"Tuan Jung tolong batalkan semua meeting hari ini. Iya, saya tau meeting itu penting tapi tak ada yang lebih penting dari pada adik saya. Batalkan saja, nanti saya yang urus atau limpahkan dulu semua hal pada Yeonjun, ia pasti bisa mengatasinya."
Hyunsuk memutus sambungan telepon secara sepihak. Pria itu menghela napas sebelum mendudukan dirinya di sofa yang tersedia. Pria itu menatap Jaehyuk yang masih berbaring dengan napas teratur di ranjang pesakitan. Setelah di bawa ke unit gawat darurat dan ditangani oleh dokter pada akhirnya Jaehyuk dapat di pindahkan ke ruang rawat vvip.
Dokter mengatakan Jaehyuk demam tinggi, terlambat sedikit saja hal yang tak diinginkan dapat terjadi pada Jaehyuk. Hyunsuk sendiri memutuskan untuk tidak pergi bekerja meski sebenarnya ada banyak rapat penting yang harus dilakukannya. Prioritasnya kini adalah keselamatan dan juga kesehatan Jaehyuk.
"Kak, ke kantor saja. Aku bisa menjaga Jaehyuk," Jihoon yang juga turut mengajukan cuti dadakan kepada kantornya pada akhirnya buka suara. Ia rasanya tak tega melihat kakak sulungnya yang terlihat pusing juga letih.
"Tak perlu khawatir masalah kantor, aku bisa mengurusnya nanti. Lagipula fungsi Yeonjun itu untuk saat-saat seperti ini" ucap Hyunsuk sambil mengulas sebuah senyuman, "Jaehyuk kapan sadar yah?" Tanyanya khawatir.
"Kata dokter sebentar lagi Jaehyuk pasti akan sadar, kita hanya harus bersabar kak"
Hyunsuk menganggukan kepalanya pertanda mengerti, "Quarto kurcaci bagaimana? Aku dengar dari Junkyu mereka menangis kencang tadi pagi. Junghwan dan Jeongwoo juga terlihat ketakutan, mereka pasti kaget menemukan Jaehyuk dalam keadaan seperti itu"
"Kata Yoshi ke-empatnya sangat murung ketika pergi ke sekolah, tidak seperti biasanya yang suka ricuh seperti monyet lepas kandang," ucap Jihoon yang mendapat dengusan dari Hyunsuk.
"Kalau mereka monyet kau juga monyet. Kan kau kakaknya"
"Kakak juga berarti monyet, kan kakak juga kakak mereka"
"Ya sudah, sesama monyet jangan saling mendahului" balas Hyunsuk
Jihoon mengerlingkan matanya malas, "Lanjut lagi tidak nih ceritanya?"
"Lanjutkan dong,"
"Iya, bahkan sepanjang perjalanan Junghwan masih menangis kecil sampai harus ditenangkan oleh Junkyu. Pulang sekolah nanti adik-adik yang lain juga akan segera menyusul ke rumah sakit"
Hyunsuk yang mendengar itu menganggukan kepalanya pelan pertanda mengerti, "Kalau kau mau istirahat, istirahat saja. Aku akan mengerjakan beberapa urusan kantor," ucap Hyunsuk.
Hyunsuk lantas mengambil tabletnya dan mulai fokus dengan benda persegi itu. Jihoon sendiri langsung saja merebahkan dirinya di sofa dengan paha Hyunsuk sebagai bantalnya. Jarang-jarangkan ia dapat tidur di saat jam kerja seperti ini. Jadi, harus ia pergunakan dengan baik.
—
Mata Jaehyuk mengerjap pelan kala retinanya menangkap sinar lampu. Pria itu meringis kecil kala merasakan kepalanya sedikit pusing namun tubuhnya jelas terasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Pria itu menatap bingung ke sekitar lalu sesekon kemudian ia baru menyadari ruangan yang tengah ia tempati bukanlah kamarnya. Ia juga baru menyadari bahwa terdapat selang infus yang menancap di tangannya. Dari sini Jaehyuk dapat menyimpulkan bahwa ia berada di Rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionJika ada yang bertanya pada Junghwan apa harta paling berharga yang ia miliki. Maka anak dengan pipi gembul itu akan menjawab dengan lantang, "Kakak-kakakku". Karena bagi Junghwan, tak ada harta karun yang lebih berharga di bandingkan keluarganya.