"ARGHHHH!" Hyunsuk berteriak frustrasi sebelum menghantukan kepalanya ke meja kerja. Pria itu sedikit mengaduh sambil mengusap-usap keningnya yang terasa nyeri.
Mata pria itu bergerak guna melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 10 malam. Ia menghela napas pelan, gara-gara kesalahan salah satu pegawainya Hyunsuk jadi harus terjebak di kantor dengan tumpukan kertas menggunung yang membuat kepalanya pusing dua belas keliling. Pria itu menghela napas, masih terngiang dalam kepalanya kala Yedam meneleponnya beberapa jam yang lalu.
"Kak, kapan pulang? Kak Chio membuat masakan kesukaan kakak loh. Adik-adik juga menunggu kakak pulang"
Dari belakang, Hyunsuk dapat mendengar quarto kurcaci yang berebut hendak berbicara dengan dirinya. Dapat Hyunsuk pastikan Yedam pasti tengah kelimpungan saat ini, "Damie"
"Iya kak? Apa kakak sedang berkendara? Maaf Ye-"
"Kakak akan pulang larut, ada beberapa masalah di perusahaan yang harus kakak urus. Kau makanlah bersama kakak-kakak dan adik-adikmu yah, jangan tunggu kakak pulang"
Ada jeda sejenak di ujung sana. Hyunsuk tahu ia pasti sudah mengecewakan adik-adiknya lagi, "Oh begitu kak, maaf karena meneleponmu. Kalau begitu aku akan bilang pada yang lain. Kakak jangan lupa makan yah"
"Iya, maafkan kakak Damie"
"Tak perlu minta maaf kak, kalau begitu aku tutup teleponnya" ucap Yedam setelahnya memutuskan sambungan telepon.
Mengingat itu membuat rasa bersalah berhasil menyelip dalam hati Hyunsuk kembali. Ia pasti sudah mengecewakan adik-adiknya yang menunggu kehadirannya di rumah. Semua ini karena pekerjaan sialan yang harus ia lakukan.
Suara pintu di ketuk mengalihkan atensi Hyunsuk, "Masuk" ucapnya parau
Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok pria jangkung dengan pakaian necisnya, "Oh wow, apa di sini baru saja terjadi perang?" Tanyanya kala melihat ruangan Hyunsuk yang begitu berantakan.
Hyunsuk mendengus, memandang sebal pada asisten pribadinya itu, "Shut your mouth Choi Yeonjun" ucapnya galak.
"Okey, okey, chill cousin. Aku cuman bercanda" ucap Yeonjun sambil terkekeh.
"Ada apa ke sini? Tolong jangan bilang ada tambahan berkas yang harus segera aku periksa sekarang. Cuz i'm hella tired right now"
"Sayangnya, gak ada" sahut Yeonjun yang mendapat delikan maut dari Hyunsuk, "You can go home now and meet your brother's. Aku tahu kepala kamu lebih pusing masalah adik-adik kamu dari pada kerjaan"
Hyunsuk menghela napas pelan, "Mereka pasti udah tidur Jun. I feel bad for them"
"Why?" Tanya Yeonjun sambil mendudukan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Hyunsuk. Ia pikir sepupunya itu tengah memerlukan teman untuk bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionJika ada yang bertanya pada Junghwan apa harta paling berharga yang ia miliki. Maka anak dengan pipi gembul itu akan menjawab dengan lantang, "Kakak-kakakku". Karena bagi Junghwan, tak ada harta karun yang lebih berharga di bandingkan keluarganya.