Terhitung sudah dua minggu Junghwan masuk ke taman kanak-kanak, bungsu dari keluarga Choi itu nampak lebih bahagia serta aktif dari sebelumnya. Di setiap makan malam Junghwan sama sekali tak pernah melewatkan kesempatannya untuk menceritakan harinya di taman kanak-kanak kepada kakak-kakaknya yang lain. Seperti malam ini, si kecil nampak tergesa-gesa menghabiskan makan malamnya seolah sudah tak tahan ingin segera menceritakan hari yang telah ia lalui kepada kakak-kakaknya.
"KAK HYUN!" pekik Junghwan sesaat setelah ia menyelesaikan makan malamnya. Pekikan dari si bungsu itu kontan membuat Hyunsuk yang tengah tenang menyeruput kuah sup rumput laut jadi tersedak karena terkejut. Asahi yang kebetulan duduk di sebelah Hyunsuk pun dengan segera memberikan gelas berisi air yang langsung di tandas habis oleh Hyunsuk.
"Adek, tidak baik berteriak di meja makan," tegur Jihoon
"Hehehe maaf kak Hoon, kak Hyun," sahutnya menyesal
"Kenapa Hwanie memanggil kakak hm?" tanya Hyunsuk setelah ia selesai dengan acara tersedaknya.
Mata Junghwan kembali berbinar, kepalanya mulai mengulang kembali memori siang tadi ketika dirinya tengah makan siang dengan Niki, "Junghwan bisa naik sepedah tidak?" tanya Niki sesaat setelah ia mengigit onigiri besar yang di buat oleh bundanya
"Bisa" balas Junghwan dengan penuh percaya diri
"Sepedah roda dua bisa?" tanya Niki
Junghwan diam, ia lalu mengelengkan kepalanya pelan, "Tidak bisa," balasnya jujur, "Memangnya Niki bisa?" tanya Junghwan dengan pandangan penuh tanya
Niki menghentikan sejenak kegiatan makannya, anak itu bersidekap dada lalu menaikkan dagunya ke atas sambil tersenyum miring, "Bisa donggg, aku di ajarkan oleh ayahku" ucapnya bangga.
"Yah sayang sekali," ucap Junghwan, bahunya nampak terkulai lemas, "Hwanie tidak punya ayah berarti Hwanie tidak bisa belajal naik sepedah loda dua"
"Eh, Hwanie tidak punya ayah?" tanya Niki, ia yang tadinya bersidekap dada pun kembali menurunkan tangannya.
Junghwan mengangguk, "Hwanie juga tidak punya ibu," tambah Junghwan sambil tersenyum. Meski Niki tahu senyum itu hanyalah sebuah senyum palsu
"Maaf Hwanie, Niki tidak tahu" ucap Niki merasa bersalah
"Eh tidak apa-apa kok, Niki tidak salah. Lagipula Hwanie punya 11 kakak kelen jadi Hwanie tidak pelnah merasa sepi" ucap Junghwan kali ini menunjukkan seulas senyum lebar
Wajah Niki mendadak berseri, "Bagaimana kalau Hwanie minta ajarkan pada kakak-kakak Hwanie? Nanti kalau Hwanie sudah bisa sepedah roda dua kita bisa bermain bersama di taman"
"UWAAH NIKI IDE YANG HEBAT!," pekik Junghwan sambil memeluk sahabatnya itu, "Nanti pasti Hwanie akan minta kakak-kakak Hwanie untuk mengajalkan Hwanie sepedah loda dua!" lanjutnya dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionJika ada yang bertanya pada Junghwan apa harta paling berharga yang ia miliki. Maka anak dengan pipi gembul itu akan menjawab dengan lantang, "Kakak-kakakku". Karena bagi Junghwan, tak ada harta karun yang lebih berharga di bandingkan keluarganya.