28. Attack On Cousin Pt.2

330 29 4
                                    

Entah sudah berapa jam yang dihabiskan oleh kedua sulung dalam keluarga masing-masing itu untuk menonton film sambil menikmati ayam dan juga Cola yang dipesankan oleh Hyunsuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah sudah berapa jam yang dihabiskan oleh kedua sulung dalam keluarga masing-masing itu untuk menonton film sambil menikmati ayam dan juga Cola yang dipesankan oleh Hyunsuk. Sungguh ini rasanya seperti sebuah keajaiban baik bagi Hyunsuk maupun Yeonjun karena dalam beberapa jam ini tak dibuat pusing oleh ulah adik-adik dari masing-masing pria itu. Apalagi untuk Yeonjun yang tak perlu berurusan dengan adik ketiganya yang sangat nakal dan berisik, Choi Beomgyu.

"Ah, ini surga!" Pekik Yeonjun setelah credit scene dari film ke-lima yang ditontonnya dengan sang sepupu muncul di layar.

Hyunsuk mendengus, "Nanti juga kau akan mencari adik-adikmu. Percayalah, rasanya ada yang aneh jika hidupmu tiba-tiba menjadi damai" ucap Hyunsuk

"Kau benar, aku sedikit merindukan mulut motor Choi Beomgyu" ucap Yeonjun

"Kalau begitu bagaimana kalau kita cek keadaan mereka? Sebentar lagi juga makan siang, pasti Chio, Asahi dan Soobinie sudah selesai memasak" ucap Hyunsuk sambil bangkit berdiri yang disusul oleh Yeonjun.

Hyunsuk pun berjalan ke arah depan pintu dan sedikit terkejut kala menemukan sosok Asahi yang sepertinya baru akan mengetuk pintu kamarnya, "Ah, aku baru saja mau mengetuk kamar Kak Hyun," ucap Asahi, "Makan siang sudah siap kak. Sebaiknya Kak Hyun dan Kak Yeonjun segera turun ke ke bawah" lanjutnya

"Baiklah, terima kasih banyak Sahi-ya," ucap Hyunsuk sambil mengusap puncuk kepala adiknya itu, "Ngomong-ngomong bagaimana keadaan quarto kurcaci?" Tanya Hyunsuk.

Sebenarnya setelah pintu kamarnya di buka. Telinganya dapat dengan jelas mendengar pekikan dari adik-adik mininya yang saling bersahutan dengan pekikan dari Beomgyu dan juga Hueningkai. Padahal letak ruang bermain adik-adiknya itu ada di lantai pertama sementara kamarnya berada di lantai kedua. Jadi, bisa dibayangkan bukan sekencang apa suara adik-adik mininya itu juga suara Beomgyu dan Hueningkai?

Asahi menghela napas, "Lebih baik kakak tidak perlu menengok ruang bermain quarto kurcaci kalau tak ingin terkena serangan jantung seperti Chio" ucap Asahi

"Jika kau berkata seperti itu yang ada kami makin penasaran," timpal Yeonjun sambil merangkul bahu Hyunsuk, sementara Hyunsuk menganggukan kepalanya menyetujui pernyataan sepupunya itu.

"Aku sudah peringatkan loh yaah, aku tidak akan tanggung jawab kalau kak Hyun dan kak Yeonjun sampai pingsan nantinya," ucap Asahi, lalu tanpa menunggu balasan pria berwajah sedatar tembok itu pun berlalu pergi.

Seperginya Asahi, Hyunsuk dan Yeonjun saling tatap. Seolah dapat memahami isi kepala masing-masing keduanya pun berjalan menuruni tangga menuju ruang bermain quarto kurcaci. Semakin mendekati tempat itu, semakin terdengar dengan jelas pula pekikan-pekikan nyaring dari quarto kurcaci dan juga Beomgyu dan Hueningkai. Sesaat setelah keduanya berdiri tepat di depan kamar bermain, rahang keduanya kompak jatuh ke bawah menyaksikan ruangan yang sepertinya sudah tidak bisa dikatakan sebagai ruangan lagi saking berantakannya seolah-olah ruangan itu baru didatangi oleh angin topan.

My TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang