Saat ini para sesepuh keluarga Choi (minus Hyunsuk yang masih belum pulang dari kantor) tengah berkumpul di ruang keluarga. Jam sudah menunjukkan pukul 10 tepat yang mana seharusnya para penghuni rumah sudah terlelap tidur. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Mata para sesepuh masih terbuka dengan lebar lengkap dengan wajah frustrasi seperti orang yang tengah di kejar pinjaman online.
Jihoon menghela napasnya yang membuat seluruh atensi langsung tertuju kepada si paling tua kedua, "Jadi bagaimana soal tugas sekolah Hwanie?" Tanyanya yang langsung di balas helaan napas dari adik-adiknya yang lain.
Ah, mari kita mundur ke belakang sedikit. Di mana akar permasalahan ini bermula. Saat itu, Jihoon tengah berada di kamarnya. Ia sedang bersiap-siap untuk tertidur di ranjang empuknya. Mumpung bukan jadwal dirinya yang harus menidurkan para quarto kurcaci yang terkadang membuat kepalanya cenat-cenut. Baru saja Jihoon hendak menjatuhkan bokongnya di kasur namun suara ketukan pelan terdengar dari arah pintu kamarnya yang membuatnya mau tak mau harus bangkit berdiri.
Jihoon pun berjalan lalu membuka pintu kamarnya dan mendapati sosok Yoshi dan juga Junghwan yang nampak tengah menunduk sambil memilin-milin tangan mungilnya, "Ada apa Yoshi-ya, Hwanie?" Tanya Jihoon
Junghwan mendongak menatap ke arah Yoshi dengan pandangan memelas, "Ayo katakan Hwanie tidak apa-apa" ucap Yoshi sambil mengelus pucuk kepala Junghwan.
Sebelah alis Jihoon terangkat naik, "Ada apa?" Tanyanya ulang sambil mensejajarkan tingginya dengan Junghwan yang kembali menunduk.
"Itu, emm, Kak Hoon tapi janji jangan malah yah?" Tanya Junghwan
"Hmm, itu tergantung sih" ucap Jihoon
"Ahhh kak Hoon" rengek Junghwan
Jihoon terkekeh lalu mencubit pelan pipi tembam adik bungsunya itu, "Kenapa?" Tanyanya lembut
"Ituuu, adek lupa kalau besok bu Jisoo meminta adek untuk membawa tanah giat" ucap Junghwan
"Hah? Tanah giat?" Tanya Jihoon tak paham
"Liat maksudnya kak Hoon," koreksi Yoshi
"Ohh tanah liat," ucap Jihoon, setelahnya si sulung kedua itu menghela napasnya pelan, "Hwanie, ini kan sudah malam mau cari tanah liat di mana?" Tanya Jihoon
Bibir Junghwan mengerucut, "Hwanie tidak tahu. Tapi, kalau tidak bawa besok nanti Hwanie tidak bisa ikut kelas plakalya"
"Kenapa tidak bilang sore tadi?" Tanya Jihoon
"Maaf, Hwanie lupa. Hwanie keasikan main dengan kakak-kakak mini" jelas Junghwan
Jihoon memijat pelipisnya, sementara Junghwan yang melihat itu makin memilin-milin tangannya tak enak, "Maaf kak Hoon, jangan malah" cicitnya takut.
Jihoon yang mendengar itu kembali menghela napasnya pelan, "Lain kali kalau ada tugas beri tahunya lebih awal yah Hwanie agar kakak-kakak punya waktu untuk mencari tugas Hwanie, kalau sudah malam begini kan kakak-kakak juga bingung. Ya sudah sekarang Hwanie tidur saja yah, nanti kak Hoon coba carikan tanah liat. Tapi kalau tidak ketemu tidak apa-apa yah?" Ucap Jihoon
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionJika ada yang bertanya pada Junghwan apa harta paling berharga yang ia miliki. Maka anak dengan pipi gembul itu akan menjawab dengan lantang, "Kakak-kakakku". Karena bagi Junghwan, tak ada harta karun yang lebih berharga di bandingkan keluarganya.