Junghwan kecil mengucek matanya pelan, si bungsu dari keluarga Choi itu baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Si kecil mengernyit kala melihat kakak-kakaknya (termasuk juga kakak-kakak mininya) sedang berdiri berjejer.
"1..2..3," si kecil bergumam. Mengernyit kala mendapati kakak-kakaknya hanya ada sembilan termasuk dirinya jadi sepuluh.
"Kak Mashi dan Kak Damie mana?" Tanya si kecil kala menyadari bahwa ia tak menemukan presensi kedua kakaknya.
Jihoon yang sepertinya menyadari kehadiran si kecil berbalik. Pria itu tersenyum, meski jelas Junghwan melihat jejak air mata di pipi kakaknya itu. Senyum sang kakak bahkan tak menyentuh mata pria itu yang biasanya membentuk sabit terbalik jika tersenyum
"Hwanie sudah bangun?" Tanyanya dengan suara serak.
"Kak Hoon, Kak Damie sama Kak Mashi mana?" Tanya si kecil panik, "Hwanie nda liat kak Damie dan Kak Mashi dimana-mana"
Jihoon mengendong si kecil, membawanya mendekati kakak-kakaknya yang masih setia berjejer. Di depan pintu utama rumahnya, dapat ia lihat sosok Mashiho dan Yedam dengan tas besar di masing-masing punggungnya. Kak Yedam bahkan membawa serta gitar kesayangannya. Keduanya menatap ke-sepuluh saudaranya dengan pandangan sendu.
"Terima kasih Chio, Damie. Tolong jangan sakit dan bertemulah dengan orang-orang baik. Hati-hati di jalan" ucap Asahi dengan wajahnya yang masih setia datar, namun dari getar suaranya jelas ia tengah menahan perit dalam hatinya.
"Kembalilah ke rumah kapapun kalian lelah, kami akan selalu ada di sini sampai kapan pun" ucap Hyunsuk sambil tersenyum.
"Kami pamit yah," sahut Mashiho
"Kami menyayangi kalian," sambung Yedam.
Lantas kedua pun melambaikan tangan sebelum berbalik pergi melalui pintu utama. Junghwan yang melihat itu jelas kebingungan, apalagi mendapati kakak-kakaknya yang lain ikut melambaikan tangan ke arah kak Yedam dan Kak Mashi seolah-olah keduanya akan pergi jauh dan tak akan pernah kembali lagi.
"Kak Damie sama kak Chio mau kemana? Adek mau ikut! Adek mau ikut kak Damie dan kak Chio!" Isak Junghwan pada akhirnya pecah. Si kecil mencoba memberontak dari gendongan Jihoon.
"Hwanie sama kakak-kakak yang lain yah," ucap Jihoon mendekap erat tubuh mungil Junghwan, "Jangan ikut pergi" bisiknya lembut.
"Kak Hoon, kak Damie dan kak Chio mau kemana? Hiks Hwanie mau ikut hiks. Hwanie mau kak Chio dan kak Damie"
"KAK CHIO, KAK DAMIE, JANGAN PERGI!"
Junghwan terbangun dengan napas terengah-engah. Si kecil menatap ke sekeliling dan menyadari bahwa ia masih berada di kamarnya. Kakak-kakak mininya pun masih tertidur di kasur masing-masing. Si kecil terdiam, ia mengusak pipinya yang terasa basah.
Tadi itu hanya mimpi buruk Junghwan saja kan?
Si kecil dengan segera bersusah payah turun dari ranjangnya. Ia berlari dengan panik keluar dari kamar dan tanpa sengaja berpapasan dengan Kak Jaehyuk yang nampak masih mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionJika ada yang bertanya pada Junghwan apa harta paling berharga yang ia miliki. Maka anak dengan pipi gembul itu akan menjawab dengan lantang, "Kakak-kakakku". Karena bagi Junghwan, tak ada harta karun yang lebih berharga di bandingkan keluarganya.