tanpa melihat sedikit pun kepada Arven.

Arven yang kesal mengambil paksa ponsel milik Ray dan mengangkat tangannya.

"Hey, ponselku" Ray bangun dari duduknya.

Ray mencoba mengambil nya, jujur saja Arven sedikit lebih tinggi darinya, jadi agak susah untuk merebut ponselnya kembali.

"Kembalikan, kau tak tau seberapa penting hal yang ada di ponselku!" Ray berteriak tapi perlahan, sehingga tak bisa di dengar oleh semua orang.

"Apa itu lebih penting daripada aku?" Tanya Arven.

Ray memutar bola matanya malas dan mencoba mengambil ponselnya dengan melompat. Arven mundur dan semakin mundur dengan posisi tangannya yang terangkat memegang ponsel milik Ray.

Alpha WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang